Semua Tetap Sama - Karma x Aoi
Crossover
Ansatsu Kyoushitsu @ Yuusei Matsui
Owari no Seraph @ Takaya Kagami & Yamato Yamamoto
Story by Nijimura Michiko
Warning!
Gaje,Ooc,typo dah biasa!
.
.
.
.
Aoi pov
Bisakah kau melihatku tanpa memandangku sebagai bawahanmu?
Aku pernah berpikir, jika aku berada didekatmu membuatku tenang dan senang.
Tapi ternyata tidak.. Kau begitu berbeda.
Ambisi mu terlalu besar, tak heran kau dilahirkan dari keluarga Hiiragi.
Kau sangat egois, bahkan mungkin tanpa kehadiranku pun kau takkan kehilanganku.
Semua tetap sama, ada dan tanpa aku kau takkan pernah berubah.
Aoi pov end..
.
.
.
.
Normal Pov
Aoi menghela nafasnya berat sambil memandang langit yang berhiaskan merah jingga.
Pekerjaannya telah rampung dari satu jam yang lalu. Barang-barangnya pun telah ia kemas dengan rapih.
Ia sudah memantapkan hatinya kali ini.
"Kau melamun? Tak biasanya hehe~" ujar Shinya tiba-tiba. Aoi menatap datar pada adik dari atasannya - ralat - mantan atasannya.
"Shinya? Sejak kapan kau disini?" tanya Aoi dengan nada datarnya yang khas.
"Sejak kau melamun mungkin" jawab Shinya enteng. Setelahnya ia terkekeh pelan, entah karena apa.
"Aku tidak melamun.." sangkal Aoi, kini ia menatap prajurit yang tengah berlalu lalang di bawah.
"Tapi tatapanmu kosong seperti ikan mati" ujar Shinya pelan, bibirnya melukis senyum mengejek.
Tangannya ia masukkan ke saku celana dan menghela nafasnya pelan.
'Mungkin tak ada dalqhnya mengobrol sebentar' pikir Shinya.
"Emm, aku ingin bertanya satu hal. Jika kau tak keberatan tentunya" ujar Shinya tanpa menoleh menatap lawannya.
"Ya, silahkan saja" balas Aoi singkat.
"Kenapa kau berhenti dari pekerjaanmu?" tanya Shinya to the poin.
Aoi mengerjapkan matanya pelan, ia tak menyangka Shinya akan menanyakan hal ini padanya.
"Ah...." bibirnya membuka, namun tak ada kata yang keluar darinya.
"Hm?" Shinya masih menunggu dengan sabar, meski ia sangat penasaran dengan jawabannya.
"Entah, aku hanya menuruti kata hati ku" jawab Aoi akhirnya, ia menatap Shinya yang juga tengah menatap nya.
Dahi Shinya berkerut saat mendengar jawaban dari Aoi.
"Bukankah keluargamu-" kalimat Shinya terpotong.
"Tidak Shinya, aku sudah mendapatkan izin dari keluarga ku makanya aku berani mengambil keputusan ini" potong Aoi cepat.
Ya, Shinya sudah tau kalau keluarga Aoi (sanguu) tak berbeda jauh dengan Hiiragi.
"Wow, tak biasanya. Pasti ada hal lain di balik ini semua kan?" ujar Shinya yang tanpa sadar menambah pertanyaan.
"Kau memang peka seperti biasa" Aoi beralih menatap senja yang sudah hampir tenggelam.
"Aku anggap itu sebagai pujian" ujar Shinya tanpa mengalihkan pandangannya dari Aoi.
Hening
"Aku akan menikah.." ujar Aoi tiba-tiba, yang membuat rekan nya terkejut.
"Dan, aku ingin membuat garis baru dihidupku" sambung Aoi kemudian.
"Menikah bukan jalan yang pas untuk sebuah pelarian semata" ujar Shinya setelah hilang dari rasa terkejutnya.
Aoi melirik sekilas kemudian menyunggingkan senyum tipis.
"Aku tidak menjadikan pernikahanku sebagai pelarian, mengapa kau berasumsi seperti itu Shinya?" balas Aoi sambil bertanya balik.
"Karena yang ku tahu, kau menyukai Kak Kureto" jawab Shinya santai.
"...."
Shinya terkekeh pelan, ternyata dugaannya selama ini benar.
"Aku benar ternyata" ujar Shinya.
"Y-ya, mungkin itu dulu Shinya. Sebelum aku memutuskan membuka hatiku untuk orang lain" balas Aoi sedikit gugup.
"Jadi siapa orang yang beruntung itu?" tanya Shinya penasaran, mengingat Aoi adalah tipe yang sulit didapatkan.
"Akabane Karma namanya" ujar Aoi dengan senyum yang mengembang.
"Akabane, sepertinya tidak asing" ujar Shinya sambil memangku dagunya. Pose berpikir.
"Ya, dia masuk ke dalam list pengusaha muda yang sukses" ucap Aoi bangga.
"Aku tak menyangka tipe mu yang seperti itu" ungkap Shinya jujur.
"Dia orang yang hebat dan aku mempunyai alasan tersendiri" ujar Aoi sambil mengingat calon suaminya.
"Selain itu?"
"Sebenarnya kami sudah di jodohkan sebelum aku masuk ke sini"
"Jadi begitu.."
****
Para tamu undangan telah datang untuk meramaikan acara.
Para prajurit kekaisaran juga hadir, tapi sebagian berjaga di tempat tertentu. Siapa tahu ada sosok vampir yang tiba-tiba datang dan mengacaukan semuanya.
Bel pernikahan telah dibunyikan, pengiring lagu pun segera memainkan orkestra.
Pengantin pria telah menunggu didepan Altar.
Sosoknya berdiri dengan gagahnya dibalut jas putih, rambutnya di sisir ke kanan juga memakai pomade dirambut, semakin menambah ketampanannya.
Para tamu pun segera mengisi tempat yang kosong untuk melihat janji suci.
Mempelai wanita memasuki gereja setelah lagu pernikahan di nyanyikan, sosoknya yang dibalut gaun pengantin berjalan dengan anggun, wajahnya di tutup oleh tirai tipis (ane kagak tau namanya apa) namun tak bisa menyembunyikan kecantikannya.
Dan tibalah saat mereka mengucapkan ikrar suci.
Pendeta menatap kedua mempelai secara bergantian.
"Apa kalian sudah siap dan yakin?" tanya sang pendeta.
"Ya.." jawab kedua mempelai secara bersamaan.
"Baiklah kita akan mulai sekarang" ujar pendeta sambil tersenyum tipis.
Skip
Pesta telah usai para tamu undangan pun sudah pulang kerumah mereka masing-masing.
Kini Aoi tengah berkutat di dapur untuk memasak sesuatu. Tubuhnya memang lelah dan butuh istirahat tapi perut nya terus berteriak minta diisi.
Karma menatap prihatin istrinya kemudian ia mendekati Aoi.
"Biar aku saja yang memasak, duduklah" pinta Karma pada Aoi.
"Eh? Tapi kau pasti lelah Karma-kun" tolak Aoi halus.
Karma tersenyum tipis, tangan kanannya mengambil pisau lain sedangkan tangan kirinya mengambil alih talenan yang sedang di pegang Aoi.
"Tidak, aku lagian aku juga sudah biasa melakukan ini. Kau duduk saja" ujar Karma ia menatap lembut sosok istrinya.
"Baiklah.." ucap Aoi lirih.
Aoi duduk di meja makan yang tak jauh dari dapur.
'Aku sangat beruntung mendapatkannya' batin Aoi.
Tatapan Aoi tak lepas dari sosok Karma yang sedang memasak.
'Semoga kami-sama tetap memepersatukan kami' ucap Aoi penuh harap.
****
"Jadi sebenarnya kakak sudah tau?" tanya Shinya pada Kureto.
Tatapan Kureto tak lepas dari dokumen, tapi Shinya tau bahwa tatapan itu tak sepenuhnya menatap kertas.
"Ya, aku sudah tau bahwa Aoi menyukai - mencintai - ku" jawab Kureto pelan, nadanya memang datar. Tapi jika didengarkan dengan baik, ada segores luka disana.
"Lalu kenapa kakak tidak m-" kalimat Shinya terpotong.
"Kau tahu? Bagaiman jika Hiiragi dan Sanguu menjadi satu? Itu tidak akan lebih baik" ujar Kureto yang kini berhadapan dengan Shinya.
Shinya membenarkan kata-kata kakaknya. Sanguu dan Hiiragi tak jauh beda, jika mereka bergabung maka..
Lamunan Shinya buyar, saat mendengar kalimat Kureto selanjutnya.
"Lagi pula, ada atau tidak adanya aku, semua tetap sama" ujar Kureto sambil tersenyum tipis.
Owari~
Fyuuuh~~
Tinggal 3 bagian lagi yg belum selesai..
Mohon kritik serta saran nya!
Salam
Nijimura Michiko
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro