Ketika Shun Jatuh Cinta
Kuroko no Basuke @ Tadatoshi Fujimaki
Story by Nijimura Michiko
Chara : All Nijimura's Family
Genre : Humor Gagal
Warning!
Gaje, Ooc, typo dah biasa!
.
.
.
.
"Kyaaaa mamaaaa!"
"Mamaaaaaaaa! Papaaaaaa!"
"Uwaaaaaa!"
"Shhht!"
Ran mengernyitkan alisnya heran ketika mendengar teriakan tersebut.
Karena penasaran Ran mendekati asal suara dan menemukan ketiga anaknya yang menjadi biang keributan.
"Dichan? Nikata dan Akemi? Bisa kalian jelaskan?" ujar Ran dengan raut datarnya.
Ketiga anaknya langsung terdiam, oh ternyata mereka melakukan kesalahan.
"Mama! Aku melihat paman senyum-senyum sendiri tadi ewwh..." ujar Dichan geli.
"Eh? Paman? Shun maksudnya?" tanya Ran sambil menaikan sebelah alisnya bingung.
"Paman ku siapa lagi ma?" jawab Nikata malas.
"Kan masih ada Karma-jii?" ujar Akemi tiba-tiba.
"Oh iya ku lupa hehe" 😓 balas Nikata sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Jadi..?" tanya Ran.
"Dari tadi paman senyum-senyum terus Mom, ku jadi takut " ujar Akemi jujur.
"Dimana paman?" tanya Ran dengan raut heran.
"Di taman belakang.." jawab Dichan singkat.
Kemudian Ran menuju taman belakang bersama ketiga anaknya.
****
"Ai-chan.." panggil Taka pelan.
"Nani Taka-nii?" jawab Ai yang masih sibuk dengan buku bacaannya.
"Bosan sekali.. Apa kau punya-" kalimat Taka terputus.
"Halo keponakan-keponakan ku tercintah" 😉 sapa Shun dengan semangat.
"Ha??" ujar Taka dan Ai bersamaan.
Taka mengerutkan alisnya ketika melihat penampilan pamannya.
"Paman mau kemana? Tumben rapih amat" ujar Taka to the poin.
Shun terkekeh pelan karena pertanyaan dari keponakannya.
"He~ keponakan ku kepo juga ternyata" balas Shun dengan nada menggoda.
"(-_-)" Taka hanya menatap datar pamannya.
Sedangkan Ai menggelengkan kepalanya prihatin.
"Paman mau pergi dulu ya ~ ittekemasu..." pamit Shun sambil beranjak.
"Itterasai.." jawab Ai pelan.
"Dasar aneh.." gumamnya kemudian.
"Jangan begitu Ai-chan, aneh begitu dia tetap paman mu juga.." ujar Taka pelan, ia sebal sebenarnya tapi bagaimanapun juga Shun tetap pamannya.
"Ha'i Ha'i Taka-nii" jawab Ai yang kini beralih mengutak-atik laptop.
Taka menghela nafas, sebelum memutuskan untuk berkirim email dengan gebetannya, Tria.
****
"Ritsu.." panggil Shuuzo pelan.
"Nani Shuu-nii?" jawab Aritsu tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas kantor.
"Akhir-akhir ini aku merasa ada yang aneh dengan Shun" ujar Shuuzo pelan, ia memijit dahinya yang sedikit pening.
"Shun-nii? Memang dia sudah aneh dari dulu kan?" balas Aritsu enteng yang di balas tatapan tajam dari Shuuzo.
"Ritsu (-_-)"
"Ehehe~ gomen onii-chan~" ucap Aritsu sambil cengengesan.
"Daijoubu desu.." jawab Shuuzo pelan. Ia menghela nafas berat.
"Jadi.. Apa kita harus menyelidikinya?" tanya Aritsu yang kini menatap penasaran pada Shuuzo.
"Mungkin, ide mu bagus juga" jawab Shuuzo, senyum simpul hadir di bibir sekseh nya (wkwkwk)
"Jadi kita mulai kapan?" tanya Aritsu lagi.
"Sekarang juga boleh, mumpung pekerjaan ku sudah selesai" gumam Shuuzo lirih.
****
"Mika! Mika! Coba lihat!" seru Namiya pada kembarannya.
"Hm? Lihat apa?" ucap Namika, sebelah alisnya terangkat heran.
"Itu paman Shun kan?" tanya Namiya sambil menunjuk seseorang.
Namika melihat arah yang ditunjuk kembaran nya. Ia memperhatikan orang yang menjadi tersangka sebagai pamannya.
"Iya sih.. Tapi kenapa paman bawa bunga?" ujar Namika setelah ia meyakinkan diri bahwa itu memang paman mereka. Shun.
"Ku rasa harus kita ikuti deh~" 😈😈 ujar Namiya sambil tersenyum evil.
Namika sweetdrop seketika. Kemudian ia menoleh lagi dimana Shun sedang tersenyum sambil membawa bunga.
"Aku sih ikut aja, penasaran juga kenapa paman senyum-senyum sambil bawa bunga" ujar Namika pada akhirnya.
"Ayo tunggu apa lagi!" ujar Namiya dengan penuh semangat.
Si kembar pun mengikuti Shun diam-diam tanpa ketahuan.
"Eh eh, Mika-nee? Miya-nee? Kalian sedang apa?" ujar Gumi tiba-tiba.
Kedatangan Gumi yang tiba-tiba membuat si kembar terkejut bukan main.
"Shhit!" umpat Miya tanpa sadar.
Gumi menelengkan kepalanya tak mengerti.
"Kalian lagi apa sih?" Gumi pun memutuskan untuk bertanya.
"Diam!" bentak si kembar bersamaan.
"Iy-ya dah " 😓
Mereka pun melanjutkan acara menguntit si paman.
****
Ran dan ketiga anaknya sudah mencari keberadaan Shun keseluruh sudut rumah, tapi mereka tidak menemukan sosok Shun dimana pun. Bahkan mereka mencari Shun di kandang kelinci milik Dichan, siapa tau dia nyasar masuk kesana // gak!
"Aduh... Mama capek nih" ujar Ran sambil duduk dibawah pohon yang duikuti oleh ketiga anaknya.
"Iya Mom, Akemi juga~" balas Akemi yang malah tiduran di rumput.
"Nik Nik, kenapa diem aja?" tanya Ran heran, karena sedari tadi Nikata hanya diam.
"Ku heran Mah, kita belum lama liat paman di taman. Masa gak ada, apa paman ketularan Kuroko-san?" ujar Nikata ngaco :v
Dichan menatap aneh pada adiknya.
"Dek jangan ngaco deh,, kalo paman kayak Kuroko-san terus papa kaya-" kalimatnya terpotong.
"Kayak si Cumi begitu?" sambar Ran cepat.
"Gak juga sih Mah.. Abis kesel nyari paman kesana-kesini gak ketemu " ucap Nikata sambil memanyunkan bibirnya.
'Astogeh, kebiasaan buruk Shuuzo kok nular ke anaknya sih' batin Ran kesal.
****
Aritsu dan Shuuzo yang sedang diperjalanan tiba-tiba menghentikan laju mobil mereka karena melihat orang yang mereka kenal.
Dan di belakang orang itu termyata ada si kembar juga Gumi.
"Apa yang mereka lakukan disini?" ujar Shuuzo sambil menatap keempat orang itu heran.
"Sepertinya aku tau Shuu-nii" ujar Aritsu sambil tersenyum misterius.
"Apa maksudmu?" tanya Shuuzo curiga.
"Si kembar dan Gumi mengintai Shun-nii" jawab Aritsu yakin.
"Jadi?" sebelah alis Shuuzo terangkat.
"Kalau Shuu-nii tak keberatan, lebih baik kita bergabung dengan duo Nami dan Gumi" ujar Aritsu mantap.
"Baiklah.." balas Shuuzo setelah menimbang jawaban.
Mereka pun turun dari mobil dan mengikuti empat orang tersebut setelah memarkirkan mobil mereka.
****
Taka yang sedang asyik berkirim email tiba-tiba terkejut saat sang Papa menelpon nya.
'Angkat tidak ya?' batinnya ragu, namun kemudian ia mengangkatnya juga.
"Moshi-moshi Papa~" sapa Taka riang.
"Moshi-moshi Taka.." ujar Shuuzo membalas sapaan anaknya.
"Taka, apa Taka sama Ai ada dirumah?" tanya Shuuzo pelan, nyaris berbisik.
"Taka sama Ai-chan ada dirumah kok, iya bener, emangnya kenapa pah?" jawab Taka, alisnya mengerut samar atas pertanyyan papa nya.
"Apa mama ada dirumah?" tanya Shuuzo lagi.
"Mama ya? Tadi kulihat lagi ditaman belakang sama Dichan-nee, Akemi-nee dan Nikata-nee" jawab Taka sedikit ragu. Disebarang telepon berisik, sampai-sampai Taka harus nerespon agak lama karena kata-kata papa nya tidak jelas.
"Mika-nee sama Miya-nee? Taka belum liat sih pa" jawab Taka jujur.
"Apa Gumi sedang pergi ke suatu tempat?"
"Iya, Gumi-nee main ke taman sama temennya" jawab Taka pelan, nadanya mulai bosan. Beginilah sang papa jika menelponnya.
"..."
"Pah, Ai-chan pengen ngomong katanya"
"..."
"Papa!"
"....."
"Eh? Oh iya pah! Tadi Shun-jii bersikap aneh dirumah"
"...."
"Iya pa, Shun-jii senyum-senyum sendiri. Sambil bawa bunga!"
"Oh oke pa, papa hati-hati ya!"
"...."
"Dah papa!"
Ai dan Taka melanjutkan kegiatan mereka masing-masing yang sempat tertunda.
Sedangkan di sana Shuuzo dan Aritsu kembali mengikuti Shun dan ketiga anak nya.
****
"Tadaima~" ucap Shun pelan.
"Okaeri jii-san~" balas Ai dan Taka secara bersamaan. Posisi mereka tak berubah semenjak Shun meninggalkan rumah.
Masih duduk manis + anteng di sofa.
"Wah keponakanku manis juga ternyata~" ujar Shun sambil tersenyum jahil.
Shun mendekati Ai dan Taka, tiba-tiba dia..
Cup
Cup
????
"Kyaaaaaaaa mama!" jerit Taka.
"Papa hueeeeee" kini Ai yang menangis.
"Eh? Kok?" Shun kebingungan melihat keponakannya menangis setelah dicium olehnya.
Dug
Tak
Brugh
Ugh
"Ittai..." ujar Shun sambil meringis karena di tendang oleh Taka.
"Huaaaaa mamaaaa aku tidak sucih lagih " ujar Taka histeris.
"Paman 🔪😠" aura Ai mulai menggelap, Ai tidak suka dicium pamannya. Dan seharusnya Shun sudah hafal mengenai ini.
Ran tiba-tiba datang dari arah dapur, wajahnya panik ketika mendengar Taka memanggilnya dan Shuuzo. Apalagi ada suara tangisan, yang membuatnya lebih cemas lagi.
"Ada apa ini? Eh Taka-kun kenapa nangis?" ujar Ran panik.
"Paman! Dia d-dia ah hueee mama..." tangis Taka pun pecah. Ran memeluk Taka dan menepuk punggung anak lelakinya pelan. Berharap sang jagoan tenang seperti biasa.
"Paman mencium Taka-nii mah " 😠 ujar Ai yang masih kesal dengan Shun.
1 detik
2 detik
3 detik
"Eh? SHUN MENCIUM TAKA-KUN??!! NANIKORE???!!" ujar Ran terkejut bukan main.
Matanya menatap Shun yang masih tergeletak di lantai.
"APA KAU SUDAH TIDAK NORMAL HA? 🔪" ujar Ran dengan tatapan membunuhnya.
Taka beralih kepelukan Dichan karena takut pada sosok ibunya ketika sedang marah.
"Ak-ku normal kok nee-san 😓" jawab Shun takut-takut. Ia menatap ngeri sang kakak ipar.
"TERUS KENAPA KAU MENCIUM TAKA HAH?!" raung Ran tanpa menurunkan nadanya.
"Aku hanya menciumnya, kenapa tidak boleh?" ujar Shun heran.
" TENTU SAJA TIDAK BOLEH!
AKU TIDAK MAU TAKA BELOK SEPERTI KALIAN!" sambar Ran cepat. Tanpa tahu sang suami sedang terpaku karena mendengar kalimat tadi.
"Aku gak belok Ran" ujar Shuuzo setelah terpaku cukup lama.
Krik
Krik
Krik
Ran menoleh dan menatap nyalang pada suaminya.
"KAMU BELOK MAS!" ujar Ran sambil menunjuk wajah Shuuzo.
"Aku tidak belok Ran" sangkal Shuuzo dengan tenangnya.
"OH YA?! TERUS KENAPA KAU JALAN SAMA SI JAKI??!!" skakmat.
"Aku hanya berteman dengannya, tidak lebih. Tolong jangan salah faham Ran" ujar Shuuzo berusaha meyakinkan istrinya.
"GIMANA AKU GAK SALAH PAHAM KALO KALIAN AJA GANDENGAN TANGAN MAS?!"
Krik
Krik
Krik
Tbc~
Iseng aja
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro