Friend - Ankyou x OnS
Rate : T
Genre : Friendship
~ Friend~
Ansatsu Kyoushitsu © Yuusei Matsui
Owari no Seraph © Takaya Kagami & Yamato Yamamoto
Chara :
Akabane Karma
Saotome Yoichi
Story by Nijimura Michiko
Warning!
Gaje,Ooc,typo dah biasa
DLDR!
Happy reading minna-san ^^
.
.
.
.
.
Yoichi pov
Lari dan terus berlari, aku tak memperdulikan tubuhku yang sudah penuh dengan luka. Aku terus berlari tapi teriakan itu masih saja kudengar, teriakan memilukan, teriakan kesengsaraan, keputus asaan. Semakin aku melajukan lariku, semakin keras pula teriakan itu terdengar ditelinga ku.
Tanpa ku duga tubuhku ambruk begitu saja di tengah jalan yang terjal. Mungkin tubuhku sudah mencapai batasnya, aku tak berharap banyak. Tapi jika Kami-sama mengijinkan, aku ingin pergi menyusul teman-temanku dan keluargaku.
Perang besar di Nagoya membuat tenaga ku terkuras habis.
Bukan hanya itu, te-teman-temanku, saudaraku mereka.. Perang membuatku kehilangan semuanya, andai saja waktu bisa kuulang. Dadaku sesak saat mengingatnya, kupejamkan mataku dan ku serahkan hidupku pada-Nya.
Yoichi pov end.
Normal pov
Karma merengut kesal, hari ini ia gagal melukai Koro-sensei. Padahal ia sudah melakukan berbagai cara untuk melukai sang guru. Malah sebaliknya, ia yang jadi bahan pembullyan sang guru, bagaimana tidak? Bayangkan saja, Karma seorang laki-laki tapi si gurita kuning malah memakaikannya apron merah muda dengan corak hati.
Karma malu tentu saja, ia kesal bukan main. Mungkin lain kali ia akan lebih berhati-hati.
'Yah, aku akan mencoba nya lagi. Menyerah begitu saja? Itu bukan sifatku.. Kheh tunggu saja pembalasanku ne~ sensei..' ujarnya dalam hati dan jangan lupakan tanduk iblis imajener sudah tumbuh di kepala merahnya.
"Eh?! Apa itu?" Karma menghentikan langkah kakinya dan menatap penasaran kearah buntalan besar di tengah jalan.
Karma sedikit ragu untuk mendekati buntalan itu, tapi rasa penasaran membuatnya malah mendekati sosok tersebut.
Setelah mendekat, Karma menaikan alisnya heran. Sosok ini lebih kecil darinya tapi lebih tinggi dari Nagisa.
Tapi yang lebih mengherankan lagi, kenapa dia tidur di tengah jalan?
Tidak mungkin jika dia orang gila kan?
"Tapi seragam ini, sepertinya tidak asing" gumam Karma pelan saat melihat seragam yang dikenakan oleh Yoichi.
Yah sosok buntalan di tengah jalan tadi.
Saat Karma membalikan sosok itu menjadi terlentang, betapa terkejutnya ia melihat banyaknya goresan luka. Miris. Satu kata yang ada di benaknya.
Karma memeriksa denyut nadi serta nafas pemuda yang ada di depannya.
'Masih ada' ucapnya dalam hati.
Dan sudah Karma putuskan, ia akan merawat pemuda yang ada di depannya.
Ia menggendong pemuda itu ala bridal dan melanjutkan langkah kakinya untuk mencapai rumah.
Skip
Keesokan harinya
Sinar matahari pagi membuat tidurnya sedikit terusik, Karma mengerjapkan matanya pelan saat mendengar alarm yang berbunyi.
"Ini hari minggu" gumamnya pelan.
Tapi Karma segera bangun dari tidurnya saat mengingat sosok yang ia bawa pulang semalam.
"Bagaimana bisa aku lupa" ujar Karma sambil mengacak rambutnya yang memang sudah berantakan akibat tidur semalam.
Karma begegas untuk membersihkan dirinya.
**""
Suara gaduh membuat Yoichi sedikit menaikan alisnya heran. Ya, ia sudah bangun dari setengah jam yang lalu. Tapi ia belum beranjak sedikitpun dari tempat tidur.
Tubuhnya terasa kaku, Yoichi bagaikan mumi di dalam peti.
Balutan perban memenuhi tubuhnya.
Sedikit rasa syukur ia panjatkan pada-Nya karna masih ada orang yang mau menolongnya.
Suara langkah kaki membuatnya sedikit penasaran, siapakah sosok penolong nya itu.
Krieeeeet..
Karma masuk kedalam kamar yang di huni oleh Yoichi semalam.
Karma tersenyum tipis saat melihat pemuda yang ditolongnya semalam sudah bangun.
Ia membawa bubur serta beberapa obat untuk membantu penyembuhan luka.
"Ohayou.." sapa Karma tak lupa dengan senyum tipisnya.
Ia merasa canggung, bagaimana pun ia tidak terbiasa bersikap seperti ini. Apalagi sejak ayah serta ibunya sering pergi karena pekerjaan yang memaksa mereka.
"Ohayou mo~ " jawab Yoichi pelan, ia menyipitkan matanya membentuk bulan sabit.
Dan Karma menebak, pemuda itu tengah tersenyum. Senyum nya pun ikut mengembang.
"Bagaimana? Apa sudah lebih baik?" tanyanya hati-hati.
Yoichi sedikit mengernyitkan dahi, sakit di sekujur tubuh nya masih terasa. Tapi sudah lebih baik.
"Emm, mungkin.. Tapi masih terasa sakit" hanya jawaban itulah yang bisa ia lontarkan.
"Mungkin juga karena lukamu terlalu banyak" gumam Karma pelan, ia mengingat berapa banyak luka yang ada di tubuh pemuda itu.
"Benar juga" ujar Yoichi lirih.
"Emmm, hei aku belum tahu namamu. Dan kenalkan, namaku Akabane Karma kau bisa memanggilku Karma" ucap Karma pelan dan tenang.
Karma menaikan alisnya ketika ditatap bingung oleh Yoichi.
"Umm, namaku Saotome Yoichi, yoroshiku Karma-kun " balas Yoichi pada akhirnya.
"Yah, yoroshiku~ ayo bangun, kau harus sarapan dan meminum obatmu" ujar Karma sambil duduk di tepi tempat tidur.
"Ha'i"
Yoichi agak kesusahan untuk bangun dari posisi tidurnya, melihat itu dengan cekatan Karma menbantu Yoichi.
"Ah! Mari ku bantu Yoichi"
"Arigatou ne"
"Hmm"
""*""
Seminggu telah berlalu sejak perkenalan mereka, Karma dan Yoichi semakin akrab. Entah kenapa Karma sangat nyaman berada didekat Yoichi, mungkin sikap ramah Yoichi yang membuatnya nyaman. selama ini ia selalu sendiri di tambah ia juga anak tunggal dan ia tentu saja sangat senang mempunyai teman baru.
'Teman ya? Apa Yoichi menganggapku temannya?' ujar Karma dalam hati.
"Karma-kun?" panggil Yoichi pelan.
"Ya?" jawab Karma pelan.
"Kau melamun" ujar Yoichi lirih.
Saat ini mereka tengah duduk di balkon apartement Karma.
"Ah, iie" sanggah Karma.
"Ada apa?" tanya Yoichi penasaran, jelas ia penasaran biasanya Karma mengajak nya mengobrol meski beberapa kata.
Tapi sedari tadi pemuda merah itu hanya diam menatap hamparan langit yang sangat luas.
"Begini, sebenarnya aku ingin bertanya" ucap Karma pelan, sudah beberapa hari ini pertanyaan itu menganggu pikirannya.
"Silahkan" jawab Yoichi.
"Seragam itu.." kalimat Karma menggantung, namun Yoichi paham apa yang dibahas Karma tadi.
Seragam. Satu kata yang membuatnya sedikit terjebak didalam kekalutannya seminggu yang lalu.
Bayangan dimana Yuichiro berubah dan para vampir menyerang teman-temannya. Tidak! Itu hanya mimpi! Mimpi buruk yang tak perlu diingat ataupun diulang!
Tepukan di bahunya membuat ia sadar.
Yoichi menoleh menatap Karma bingung.
"Kalau kau tidak mau menjawab tak ap-"
"Ah itu ya" Gumam Yoichi lirih, hampir menyerupai bisikan.
Karma bungkam setelah melihat beberapa kilasan ketakukan dimata Yoichi. Dalam benaknya, bagaimana cara mempertahankan hidup ketika kau selalu dihantui rasa takut?
"Tapi jika kau tidak ma-" kalimatnya terpotong lagi.
"Aku adalah Tentara Kekaisaran Iblis Jepang, anggota regu Iblis Bulan dan ... " Yoichi berhenti ia menatap balik Karma yang menatapnya penasaran.
"Dan?" Karma penasaran, ia menaikan alisnya untuk menuntut.
"Prajurit spesial " ujar Yoichi lirih.
"Souka, pantas saja aku merasa familiar dengan seragammu" ujar Karma pelan sambil mengingat seragam yang dikenakan Yoichi saat ia menemukan pemuda itu.
"Tapi itu dulu, sekarang tak ada lagi yang bisa menahanku untuk kembali kesana" ujar Yoichi pelan, pandangannya beralih menatap jalanan yang tampak lenggang dan aman. Mungkin kota ini belum di pijaki oleh bangsa vampir.
"Mengapa?" tanya Karma heran.
Yoichi menoleh kearah Karma dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Karena aku ingin memulai hidup ku dengan lembaran baru"
Yoichi tau ia sedikit egois, tapi dia-
"Aku mengerti" ujar Karma tiba-tiba.
Yoichi menatapnya heran dan Karma pun melanjutkan kalimatnya yang terpotong.
"Tapi bagaimana jika kau kembali kesana dengan alasan melindungiku?"
Yoichi mengerjapkan matanya pelan, ia sedikit tidak yakin dengan apa yang didengarnya tadi. Tapi pendengarannya belum rusak. Ia menatap Karma yang tengah menatapnya serius dan penuh keyakinan, tak ada sorot jahil disana.
"Mungkin bisa saja, selama vampir itu masih ada. Aku akan melindungimu" jawab Yoichi pada akhirnya, tak lupa senyum ia kembangkan.
"Aku juga akan melindungimu, mulai sekarang kita teman" ujar Karma mantap.
"Ya teman" ujar Yoichi lirih.
"Kita akan saling melindungi satu sama lain, aku berjanji" janji Karma, ia takkan mengingkari janjinya.
Mereka berpelukan saling menguatkan satu sama lain.
Yoichi tersenyum tipis saat menemukan alasan baru untuk kembali membasmi para vampir.
Dan Karma menemukan alasan baru untuk menentukan hidupnya yang hampa.
End
Bonus pict
Aku tau ini gaje banget '-')
Tapi aku mau buat cerita tentang Yoichi-ku // digampar
Semoga kalian terkesan, terimakasih sudah mampir
Salam manis semanis gulali dan loli
Nijimura Michiko 091017
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro