Family Rainbow
Kuroko no Basuke©Tadatoshi Fujimaki
Assassination Classroom©Yuusei Matsui
Rate: T
Genre: Family
Main Cast:
Nijimura Shuuzo
All Kiseki no Sedai + Momoi. S
Karma Akabane
Nagisa Shiota
Warning!
Gaje,OOC,typo dan EYED masih berantakan! DLDR!
Sumary
Dia hanya seorang pemuda biasa, dari kalangan biasa.
Pekerjaannya pun seperti kebanyakan manusia biasanya. Tapi seketika dia menjadi pusat perhatian, dia merasa Luar biasa dan menjadi orang terberuntung didunia hanya karena dia merawat 6 orang anak .
Tertarik? Baca selengkapnya!
Happy reading minna-san!
.
.
.
.
.
Suasana pagi di kediaman Nijimura Shuzo biasanya di sertai dengan canda tawa Para anak-anak . Tapi kali ini rumah yang di tinggali para pelangi itu terlihat sepi, seakan tak ada yang menghuninya. Harap maklum, ini hari minggu. Kalian tau lah, biasanya hari minggu adalah hari bebas bukan? Tak ada tugas dari Sensei, ataupun les ini libur fix. //hah? Abaikan.
Coba kita tengok kedalamnya.
Kamar pertama
Terlihat sedikit surai merah muda yang menyembul diantara selimut, tak berapa lama sang pemilik kamar membuka selimutnya dan nampaklah seorang gadis cantik bersurai merah muda memakai piyama kelinci. Gadis tersebut mengerjapkan matanya pelan. Bibirnya melengkung sebuah senyum tipis kemudian beranjak bangun menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Dia adalah Nijimura Satsuki putri sulung dari Nijimura Shuzo. Satsuki gadis yang cantik dan manis, ia juga menjadi primadona di sekolah karena wajah cantiknya, tapi dia akan berubah menjadi malaikat maut jika ada seseorang yang melukai adik-adiknya.
Kamar kedua
Kamar kedua tampak berantakan, selimut yang menjuntai entah kemana. Bantal yang berserakan plus majalah yang tak bermoral bertumpuk diatas kasur.
Sang penghuni kamar sendiri masih terlelap dalam mimpinya. Tak memperdulikan bahwa matahari telah bersinar terang diluar.
Dia Nijimura Daiki, saudara kembar Nijimura Satsuki.
Biasanya anak kembar akan memiliki sifat serta sikap yang sama, tapi ini lain. Mereka seperti langit dan bumi. Skip.
Kamar ketiga
Suasana kamar ini sedikit kelam, bagaimana tidak?
Banyak gunting dan pisau berserakan. Ada juga yang menancap di tembok serta lemari.
Pemilik kamar masih tertidur pulas, wajah mereka terlihat polos ketika tidur. Seperti malaikat. Tapi jika mereka terbangun, mereka seperti malaikat maut dan jangan harap nyawamu akan selamat. Apalagi kalau kau menjahili si sulung Nijimura.
Mereka adalah sikembar iblis merah Karma dan Seijurou.
Kamar keempat
Ini kamar yang paling nyaman, pemilik kamar ini kebalikan dari kamar sebelumnya.
Mereka juga masih tertidur dengan nyenyaknya.
Pemilik kamar ini sikembar malaikat biru, Nagisa dan Tetsuya. Si bungsu Nijimura.
Kepala keluarga sendiri sudah berada di dapur, ia tengah memasak untuk sarapan buah hatinya. Sebenarnya dia punya chef, tapi entah kenapa hari ini chef pribadinya tidak berangkat. Alhasil Shuzo memutuskan untuk memasak sendiri. Tak ada salahnya kan?
Sambil memasak Shuzo juga mendengarkan ramalan oha-asa. Jangan ditanya kenapa ia melakukan hal itu. Ini permintaan sang pujaan hati, ia hanya menurut saja. Kenapa? Mungkin alasannya adalah cinta.
Tak berapa lama, setelah Shuzo menyelesaikan masakannya Satsuki si sulung datang dengan wajah gembira. Shuzo mengerutkan alisnya heran.
"Tumben kau pergi ke dapur? Ada apa ini?" tanya Shuzo pelan.
Satsuki yang ditanya cuma cengengesan, matanya merotasi. Mungkin ia sedang berfikir bagaimana menjawab pertanyaan dari sang ayah.
"Ayah bisa masak kan?" tanya Satsuki.
"Ya, lalu?" Shuzo menjawab dengan perasaan was was, firasatnya tidak enak.
"Ajarin dong~~ Tsuki juga pengen bisa masak yah?" ujar Satsuki pelan. nah kan? Benar kan?
Entah kenapa, Shuzo seperti ketiban bom atom. //lebay.
Ia menatap ngeri pada si cantik Satsuki.
"Tsuki masih kecil, belajar nya nanti saja ya?" entah kalimat bujuknya berhasil atau tidak. Tapi Shuzo akan berusaha.
"Eh? tapi teman Tsuki sudah bisa masak semua! Masa Tsuki engga?" ungkap Satsuki sambil menatap sang ayah dengan mata yang berkaca-kaca.
"Tapi sayang... "
"Ayolah yah, boleh lah. Ayah kan baik, ganteng, imut lagi" ujar Satsuki mecoba merayu, tapi entah kenapa ia jadi mual sendiri setelah mengatakannya.
"Tapi minggu kemaren Tsuki ngancurin dapur ayah, gimana dong?" balas Shuzo datar.
"Eh?" Satsuki terkejut, reflek ia mengerjapkan matanya pelan.
"Hm?" Shuzo menaikan sebelah alisnya, menuntut jawaban dari si sulung.
"Jadi ayah gak mau ngajarin Tsuki masak gara-gara hal itu?" tanya Satsuki sangsi.
"Ya."
"Ayah jahad ih... Dapur kan bisa direnovasi lagi yah.."
" Ya emang bisa, tapi bayangin deh. Kalau Tsuki melakukan nya berkali-kali, kan bisa rugi ayahnya"
"Eh? Jadi ayah perhitungan sama Tsuki? Ya ampun yah, ayah tega bangedh sama Tsuki"
"Bukannya gitu, gini deh ayah janji mau ngajarin Tsuki masak kalo Tsuki udah masuk SMP? Gimana?"
"Eh? Tapi apa bedanya?"
"Gak ada bedanya-" selain dapurku yang hancur dan berserakan bahan makanan yang gosong dan tak berbentuk, tambah Shuzo dalam hati.
"Baiklah, apa ada yang bisa Tsuki bantu ayah?" tanya Satsuki.
"Ada"
"Apa?"
"Bantu ayah meletakkan ini semua di meja makan"
"Hai!"
Skip
Mereka kini tengah dalam perjalanan, rencananya Shuzo akan mengajak anak-anaknya untuk jalan-jalan.// Sesekali gak papa kan? Dari pada suntuk dirumah.
Tak berapa lama mereka sampai di taman kota. Satsuki dengan riang menggandeng tangan si biru langit, Tetsuya. Sedang saudara kembarnya sendiri diabaikan.
Karma berjalan santai dengan si kecil Nagisa, Seijurou? Dia membantu Shuzo yang membawa beberapa makanan ringan.
Orang-orang menatap mereka kagum, kenapa? Karena mereka melihat si kecil Seijurou yang begitu imut sedang berjalan di samping Shuzo.
Mereka berbisik-bisik, kemanakah sang ibu? Yang Mereka lihat hanya si pria tampan. Yang tak ada pendamping disisinya selain anak-anak.
Shuzo sudah biasa mengenai hal ini, ia tak ambil pusing dengan tanggapan atau bisik-bisik para wanita yang ada di sekeliling nya.
Hingga Shuzo tersentak saat mendengar seruan dari Karma.
"Paman Shin!" seru Karma riang.
Sedang sosok yang dipanggil bergidik ngeri.
"Paman sendiri? Dimana ibu?" tanya Karma sambil celangak-celinguk mencari sosok ibunya.
"Dia tidak ikut nodayo" jawab Midorima pelan, dalam hati ia sudah merutuk dengan kehadiran si iblis kecil.
"He? Kenapa?" tanya Karma polos.
"Aku tidak tau nanodayo! Jangan tanya padaku!" jawab Midorima sedikit kesal.
"Aku hanya tanya paman, santai saja. Kenapa paman marah?" ujar Karma sambil memicingkan mata.
"Eehh??! Siapa yang marah hah?" balas Midorima tak terima.
"Paman Shin?"
"Seijurou?! Kalo muncul jangan tiba-tiba! Bikin kaget saja!" ujar Midorima setelah hilang dari rasa terkejut nya.
"Aku dari tadi disini loh~~" balas Seijurou dengan seringgai mengejek.
"Eh?!" mampus gue, batin Midorima gaje.
"Kalian jangan ganggu dia. Sudahlah, cepat kalian duduk!"
"Hai-hai"
Mereka pun piknik bersama,dengan tambahan Midorima di antara mereka. Kini mereka duduk di bawah pohon sakura yang mekar dengan indahnya.
Tbc.
.
.
.
.
Selamat siang minna!
Gimana ceritanya?
gaje banget ya?
Maaf deh iseng2 doang, pengen lanjut ff sebelah tapi gak punya ide jadi ya
beginilah~~~
By Nisadiyanisa 070817
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro