Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Falling in Love

Rate:T
Genre: Romance, Family, Friendship.
Crossover

Assassination Classroom©Yuusei Matsui

Naruto©Masashi Kishimoto

Story by Nisadiyanisa

Pair: Akabane Karma x Hyuuga Hinata

Warning!
Game,Ooc,typo,EYED masih berantakan! DLDR!

Happy reading minna-san!
.
.
.
.
.

Kunugigaoka high School

Hinata kini duduk termangu menatap pohon bunga sakura yang tengah mekar. Sesekali ia mengembungkan pipi chuby nya.
Menunggu memang hal yang paling membosankan menurutnya.

Tapi ia akan tetap melakukan itu untuk saudari kembarnya, Okano Hinata.

Tiba-tiba seorang pemuda bersurai merah lari melewati dirinya, disusul oleh pemuda biru langit yang tampak mungil.
Mereka berkejaran untuk saling menangkap satu sama lain.

Mungkin lebih pendek dariku batin Hinata.
Saat melihat pemuda biru langit, Hinata menatap mereka lama.

Pemuda biru langit sebut saja Nagisa, tampak tertawa saat pistol airnya mengenai si surai merah. Itu memang pistol air, namun isinya adalah cat minyak berwarna kuning cerah.
Hinata melihat pemuda itu menggerutu, tanpa sadar ia tersenyum tipis melihat pemandangan itu.

Matanya mengerjap ketika ia ketahuan menatap lekat sosok pemuda merah tersebut. Semu merah hadir di pipinya.
Hinata menggelengkan kepala ketika ia melihat pemuda itu tampak tersenyum manis padanya.

Jantungnya berdebar tak karuan, ia merasa aneh. Karena dirinya tak pernah merasakan hal ini sebelumnya. Setelah ia melihat lagi ketempat pemuda merah tadi berada sosok itu tak ada disana.

Mungkin sudah pergi pikirnya.

Dor!

Hinata terkejut sesaat sebelum ia menatap tajam saudaranya.

"Jangan mengagetkanku Okano-chan" ujar Hinata setengah kesal.

"Gomenne nee-sama"

"Kita pulang Sekarang?" tanya Hinata pelan, yang disetujui adiknya dengan sebuah anggukan dan senyum lebar.

"Hai!"

Mereka pergi meninggalkan bangku tersebut untuk menuju rumah mereka, tanpa menyadari sosok pemuda merah yang menatap lekat mereka. Senyum manis terbit di bibirnya yang biasa memasang seringai jahil ataupun jahat.

Setelah sosok yang diperhatikannya hilang dari pandangan, ia berbalik dan betapa terkejut nya ia saat melihat sahabat birunya.

Tiba-tiba wajahnya merona karena ketahuan menatap seorang gadis. Pasti Nagisa akan mengoloknya.

"Karma-kun~" sosok yang dipanggil mendadak merinding seketika.

"Yo Nagisa-kun" jawabnya dengan nada biasanya, mencoba untuk terlihat biasa saja tapi suasana aneh masih terasa.

"Kau mengintai seorang gadis?" tanya Nagisa pelan, ia melihat tingkah Karma yang mendadak aneh menurutnya.

"Aku tidak mengintai Nagisa" jawab Karma santai, meski jantung nya berdegup kencang saat mengingat kilasan seorang gadis dalam kepalanya.

"Lalu apa? Menguntit?" tanya Nagisa lagi.

"Bukan! Aku hanya melihat, dengar aku hanya melihatnya" jawab Karma yang agak kesal. Terlihat perempatan siku-siku imajiner di dahinya.

"Benarkah? Tapi aku merasakan hal lain saat melihat senyum dibibirmu" ucap Nagisa jujur, yang membuat Karma mengerjapkan matanya bingung.

"Ya, kau selalu berprasangka buruk padaku ternyata" balas Karma lirih. Ia tahu semua orang menilainya dengan label pembuat onar atau biang masalah.

Itu yang membuatnya sedikit diasingkan di lingkungan sekolah.

"Tapi memang begitu kenyataannya" ujar Nagisa jujur. Ia menatap Karma yang menatap kosong langit biru berawan.

"Nagisa" Panggil nya pelan.

"Ya?" jawab Nagisa tak kalah pelan darinya.

"Kau tahu siapa gadis yang duduk dibangku tadi?" tanya Karma tanpa menoleh.

"Gadis yang mana Karma-kun? Banyak gadis yang duduk disana tadi" jawab Nagisa pura-pura bingung, yang sebenarnya ia tahu siapa gadis yang Karma maksud.

"Jangan pura-pura tidak tahu Bakanagi"

"Aku memang tidak ta-" kalimatnya terpotong.

"Kumohon beri tahu aku" ujar Karma sambil memasang wajah sedih dan mata yang berair.

Bagaimana dia bisa memasang wajah seperti itu! Batin Nagisa histeris.
Niat hati ingin mengerjai, tapi ia tak kuasa menghadapi Karma dengan pose imutnya.

"Hai, dia adalah Hyuuga Hinata, saudari kembar dari Okano-san" jawab Nagisa lancar tanpa beban, ia tak lupa mengabadikan wajah Karma tadi.

"Hyuuga Hinata/Akabane Karma" ucap mereka secara bersamaan ditempat yang berbeda.

"Memangnya ada apa Karma-kun? Kenapa tiba-tiba menanyakan nama seorang gadis?"

"Kurasa aku jatuh cinta padanya"
Ujar Karma tanpa sadar.

"Hah?! Masa?" tanya Nagisa terkejut.

"Ya, aku yakin" jawab Karma tenang, ia menoleh pada Nagisa ketika ia sadar apa yang diucapkannya tadi.

"Aku hanya bercanda tadi, gak serius kok! Aku duluan Nagisa! Ja ne" ujar Karma gelagapan dan meninggalkan Nagisa dengan wajah yang terbengong karena melihat tingkahnya yang ehm absurd mungkin.

Kan jarang-jarang melihat si iblis bersurai merah gugup dengan wajah merona.

'Harusnya aku foto dia tadi' keluh Nagisa dalam hati.

Kuharap kami-sama tidak merestui mereka, kasihan Hyuuga-san ditaksir sama iblis merah tsundere ini. Batin Nagisa nelangsa.

Tbc..

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro