:: Chapter 1 - Aoi Yuuta ::
"Aku berangkat!"
"Hati-hati di jalan!"
Dengan langkah yang sedikit dipercepat, ia menggerakkan kakinya. Senyuman menghiasi paras indahnya, membuatnya tampak lebih cerah di pagi itu.
"Selamat pagi, Nak Yuta," sapa seorang nenek yang tengah menyirami tanaman pada pagi itu. Menoleh sejenak, Yuta dengan senang membalas sapaan itu dengan senyuman, "Selamat pagi juga, nenek!"
Aoi Yuta namanya.
Seorang lelaki pelajar yang baru saja menginjak usia 15 tahun kala itu. Di komplek dekat rumahnya, ia memang biasa disapa akibat akur dengan warga-warga di sana. Ia memang tak banyak berbicara, namun ia cukup ramah dan disukai oleh orang-orang di sana.
"Yuta, pagi!"
"Ng? Oh, pagi juga, bibi!"
"Hari ini hari pertamamu masuk sekolah akhir, ya? Wah, selamat ya! Semoga betah di sana!" ujar sang bibi. Yuta kembali tersenyum, "Terima kasih banyak, bibi!"
Yuta kembali berjalan menuju sekolah barunya. Hari-hari ini terjadi tiap hari, bertahun-tahun dari sebelum ia menginjak masa sekolah akhir pun.
Jika ditanya, "Apa kamu tidak bosan?"
Maka ia akan menjawab, "Tak akan. Aku suka semua orang, karena aku juga disukai oleh mereka."
☆
"Namaku Aoi Yuta. Salam kenal!"
"Bagus, Aoi. Silahkan duduk kembali."
Yuta kembali duduk. Ia tengah berada di dalam kelasnya, memperkenalkan dirinya kepada siswa-siswa lain yang kebetulan sekelas dengan dirinya.
Ia menatap luar jendela.
Setelahnya bergumam, "Halo, sekolah baruku."
☆
Yuta terbangun di pagi hari.
Mengucek matanya pelan, ia menguap. Netranya bergerak mengelilingi ruang kamarnya, merasa bingung. Lantas ia beranjak bangkit, keluar dari kamarnya.
"Selamat pagi, Yuta!" sapa mama Yuta.
"Pagi ..., ma."
"Ada apa, sayang?"
Yuta menggeleng pelan. "Tak apa," ujarnya.
Ia menjalani rutinitasnya di pagi hari seperti biasa. Mencuci mukanya, menggosok gigi, lantas mandi.
Setelahnya ia berjalan kembali kearah kamar, menatap seragam sekolah baru-nya yang tersusun rapi di sebuah gantungan.
"Ini ..., pertama kali aku mengenakannya, ya?"
☆
"Aku berangkat!"
"Hati-hati di jalan!"
Dengan langkah yang sedikit dipercepat, ia menggerakkan kakinya. Senyuman menghiasi paras indahnya, membuatnya tampak lebih cerah di pagi itu.
"Selamat pagi, Nak Yuta," sapa seorang nenek yang tengah menyirami tanaman pada pagi itu. Menoleh sejenak, Yuta dengan senang membalas sapaan itu dengan senyuman, "Selamat pagi juga, nenek!"
'Hm?'
"Yuta, pagi!"
"Ng? Oh, pagi juga, bibi!"
"Hari ini hari pertamamu masuk sekolah akhir, ya? Wah, selamat ya! Semoga betah di sana!" ujar sang bibi. Yuta kembali tersenyum, "Terima kasih banyak, bibi!"
'Ada yang aneh ...,"
Langkah Yuta berhenti.
Ia menoleh kearah belakangnya, menatap jalan yang baru saja ia lewati dengan seksama.
"Ah, setiap hari kan, memang begini!" ujarnya santai, lantas kembali berjalan dengan senyuman yang kembali muncul pada paras Yuta.
☆
"Namaku Aoi Yuta. Salam kenal!"
"Bagus, Aoi. Silahkan duduk kembali."
Yuta kembali duduk. Ia tengah berada di dalam kelasnya, memperkenalkan dirinya kepada siswa-siswa lain yang kebetulan sekelas dengan dirinya.
Ia menatap luar jendela.
Setelahnya bergumam, "Halo, sekolah baruku ..., ya?"
☆
Drap, drap,
Yuta termenung. Pandangannya terfokus pada lantai koridor yang tengah ia lalui. 'Seperti deja vu rasanya. Memang aneh, atau hanya aku yang aneh?' batin Yuta, kebingungan.
Netra Yuta sontak bergerak tatkala melewati sebuah perpustakaan. Netranya terbelalak. Ia berbatin, 'Bukannya itu orang yang kutemui kemarin? Tapi, kemarin itu kapan?"
Tanpa sengaja, Yuta berpaling.
Saat kembali melihat kearah perpustakaan tersebut, sosok yang ia lihat tak lagi memperlihatkan dirinya di sana.
"Apa yang terjadi?"
☆
Jam istirahat telah tiba.
Daripada pergi ke kantin yang ramai pada saat itu, Yuta lebih memilih untuk duduk di pohon besar belakang sekolah, memakan roti yang ia bawa dari rumah. Ia menerawang kearah langit siang itu seraya memakan rotinya.
"Langit itu, pernah kulihat tidak, ya?"
Tak butuh waktu lama untuk Yuta menghabiskan roti di tangannya. Setelah selesai makan, ia tak berniat beranjak pergi dari sana. Yuta menyandarkan kepalanya pada batang pohon besar di belakangnya. Rasa kantuk mulai datang. Tanpa sadar, ia pun tertidur di sana.
"—ta! Yuta!"
☆
Yuta terbangun di pagi hari.
Mengucek matanya pelan, ia menguap. Netranya bergerak mengelilingi ruang kamarnya, merasa bingung.
"Eh?"
Yuta bangkit, membuka tirai jendela kamarnya perlahan. "Ada yang aneh ...,"
"Bangun pagi, bertemu mama, bersiap sekolah, pakai seragam, berangkat, menemui nenek dan bibi ..., sekolah ...," Yuta berkata, lalu kembali terdiam.
"Aku ..., terjebak looping?"
Yuta mempercepat langkahnya, berniat menemui mamanya. 'Jika mama menyapaku, berarti—
"Selamat pagi, Yuta!"
—aku tak salah!"
Yuta menatap mama-nya kebingungan. Lantas sang mama bertanya, "Ada apa, Yuta?"
"Ah—tidak! Aku akan bersiap!"
"Baik, bergegaslah! Sarapan akan segera selesai!"
☆
Setelah sarapan, Yuta pun bergegas menuju sekolah 'baru'-nya. Bertemu seorang nenek, disapa oleh seorang bibi, semuanya terjadi sesuatu dugaannya. Kebetulan macam apa ini?
'Tak mungkin hanya kebetulan ...,' Yuta berbatin. 'Berkali-kali aku lewat tempat ini, namun tak pernah mengalami hal sama sepersis ini ..., apa memang benar aku terjebak pada timeloop?'
"Selamat pagi, Nak Yuta,"
"Ah, pagi juga, nenek!"
Yuta hanya bisa mengikuti alur cerita dunia ini yang tanpa sengaja ia ketahui. Ia tersenyum, membalas senyuman sang nenek.
Setelahnya ia kembali berjalan, yang ia duga akan bertemu dengan seorang bibi setelahnya.
"Yuta, pagi!"
Tepat sasaran.
"Pagi juga, bibi!"
"Hari ini hari pertamamu masuk sekolah akhir, ya? Wah, selamat ya! Semoga betah di sana!" ujar sang bibi.
"Terima kasih, bibi!"
"Oh, ya! Yuta masuk Yumenosaki, kan?"
'Ng? Tidak sesuai alur?'
"Ah—benar, bibi. Ada apa?"
"Perpustakaan sekolah itu,
... bagus, lho."
☆
Yuta tak lagi mengerti.
Perpustakaan? Perpustakaan dalam ruangan yang sempat ia lihat kemarin? Kenapa sang bibi tahu? Apa bibi tersebut mengetahui apa yang terjadi di tiga hari belakangan ini?
Beribu pertanyaan berputar di dalam kepala Yuta. Tak merasa bisa menemukan jawabannya, Yuta berniat untuk mencari tahu sendiri apa yang sebenarnya terjadi.
"Hari ini, aku harus mengunjungi perpustakaan itu."
☆
Yuta termenung. Pandangannya terfokus pada lantai koridor yang tengah ia lalui.
'Seperti deja vu rasanya. Memang aneh, atau hanya aku yang aneh?' batin Yuta, kebingungan.
Yuta tersentak. Ia berkata, "Ah iya! Tujuan awal ku—," seraya menoleh kearah perpustakaan—kosong.
"Tak ada siapapun?"
Yuta pun berniat masuk ke dalam perpustakaan itu. Perpustakaan yang beberapa dari bagiannya tertumpuk oleh tebalnya debu di sana.
'Lagi-lagi, tak sesuai alur? Berbeda dengan kemarin lagi ...,' batin Yuta. Ia pun mengelilingi setiap sudut dari perpustakaan tersebut—namun naas, ia tak menemukan satu petunjuk pun.
Ketika Yuta hendak kembali,
Puk,
"Yuta-kun, ya?"
Yuta sontak berbalik, "Eh?"
—
Yuta terbangun di pagi hari.
— To be continued.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro