#1✨
Petualangan 3 Sekawan Mencari Kebenaran
Namaku Cindi. Aku sekolah di SMP Negeri 8 Bandung. Dan kenalkan dua sahabatku, Rani dan Salsa. Kami berteman dari kelas satu SD, yaitu SD Negeri ciparai. Memang SD-ku berada sangat jauh dengan tempat tinggalku yang sekarang. Sebenarnya kami bertiga memiliki banyak cerita yang buat bulukuduk kalian berdiri, tapi kali ini aku kasih satu dari sekian banyak pengalaman kami. Ini dia ceritanya.
Cindi… Cindi… Cindi bangun nak, ada temanmu tuh di bawah” suara Mamah membangunkan tidurku.
“iya mah…” jawabku.
“itu Rani dan Salsa sudah menunggumu dari tadi” lanjut Mamah.
“hah… Rani, Salsa, ada apa dia ke sini?”
Mereka menungguku di ruang tamu dengan pakaian yang rapi.
“ada apa kalian ke sini?” tanyaku pada mereka.
“astaga… kau lupa cin?”
“lupa apa?”
“sekarang kan kita mau memecahkan misteri di gua dekat danau itu…”
“hah… emangnya sekarang?”
“aduh… udah cepat cin, cepan mandi kita pecahkan misterinya sekarang!!!”
Itulah isi dialog kami di kamar tidurku. Mereka ku bawa ke kamar tidurku untuk mengobrol agar Mamahku tak tahu isi obrolan kami.
Setelah siap semua kami pergi. Dengan sedikit berbohong pada Mama kami bergegas menuju tujuan utama kami. Setelah sampai di sana kita langsung masuk ke dalam gua yang dimaksud.
“aduuuh… cin guanya angker banget. Aku jadi takut” gerutu Rani yang agak penakut.
“udan ran ayo masuk!!” perintahku pada Rani yang penakut.
“oke ran, kalau kamu mau masuk bareng kami aku bakal beliin es krim kesukaan kamu. Gimana?” ajak Salsa dengan lembut.
Setelah menyusun rencana kami langsung masuk dan mencari semua hal tentang ini semua. Saat di tengah gua kami bertemu dengan seorang wanita.
“mbak, mbak ngapain di sini? Sendiri lagi” tanya Salsa.
Tapi, bukannya menjawab wanita itu menunjukkan wajahnya yang pucat dan berlumuran darah. Spontan kami teriak, “Aaaaaa…. Ha..ha…hantuuuu..” terik kami bertiga.
“jangan takut! Aku hanya ingin meminta bantuan pada kalian” ucap wanita tersebut.
“kau siapa?” tanya Salsa.
“aku Sania aku korban pembunuhan” jawabnya panjang lebar.
“oh… Jadi kamu Sania. Dan apa yang harus aku bantu?” tanya kami bertiga.
“kalian harus menemukan jasadku yang mungkin sudah menjadi tulang belulang. Dan melaporkan kasus ini pada pihak yang berwajib. Kalian harus menyalesaikan tugas ini sebelum hari jumat tengah malam!!” pintanya pada kami.
“memang kronologis kejadiannya seperti apa?” tanyaku padanya.
“waktu itu aku habis pulang dari kampus dan kebetulan aku kuliah malam, tapi saat aku pulang tak ada jalan lain selain lewar taman kota yang banyak ditinggali preman-preman. Tanpa ku sadari ada dua preman yang membuntutiku dan seketika ia menodongkan pisau ke hadapanku. Ia tak segan-segan membunuhku jika aku tak memberika dompetku pada mereka. Sedangkan dompetku tertinggal di kantin kampus mereka tak percaya dan langsung membunuhku. Dan jasad ku dikubur di taman kota itu makanya taman itu menjadi angker.” ceritanya panjang lebar pada kami.
“kalau begitu kami bersedia membantu” jawab Salsa.
Karena hari sudah hampir malam kami teruskan misi ini besok. Dan kebetulan besok libur. Sesampai di rumah aku langsung mandi salat magrib, tadarusan di masjid, dan dilanjutkan salat isya berjamaah di masjid. Sampai di rumah aku langsung berbaring di sofa dan minta izin agar aku tidur di sofa. Kalau kalian bertanya kenapa aku ingin tidur di sofa aku masih membayangkan kejadian itu jika terjadi kepadaku. Pasti aku takan kuat menahan itu semua. Tak terasa hari sudah pagi dan aku segera bersiap untuk melanjutkan misi yang tertunda itu.
Setelah kami mencari berjam jam lamanya akhirnya misi ini ditunda kembali karena langit sudah gelap. Hari berganti kembali dan kami berharap hari ini tidak ada halangan untuk membantu wanita itu -Sania. Setelah lama kami mencari dan akhirnya jasad Sania dapat ditemukan. Setelah itu kami langsung menuju kantor polisi dan langsung menceritakan semuanya.
“akhirnya misi ini selesai juga” kata Salsa.
“tapi sa, satu misi lagi belum selesai” ucap Rani.
“apaan lagi sih ran?”
“es krim mana?” jawab Rani. Spontan kami tertawa.
Tapi, di tengah tertawa kami melihat wanita itu lagi. Ya Sania, tapi dia menampakkan dirinya dengan wajah yang bercahaya dengan disertai senyum manis.
“lihat Sania sangat cantik ya?” seruku pada Salsa.
“iya. Andai dia masih ada pasti dia cantik banget” jawab Salsa.
“dah Sania. Kami percaya pasti kamu akan bahagia di sana” ujar Rani.
Setelah misteri itu dipecahkan taman dan gua yang sangat angker kini berubah menjadi tempat rekreasi yang banyak dikunjungi.
The End
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro