2.Misi penghangatan
"Aku bakal belajar kalo bareng kamu"
•••
Gevan memang selalu menyebalkan, saat aku berbicara dengannya, jarang sekali ia gubris.
"Van, cewe lo tuh ngajakin belajar bareng"
Semula mata gevan menatap kepada buku, tapi kini ia menatap ku seraya menutup bukunya.
"Saya ngga bisa"
"Kenapa?"
"Ya gabisa"
"Ya kenapa?" Tangan ku memang tidak tau situasi, aku memukul meja dengan keras. Dan akhirnya membuat semua teman sekelas bahkan guru pun menatap ku.
"Rara? Apa yang kamu lakukan? Kamu tidak menghormati saya banget!!" Deretan gigi ku mewakili rasa malu.
"Baik, saya kan belajar dengan mu" ucap gevan berbisik. kesenangan ku kini tiada tara. Pertama kalinya gevan mengajak ku pergi berdua, hmmm tapi lebih tepatnya belajar tidak ada adegan romantis dong:(
Senyumku terus merekah semenjak ucapan gevan untuk belajar bersama, aku tidak berhenti membayangkan ketika kami belajar bersama.
Pluk
Suatu benda menghantam kepala ku, dan mulai saat itu lamunanku buyar saat ku tau yang melempar benda itu guru fisika.
"Rara? Kamu perhatiin apa yang saya jelaskan?" Mati saja kau Rara!! Suara cempreng wanita paruh baya itu menggelegar sampai ujung kelas, dan mulai saat ini juga aku ingin menghilang, karena pasti ia akan memberikan hukuman padaku.
"Perhatiin ko Bu"
"Perhatiin? Kamu kira saya bodoh seperti mu?"
"Saya liat kamu dari tadi senyam senyum senyam senyum" lanjutnya.
"Untuk kali ini saya ampuni kamu, jika kamu mengulangi lagi? Awas kamu!!"
Aaahh aku selamat, aku tidak bisa membantah ucapannya, memang benar aku bodoh. Tapi jangan kira aku bodoh, aku bisa di bodohi oleh siapapun.
•••
Bel istirahat sudah berbunyi, itu artinya guru fisika itu akan lenyap dari kelas ini. Arghh senangnya.
"Lo kenapa ngelamun sih?" Aku hanya cengengesan kepada temanku ini.
"Yuniii ko orang-orang ke kantin pada sama pacar nya? Tapi gue? Punya pacar serasa kaya jomblo tau ga" pria di belakang ku ini memang tuli, bahkan ia tidak merespon sindiran yang jelas-jelas untuk nya.
"Hahaha kasian, makanya kalo pacaran tuh pilih-pilih, bongkahan es lo pacarin" aku melihat gevan sekilas, ia nampak menatap rian bengis. Senyuman ku tahan untuk menutupi gengsi.
"Diem lo bayi dugong!!" Lalu aku mengajak Yuni untuk pergi ke kantin.
•••
"Yuniiiiii, kok gevan gak peka peka?" Tanya ku dengan nada malas
"Eummm mana gue tau" sedangkan ia malah menjawab dengan nada yang santai.
"Lo Tuhkan sahabat gue, kasih solusi kek!!"
"Nanti gue pikirin sekarang kita makan dulu, sayang tuh Batagor di anggurin" dengan lahap ia memakan Batagor, tapi untuk kali ini aku tidak bergairah hanya untuk sekedar melirik Batagor.
•••
"Yuniii gue nebeng sama lo ya, gue gada ongkos" lagi lagi aku harus terlihat mengemis untuk bisa di perhatikan dan membuat gevan peka. "Rara sayang, lo kalo mau pekain gevan harus liat kondisi, lo kan tau gue ngga bawa motor, gue kan bareng sama pacar gue yang maniiiiiiiissss banget" sial teman ku ini, ia memanasi ku dengan nada yang lebay. Tapi orang sedari tadi aku sindir hanya diam dan tak merespon apapun.
"Gevan?" Sengaja nada ku di manja-manja untuk menarik perhatiannya.
Ia tidak menjawab, sedari tadi ia mengemas alat sekolah untuk dimasukkan kedalam tas nya. "Gevan!!" Nada kali ini membuat gevan tersentak. Tapi untungnya tidak ada siapa-siapa dikelas, hanya ada aku dan gevan.
"Anter aku pulang ya?" Nada ku yang memelas membuat gevan menghentikan aktivitas nya.
"Maafkan saya Ra, saya tidak bisa"
"Katanya mau belajar bareng"
"Tapi saya tidak bilang kapan kita akan memulai belajar bersama" lelaki ini memang berhasil memecahkan rekor lelaki paling menyebalkan.
Ketika aku sudah berharap membayangkan adegan romantis bersama nya, tapi ia malah meruntuhkan. Bahkan sampai aku harus dikatai bodoh. Dasar dingin!!
"Yaudah anterin aku pulang"
"Maaf Ra, saya tidak bisa"
Tangan ku mengepal, jika dunia nyata seperti kartun maka muka ku sudah memerah padam menahan amarah.
"Maaf Ra, saya tidak bisa" ucapku mengikuti ucapannya dengan sedikit meledek.
Dengan sukarela aku tendang betis pria dihadapanku dengan jurus andalan.
Dan meninggalkan ia yang sedang meringis kesakitan.
"Brengsek!!"
"Harusnya gua ngga nerima dia"
"Tapi gue sayang;("
"Najis banget si"
"Harusnya gue tu sekarang udah sampe rumah, di anter sama gevan"
Umpatan yang ku lontarkan rupanya di dengar oleh seseorang.
"Kenapa?"
Sontak aku terkejut.
"Gak kenapa-napa"
"Oiya gue Reno" ucapnya seraya mengulurkan tangannya.
"Gue Rara" ucapku tanpa membalas jabatan tangannya.
"Lo gak di anter sama pacar lo?"
"Lo denger ucapan gue?"
"Sekolah ngga ada orang gini, suara lo bakal menggema, apalagi lo teriak-teriak."
"Udah gausah sok tau deh, minggir"
Sekuat tenaga aku berlari menuju gerbang, aku sedikit takut dengan seorang pria bernama Reno tersebut. Bagaimana pun aku batu lihat ia pertama kali di sekolah ini.
Ada terbesit rasa jahil dalam benak ku, ku lihat motor gevan di parkiran. Ku edarkan pandangan ke sekeliling, nampak tidak ada orang. Langsung aku menghampiri motor gevan dan mengempiskan ban nya.
"Rasain!!"
•••
Malam hari, harusnya aku belajar untuk mempersiapkan ulangan kimia untuk esok hari, tapi sosok gevan memenuhi Fikiran ku.
Malam semakin larut, tapi aku masih terjaga.
"Punya pacar serasa gak punya pacar"
Karena terlalu lama meratapi nasib menjadi seorang yang kurang perhatian dan kurang kasih sayang ini hmmm:(.
Kubuka laptop mengakses internet dan mengetikan beberapa suku kata di papan pencaharian.
Cara agar kita di perhatiin pacar
Banyakkk sekali artikel yang menampilkan pendapat mereka, ku buka dari artikel yang pertama.
"Huaaaaaaa"
•••
Semangat mencairkan kutub utara
5 Mei 2020
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro