Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

1: Awal

"Kita putus!!"

"Gak!"

"Lo egois banget si"

Pria di hadapanku melihat kesekeliling, baru ku sadari aku berteriak di tengah perpustakaan. Tanpa 1 kata pria ini menggenggam tangan ku dan mengajak keluar perpustakaan.

Tak berhentinya mulutku terbuka, dan mataku berkedip. Melihat Jakarta dari rooptof sekolah.

Gedung-gedung mewah, hotel, mobil berlalu lalang, semua terlihat jelas di rooptof sekolah

"Apa yang akan kamu katakan?" Kesadaranku kembali ketika suara bariton pria yang membawaku ke tempat ini.

"Kita putus!"

"Gak!"

"Pokoknya putus"

"Pokonya ngga"

Entah berapa ribu kali kata putus aku lontarkan pada pria setengah setan di hadapan ku. Pria dingin yang berstatus pacarku.
Dan entah apa yang membuatku menerima pria dingin ini menjadi pacarku.
Nama nya gevan, tampan bahkan bisa dikatakan sangat tampan. Kulit putih, tinggi, hidung mancung dan rambut gondrong terawat. Semua nya aku suka, kecuali sikap dingin nya. Kami sudah menjalin hubungan hampir 1 tahun. Tapi dalam hampir kurun waktu 363 hari, gevan belum pernah mengajaku jalan, pulang bareng, makan. Bisa kau bayangkan?

"Apasi mau lo?"

Gevan hanya mematung menatapku dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Gevan!!!!!!"

"Saya tidak akan memutuskan kamu"

Angin Jakarta berhasil menyibakan rambut ku kesana-kemari menutup wajah ku.

Satu hal yang paling membuatku terkejut, pria di hadapanku ini. Menyelipkan rambutku ke belakang telinga.

"Saya tidak akan memutuskan kamu, susah payah saya mendapat mu" aku masih mematung dengan ucapan dan perlakuannya.

"Tapi lo egois tau ga? Selama 1 tahun kita pacaran, 1 kali pun kita ngga pernah jalan, ngga pernah makan malam. Terus apa yang mau di harapin dalam hubungan ini hah?" Senyum tipis nya seperti bisa menyentuh jantungku, detak jantung yang bergerak 2 kali lipat.

"Terus apa yang kamu mau sekarang?"

"Ya lo pikir sendiri lah"

Apa yang ia lakukan? Gevan membalikan badan nya saat aku berbicara? Ia malah duduk me selonjor kan kaki nya.

"Kemari, duduk bersama ku"

Mau tidak mau aku menuruti perintahnya.

"Apa yang kau mau?"

"Aku pengen kamu itu berubah gevan, kamu berubah jadi hangat sama aku"

"Ra, saya sayang sama kamu, tapi izinkan saya belajar untuk menjadi yang kamu inginkan"

"Hellooo gevan sadar, kita udah pacaran 1 tahun kamu masih belajar? Gila ya"

"Izinkan saya untuk bersungguh-sungguh mulai dari hari ini"

Tanpa kendali, sudut bibirku terangkat.

"Sudah, kamu ke kelas, nanti saya susul"

"Gak bareng?"

Gevan hanya menggeleng.

"Tuhkan lo ngga bisa so sweet tau ga?"

"Sudah, kamu pergi!"

Kesaaaalll kesaaalll sekali, baru saja ia berniat untuk belajar menjadi yang aku inginkan, gevan udah menyebalkan.

Kaki kiri ku menghentak untuk memberi kejelasan padanya bahwa aku sedang merajuk.

✨✨✨

Bel sudah berbunyi sekitar 5 menit yang lalu, tapi sosok gevan belum muncul juga di kelas. Ada sedikit rasa khawatir bagaimana pun dia pacarku, bagaimana jika ia loncat dari rooptof atau ia di hukum?

"Rian? Kamu tau gevan?"

"Tau, dia sahabat gue"

"Sengklek!" Rian hanya terkekeh.

Tak lama, sosok yang ku tunggu-tunggu muncul di balik pintu, tatapan gevan seperti biasa, dingin dan datar.

Aku tersenyum merekah setelah ia mendekati meja ku, berharap ia akan mengusap puncak kepalaku, menyapa ku atau paling minimal ia membalas senyum ku.

Tapi nihil, ia melewati ku begitu saja, tanpa senyum kata bahkan perlakuan apapun.

Tangan ku mengepal keras.

"Yuni, pacar lo giman sih ke lo?" Nada tanya ku berubah menjadi nada menyindir. Gevan duduk di belakang ku, jadi pasti ia mendengar ucapan ku.

"Pacar gue tu maniiiiiiiiiissssss banget, setiap malam minggu dia selalu ajak gue makan, ngasih bunga, anter jemput. Pokonya gue gak nyesel" yang disindir tak merasa gevan masih fokus dengan buku nya.

"Gevan kamu denger gak sih apa yang Yuni bilang?"

"Hmm"

"Terus apa yang bakal kamu lakuin?"

"Apa?"

"Gevan ayolaaaa, aku cape tau harus ngode in kamu terus, sedangkan kamu nya ngga pernah peka sama sekali"

Sorot matanya seakan-akan membunuhku, tajam sekali.

"Udah lah van, lo ajak ni kutil cicak ke mana ke" ucap rian membuat amarahku memuncak.

"Heh botol cuka!! Maksud lo apa? Kutil cicak kutil cicak. Gue geprek kepala lo, ada tahlilan dirumah lo"

"Udah dong Ra, gue ngebayangin nih"  siang bolong seperti ini mood ku sudah berantakan, mana sebentar lagi pelajaran fisika di mulai. Apalagi PR fisika belum selesai.

"Arghhhhh pr"

"Yuni pr fisika udah?"

"Keponakan Einstein mah kan rajin"

"Gue belum"

"Hayoooo"

Seperti nya alam senang membuatku tersiksa, guru killer SMA ini sudah di ambang pintu, tapi pr ku belum selesai sama sekali.

"Selamat siang anak-anak, kumpulkan pr kemarin ketua kelas" bahkan belum ia menempelkan pantat nya di atas kursi, ia sudah berucap seperti itu.

Dengan kekuatan maung Bandung, aku menyalin pr Yuni.

"Nyalin, nyalin, nyalin kapan lo mulai belajar si Ra?" Dia Asti, si ketua kelas.

"Nanti Asti, kalo mau ujian" mulutku masih bisa berucap meski tanganku dengan gencar menyalin jawaban soal dari Yuni.

Asti melewat meja ku untuk mengambil jawaban dari yang lainnya.

"Gevan, pacar lo tuh urusin"

Gevan nampak bodo amat atas ucapan Asti. Aku melihat kesekeliling, rupanya hanya aku yang baru mengerjakan pr ini.

Dengan segenap jiwa raga, salinan pr itu sudah aku selesai kan.

"Asti!" Ucapku seraya menyerahkan dua lembar pr.

Aku sedikit lega, akhirnya aku akan terbebas dati amukan singa betina yang menyamar jadi guru fisika.

"Sebaiknya kamu belajar" gevan berkata padaku? Oh Tuhan, biasanya aku yang harus memulai duluan.

"Aku bakal belajar kalo bareng kamu"

✨✨✨

Yuhuuu cerita ke berapa ni?
Semoga suka

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro