Chapter 22: Last Day
(Name) mengenakan gaun hitam, rambutnya diikat kucir kuda. Wajahnya dipoles make up. Kata penata rias, (Name) punya wajah yang manis.
Ia tak peduli, wajah manisnya ini pun takkan membuat Shouto meliriknya.
Selesai dirias, (Name) melangkah ke balik panggung dan mendengar arahan terakhir dari pelatihnya.
“Kau sangat manis, (Surname)-san,” ujar Jirou Kyouka, gadis berambut pendek itu tersenyum.
(Name) balik tersenyum. “Arigatou gozaimasu. Kau juga cantik hari ini, Jirou-san.”
“(Name)-chan suaramu indah dan wajahmu sangat manis, apa kau titisan malaikat?” Hado Nejire—kakak kelasnya, memeluk lengan gadis itu.
“E-eh senpai bisa saja.”
(Name) menanggapi gugup celetukan teman-temannya yang memuji kemanisan dirinya. Kecuali Todoroki Shouto. Pemuda itu hanya memandangi (Name) dari jauh.
Tak berniat mendekat.
Karena yang di mata Todoroki Shouto adalah Yaoyorozu Momo.
Bukan (Surname) (Name). Gadis itu sadar diri kok.
Penampilan musik opera dimulai. (Name) selama musim gugur sampai hari ini berusaha menjauhi Shouto dan Momo. Tujuannya agar paru-parunya bisa digunakan untuk pertunjukan hari ini.
Semuanya berjalan lancar. (Name) menyelesaikan nyanyian bernada tingginya dengan baik.
Empat hari lagi operasinya dimulai.
(Name) sejak awal sudah siap perasaan yang mekar di hatinya dicabut.
Ia menyerah mendapatkan Todoroki Shouto. Lelah merasakan sakit di hatinya dan di paru-parunya.
[]
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro