(Name) berdiri di atas panggung, tersenyum cerah. Lampu-lampu menyorotinya, alat musik dibunyikan. Mengambil napas banyak-banyak, (Name) melatunkan lagu bernada tinggi yang membuat siapapun terpukau mendengarnya.

Ia bersyukur paru-parunya masih kuat digunakan untuk bernyanyi seriosa.

Gaun hitam melekat di tubuhnya, menjuntai hingga menyapu lantai. Rambut sepunggung dijalin. Senyuman terus terkembang di wajah. Tubuh dan tangan bergerak-gerak kecil menghayati lagu. Sepatu hak hitam lima senti membuat tubuhnya lebih tinggi. Riasan wajah mempercantik dirinya.

(Name) terlihat anggun. Ia berharap Shouto benar-benar datang dan melihat dirinya yang sekarang. (Name) terlihat berbeda dari yang biasanya.

Suara-suara alat musik melatarbelakangi suara tinggi yang dihasilkan tenggorokan (Name). Penonton-penonton terdiam dan fokus ke gadis itu saja.

Usai menyanyikan lagu Mein Herr Marquis dan Meine Lippen, (Name) membungkuk hormat seraya mengucapkan terima kasih. Ia turun dari panggung dan ke ruang ganti, menukar pakaiannya dengan kaus dan celana panjang.

Gadis itu bersemangat membuka ponsel, menanyakan apa reaksi Shouto setelah menonton pertunjukannya. Senyumannya terkembang.

Namun, tak sesuai harapan. Senyumannya luntur seketika.

Todoroki
Maaf aku tidak bisa datang

Todoroki
Aku menemani Yaoyorozu ke rumah sakit, tekanan darah tinggi ayahnya kumat

[]