[5]
sophomore
⠀
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀
"aku minta maaf karena telah mengungkit hal-hal yang tidak kau sukai, aku minta maaf telah bertanya hal-hal yang tidak seharusnya." ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"aku memaklumi kau marah semalam. kau tahu kenapa? amarah itu wajah lain kecewa. manusia lebih gampang ditemukan sedang meledak-ledak meluapkan emosi ketimbang mengakui kalau mereka sedang tersakiti."
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"aku tahu kamu lelah. banyak kewajiban tapi waktu tidak memungkinkan. aku tahu hatimu sedang tidak baik-baik saja. aku tahu kamu terikat dalam hubungan yang malah memberi nestapa bukannya bahagia. aku tahu kamu tak bisa pergi begitu saja, ada hati yang harus kamu jaga."
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"... tapi, ada saat-saat dimana kamu harus menjadi dirimu yang sebenarnya, dirimu yang apa adanya. bukan dirimu yang seharusnya, bukan dirimu yang orang-orang tahu seperti apa. kamu perlu rehat, kamu harus berhenti sejenak. kamu butuh istirahat."
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"kita sudah lama saling memapah saat kehilangan arah. aku harap hal ini tak akan berubah. aku akan tetap ada saat kamu kehilangan kepercayaan, pada siapapun selain Tuhan."
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"lekas sembuh, lekas utuh!"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
–Ralaya Annisa,
2019
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro