I don't think that!
Soojung memutuskan kembali ke kelas di jam terakhir, ia merasa tubuhnya sudah lebih baik dibanding tadi pagi. Lagipula dia bukanlah siswa yang ingin meninggalkan kewajiban belajarnya. Dibangku paling belakanglah Soojung duduk dengan tenang, sesekali sakit kepala menderanya, namun tidak ia hiraukan. Hingga bell pulang akhirnya berbunyi. Gadis itu langsung mengemasi buku dan alat sekolahnya ke dalam tas yang ia bawa sesaat setelah guru Lee keluar dari kelas. Ia menunggu teman-temannya yang berebut keluar dari kelas.
Soojung berusaha untuk berdiri, naasnya, kepalanya kembali terasa sakit. Hal ini membuatnya kembali terduduk. Beberapa anak yang melihatnya hanya mendiamkan saja. Seakan akan tidak ada hal yang mengkhawatirkan terjadi, justru mereka tersenyum sinis menganggap apa yang terjadi pada Soojung hanyalah sandiwara. Sebuah uluran tangan menghadang indra penglihatan Ssojung,. Gadis itu memutar bola matanya. Di dapatinya pria tinggi dengan rambut hitam tengah tersenyum manis kepada Soojung, Kim Seokjin.
"Kuantar pulang ya!" tawar Soekjin tulus.
"Tidak perlu diantar, nanti hanya akan merepotkan saja!" tolak SOojung.
"Rumah kita kan searah, lagipula rumahku melewati rumahmu." Seokjin masih bersikukuh mengantar SOojung. Sejak dia tahu kenyataan tentang Soojung yang telah lepas dari Jongin, Soekjin telah membulatkan tekadnya kembali untuk merengkuh Soojung.
'SOojung sebenarnya agak keberatan dengan tawaran dari Soekjin, lagipula akan aneh untuk pulang bersama sunbae yang terkenal playboy itu. Bisa-bisa ia dicakar oleh para fans Soekjin. Namun, apalah daya, Soojung akhirnya menerima tawaran Soekjin.
Beberapa orang gadis hanya tersenyum sinis melihat Soekjin merengkuh tangan Soojung. Label murahan sepertinya makin tertancap di tubuh SOojung. Ya, bagi gadis-gadis itu, SOojung tidak lebih dari seorang gadis murahan. Setelah menyakiti Kim Jongin, kini gadis itu malah berjalan bersama dengan Soekjin yang notabene adalah sunbae mereka yang tampan. Otomatis, Jinyounglah yang menjadi korban SOojung selanjutnya.
Seokjin dan Soojung berjalan beriringan menuju halte bus. Seokjin memang tidak membawa motor, hal ini dikarenakan peraturan dari sekolah yang tidak memperbolehkan muridnya untuk membawa kendaraan selain sepeda ke sekolah. Hal inii dilakukan untuk mengurangi polusi dan mengajarkan cara hidup sederhana. Oleh karena itu, banyak dari siswa dan siswi di korea yang berjalan kaki maupun mengayuh sepeda.
****************** ** 8
"Aku pulang!" Seru Soojung disaat kakinya memasuki rumah tercinta. Tidak ada yang menjawab salamnya. Gadis itu segera melepaskan tas yang ada dipundaknya lalu merebahkan diri di atas sofa. Helaan nafasnya panjang, seakan-akan mengisyaratkan kelelahan yang di derita. Matanya ia tutup sebentar guna menikmati kehadiran oksigen untuk paru-parunya.
Tidak lama, terdengarlah suara pintu terbuka. Soojung segera sadar akan eksitensi tersebut. Iapun menegakkan tubuhnya saat sosok dari kim Jongin berada disampingnya. Lagi-lagi ia mengulas sebuah senyuman,berharap agar calon kakaknya tersebut tergugah hatinya.
"Sudah pulang?" sapa Soojung. Jongin mengangguk, ia melihat Soojung dari atas hingga bawah, memastikan keadaan adiknya. Bagaimanapun, untuk saat ini, Soojung adalah tanggungjawabnya.
"Mandi dan ganti bajulah! Hari ini kita akan makan di luar!" Ajak Jongin,ia berjalan menuju tangga,sedangkan SOojung hanya bisa melongo,tumben sekali seorang Kim Jongin mengajaknya makan malam.
******* ******************* **************
Kedai yang Soojung dan Jongin pilih berada tidak begitu jauh dari rumah Soojung. Gadis itu memesan bulgogi pedas, begitupula dengan Jongin yang juga memesan bulgogi.Sejak tadi belum ada obrolan antara mereka berdua. Mereka hanya mengeluarkan suara pada pelayan untuk memesan makanan.Meskipun begitu, hati Soojung sedikit lega. Paling tidak Jongin tak bersikap dingin kepadanya. Ada harapan hubungannya akan membaik dengan Jongin.
Jongin bersikap sedikit lebih lunak, dia merasa kasihan pada gadis di depannya tersebut. Meskipun sedari tadi mereka hanya sibuk dengan makanannya masing-masing, namun sebuah kemajuan mereka bisa makan bersama.Beberapa kali ia memperhatikan diri Soojung. Ia merasa, Soojung semakin kurus dan tirus.
"Aku keluar dulu!"Ucap Jongin sesaat matanya menangkap keberadaan Baekhyun dan Chanyeol di luar kedai. Tidak mungkin mereka mendapati Jongin dan Soojung makan berdua, bisa-bsisa ada sekolah geger esok hari. Soojung mengangguk pelan. Ia kembali pada makanan yang tersaji di depannya. Sunnguh Soojungtidak bisa menutupi kebahagiaan bisa makan berdua dengan Jong In.
Jongin berdiri, bergerak menuju pintu kedai. Sesaat di luar kedai, Jongin berpura-pura kaget bertemu dengan Chanyeol dan Baekhyun. Mereka saling bertemu dan menyapa.
"Kami baru saja akan makan disini!" Teriak Chanyeol girang.
"Benarkah?" Jongin purapura kaget.
"Tentu, kau baru selesai ya? Harusnya tadi kita janjian saja!" Baekhyun cemberut seketika.
"Tidak, aku tidak jadi makan di kedai ini, ramai sekali." Jawab Jongin. Chanyeol segera mengedarkan pandangannya ke kedai tersebut. Memang, kedai sedang ramai, tapi masih ada satu meja tersisa. Tiba-tiba Chanyeol ,membelalakan matanya.
"Bukankah itu Soojung?" Arah mata Chanyeol tertuju pada Soojung yang tengah duduk menikmati makanannya. Baekhyun dan Jongin mengikuti arah mata Chanyeol.
"Aha... pasti karena ada dia di sini ya? Padahal masih ada satu meja kosong." Baekhyun menebak-nebak menyelidik.
"Bukan seperti itu! hanya terlalu ramai saja!" Chanyeol dan Baekhyun hanya tertawa renyah melihat raut wajah Jongin yang berubah tersebut, Menurut mereka, Jongin jelas tidak jadi di kedai ini bukan karena keramaiannya, tetapi karena ada Soojung disana.
"Eh, tapi mantanmu makan dengan siapa? Ada dua mangkuk, tapi dia hanya sendiri, wah jangan-jangan dia sudah punya pacar baru lagi!" Chanyeol menebak-nebak. Tubuh Jongin membeku seketika, saat retinanya menangkap keberadaan kakak kelasnya yang menghampiri Soojung, Kim Seokjin.
"Tuh kan benar, sepertinya itu korban baru Soojung,Kim Seokjin kan? Idol sunbaeyang terkenal itu. Tadi saja dia datang ke kelas,sepertinya menjempput Soojung." Baekhyun menanggapi.
"Sudahlah tidak penting, lebih baik kita cari kedai lain," Ujar Jongin dingin, hawa panas dan kesal menyergapnya dengan mudahnya. Chanyeol dan Baekhyun hanya mengedikkan bahunya, lalu mengikuti ;angkah Jongin.
Sementara itu, Soojung yang awalnya masih menikmati makanannya terkejut dengan kedatangan Seokjin, SUnbae tampannya itu menyapanya dengan manis.
"Soojungie?" Seru Soojung menemukan Soojung yang tengah makan sendiri.
"Sunbae? Kenapa di sini?" Soojung celingkukan mendapati Soekjin yang tiba-tiba duduk tanpa permisi.
"Baru saja aku selesai makan, tapi di dalam sih, kau sendirian?" Seokjin seakan tidak ingin kehilangan kesempatan mendekati Soojung.
"Aku dengan calon kakakku," Seokjn menganguk-angguk, ia kembali berusaha melancarkan berbagai hal yang bisa ia lakukan demi mendekati Soojung. SOojung sendiri hanya menanggapinya biasa saja, beberapa kali ia meliht keluar kedai mencari sosok calon kakaknya tersebut. Namun, nihil, ia tak mendapati Jongin. Gadis itu menghela napas panjang. Ia yakin kakaknya salah paham lagi.
**** ******** **************
Ayah Soojung dan Ibu Jong In sudah kembali ke Korea, artinya Jong In sudah tidak perlu lagi tinggal bersama dengan Soojung. Sedikit menenangkan hati kedua orang tersebut. Selain itu, tanggal pernikahan kedua orang tua mereka telah ditetapkan. Tiga minggu lagi pemberkatan akan dilangsungkan di sebuah gereja tempat kelahiran kedua orang tuanya.
Kali ini orang tua mereka mengajak Soojung dan Jong In untuk fitting baju pengantin di sebuah boutique kenamaan. Sedari tadi Jong In lebih sering diam, sedangkan Soojung banyak berbicara dengan calon Ibunya tersebut. Kini ia tengah membantu calon ibunya mengenakan gaun pengantin putih simple.
"Eomma, benar-benar cantik! Bajunya sangat pas dan terlihat anggun untukmu." Puji Soojung pada calon Ibunya tersebut. Calon Ibunya-pun melihat ke cermin, dan tersenyum.
"Terima kasih Jungie, kau juga cantik, setelah ini aku yang akan membantumu mengenakan gaunmu!"
"Tentu saja, eomma juga harus membuatku cantik, aku tak ingin kalah dari Eomma!" Mereka-pun kembali dengan kesibukan mereka. Ibu Jong In kemudian membantu Soojung mengenakan gaun putihnya. Sebelum akhirnya mereka keluar dari kamar ganti, untuk menemui Ayah Soojung dan Jong In yang sudah beberapa menit sebelumnya selesai mengenakan bakal pakaian yang akan mereka kenakan saat pernikahan.
Ayah Soojung dan Jong In dengan sabar duduk di sofa yang telah tersedia. Mereka terhanyut dengan perbincangan asik lelaki. Bahkan beberapa candaan terlontar begitu saja, Jong In memang menyukai sosok Ayah Soojung, ia sangat yakin Ayah Soojung bisa membahagiakan ibunya. Tirai kamar ganti terbuka, Ibu Jong In dan Soojung keluar dari kamar ganti tersebut,
"Appa..." panggil Soojung kepada sang ayah. Ayah Soojung dan Jong In berhenti dari pembicaraan mereka, dan mata mereka seakan-akan lepas dari wajahnya, takjub akan kecantikan kedua wanita yang ada di depannya.
"Bagaimana? Eomma cantik kan..."
"Ya, sangat cantik Jungie, kau juga cantik." Jawab Ayah Soojung.
"Terima kasih, apa aku cocok dengan ini?" tanya Ibu Jong In.
"Sangat pas dan cocok untukmu, kau terlihat seperti dewi." Puji Ayah Soojung yang tentu saja membuat Wanita paruh baya itu bersemu merah. Soojung senang melihat kedua orang itu bahagia.
"Bagaimana pendapatmu Jong In-ah?" tanya Ayah Soojung.
"Mereka sangat cantik dan manis." Ucap Jong In.
"Ah ya, Appa dan Jong In Oppa terlihat tampan juga, kalian cocok dengan pakaian itu!" timbale Soojung. Ibu Jong In mengiyakan pernyataan Soojung, Jong In dan calon suaminya memang terlihat tampan dengan tuxedo hitam.
"Kalau begitu kami akan memakai ini untuk pernikahan, Jungie ayo kita ganti dahulu!" Ajak Ibu Jong In yang diikuti oleh anggukan kepala Soojung. Mereka berdua kemudian pergi ke kamar ganti. Sementara Jong In dan Jung Yunho – Ayah Soojung memutuskan untuk berganti di kamar ganti yang lain. Jong In dan Yunho selesai lebih dulu, lagi-lagi mereka menunggu di sofa yang tadi mereka menunggu.
"Jong In-ah, boleh aku bertanya sesuatu?" ujar YUnho.
"Tentu saja." Jawab Jong In.
"Kau kan satu sekolah dengan Soojung, kau tahu bagaimana Soojung di sekolah? Karena kulihat akhir-akhir ini ia sering terlihat murung, kira-kira kau tahu apa yang terjadi padanya?"
"Aku tak begitu dekat dengannya di sekolah," jawab Jong In.
"Apa dia punya kekasih?"
"Eh?"
"Jujur meskipun ia termasuk anak periang, tapi dia sangat tertutup mengenai kisah cintanya, mungkin bila ia masih punya Ibu, dia akan lebih terbuka. Jadi aku ingin tahu tentang kekasihnya, kau tahu?"'
"Maaf Paman, aku mungkin tak berhak mengatakannnya,"
"Ah tentu saja, tapi bila ia punya kekasih kuharap kekasihnya baik kepadanya,"
"Semoga saja Paman. Memangnya Soojung tak pernah membawa kekasihnya ke rumah paman?"
"Belum pernah sekalipun, paling hanya Jinyoung yang sering mampir."
"Jinyoung?"
"Iya, dia kan sudah sejak kecil sering bersama Soojung, lagipula dia saudara kami, Aku dan Soojung juga sudah menganggapnya sebagai Kakak Soojung. Makanya saat dia pindah beberapa bulan lalu, aku merekomendasikan sekolah yang sama dengan Soojung."
"Kakak Soojung, Jinyoung Kakak Soojung? Dia saudara Soojung?"
"iya, ada apa memangnya? Ah pasti mereka sangat dekat ya di sekolah? Sehingga kalian menganggap mereka pacaran?"
"Eh, Iya begitu Paman, kami pikir mereka berpacaran."
"Itu tak akan pernah mungkin Jong In-ah, Jinyoung sudah terikat dengan Kim Na Eun, bahkan dia juga sering bercerita pada paman tentang Na Eun, kalian salah paham!"
"Oh, begitu Paman?"Jong In bingung, bila Jinyoung hanyalah saudara Soojung, lalu apa yang ia lihat saat itu? Apa maksud Soojung mencintai Jinyoung? Ia mencoba berfikir, mengumpulkan beberapa fragmen terpisah.
"Apa Soojung melakukan ini karena pernikahan ini?" batin Jinyoung.
*** ** ***
Tbc
Author note's:
Sebelumnya mau minta maaf karena keterlambatan post. Sekolahku dari kemarin ikut lomba dan sekarang mau dinilai, jadi banyak persiapan dan tugas. Aku gak bisa janji buat post minggu depan.
Wah.. sudah nyampai di bagian bagian akhir ternyata hehehehehehehe...
Trus masalah KAISTAL....
Kabar Kaistal dating benar-benar bikin bahagiaa... Akhirnya salah satu OTP bisa jadi kenyataan.
Tapi aku agak sedih nih, kabar miring mulai bermunculan... Haters bikin kesel. Pokoknya aku tetep dukung Kaistal. #kaistalprotectionsquad . Jadi tetap bersatu ya buat KAISTAL.
See ya..
Zeakyu
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro