Rebirth : Detective of the East
DCMK © Aoyama Gosho
Warning : OOC, typos, Rebirth, BL, dkk
Rebirth : Detective of the East
Pair : KaiShin
Word : 2,6k
Summary : Genangan darah mengalir, mengubah warna putih menjadi merah gelap. Dalam kehampaan dan pikiran kosong. Satu-satunya harapan hanyalah mengubah waktu. Shinichi tidak menyangka bahwa ia akan kembali ke waktu sebelum dirinya berubah menjadi Conan. What to do? Save the magician life!
.
.
.
Shinichi harusnya sudah mati.
Saat ia dan KID melakukan operasi terakhir untuk memusnahkan dua organisasi hitam disaat bersamaan. KID melindunginya dan mati.
Dengan napas memburu dan hati yang bagai dihantam batu beton. Shinichi menggenggam ponselnya dengan tangan bergetar. Dia mengirim informasi terakhir pada agen FBI dkk mengenai tempat persembunyian mereka.
Aqua-nya memandang pakaian putih KID yang sudah ternoda merah gelap. Ketenangan hati yang terganggu membuatnya tak sadar bila sebuah peluru tengah melesat menuju jantungnya.
Setelah itu gelap.
Ketika Shinichi membuka mata, hal yang ia lihat adalah langit-langit ruangan familier di rumahnya--bukan di tempat Ran--tapi di rumah megahnya.
Mengerjap kaget, ia bangun dan mendapati tumpukan buku di atas tubuhnya. Melirik ke arah jendela yang terasa hangat akan sinar matahari. Shinichi mengecek tubuhnya dengan ragu.
Tangannya tidak kecil, itu tubuh remajanya.
Mengapa bisa?
Apa yang terjadi?
Mimpi buruk?
Berbagai pertanyaaan muncul, namun tak dapat terjawab akibat kurangnya informasi.
Melihat ponsel di meja belajar, ia mengambilnya dan terkejut.
Bagaimana bisa?
Tanggal di ponsel menunjukkan waktu 2 hari sebelum ia pergi bersama Ran ke taman bermain--Tropical Land. Hari di mana kehidupan normalnya berubah dan perjalanannya sebagai Edogawa Conan dimulai.
Apa yang akan ia lakukan?
Sudah jelas ini bukan mimpi, ia masih bernapas. Tubuhnya tidak selemah akibat APTX4869 yang dia makan. Kondisinya sangat fit dan bagus, sudah lama sekali dia tidak merasakan tubuh 'Shinichi' yang fit dan tidak sakit-sakitan.
Kenapa dia kembali ke masa lalu?
Untuk mengubah takdirnya?
Atau--
KID!!!
Shinichi langsung terbangun dari tempat tidurnya, ia masuk ke kamar mandi untuk membasuh muka dan segera melesat untuk pergi ke stasiun kereta.
Jika dia kembali ke masa lalu, akankah KID juga terlahir kembali? Mengingat waktu kematian mereka sangat berdekatan. Shinichi memang belum sepenuhnya menerima apa yang terjadi pada dirinya saat ini. Namun, dirinya masih memiliki hutang nyawa pada sang pesulap. Jadi dia ingin memastikan bahwa ini bukan mimpi dengan melihat pencuri itu dengan matanya sendiri.
Sesampainya di Ekoda, sang detektif berlari ke arah sekolah tempat KID berada. Kebetulan jam masuk sekolah belum berbunyi dan banyak siswa siswi yang berjalan di sekitar gerbang sekolah.
Mengabaikan tatapan aneh para siswa--mengingat Shinichi seperti seorang siswa namun tidak memakai seragam sekolah--sang detektif menyandarkan punggungnya di balik tembok. Kepalanya tertunduk, memikirkan hal aneh di luar nalar yang bisa membuatnya kembali ke masa lalu.
Atensinya terganggu saat seorang siswa menghampirinya. Shinichi mendongkak dan menemukan pemuda yang dikenalnya dulu. Sosok blonde itu tersenyum tipis dan mengulurkan tangannya.
"Halo, namaku Hakuba Saguru. Kalau tidak salah kamu adalah Kudo Shinichi kan? Aku sering membaca prestasimu di koran dan internet."
Shinichi sempat bingung, pasalnya ia sudah lama mengenal Hakuba sejak dirinya masih menjadi Conan. Perasaan bahwa ini bukanlah mimpi meningkat 70%.
"Oh, itu hanya masalah kecil yang dibesar-besarkan oleh polisi dan media." Jawabnya canggung. Entah kenapa Shinichi ingin memukul dirinya yang lama. Dia yang menyukai kepopuleran di media benar-benar sangat kekanakan. Ia yang dulu tidak pernah berpikir bahwa terlalu terkenal akan mengundang bahaya baik pada diri sendiri maupun orang-orangnya terdekatnya. Um, mungkin mulai saat ini dia akan bertindak dengan low profil.
Hakuba merenung sejenak, sebagai detektif dia tahu kalau Shinichi entah kenapa terlihat tidak nyaman saat berbicara dengannya. Bahkan rasa canggung dan gugup yang dimiliki Shinichi saat ini, membuat siapa saja terheran.
"Maaf jika pertanyaanku menyinggungmu. Tapi, apakah kamu sedang menunggu seseorang? Dilihat dari rasa gugupmu, apakah hal ini terkait dengan kasus yang besar?"
Shinichi berkedip lalu tertawa kecil. "Bukan, aku datang hanya untuk memastikan sesuatu--"
"BAKAITO!!!"
Sebuah teriakan nyaring dari arah kanan menggema. Lalu Shinichi melihat pemuda yang ia cari tengah berlari sambil tertawa riang.
Shinichi terpana, ia merasa matanya memanas dengan gejolak hati yang abstrak. Campuran emosi yang bergolak di dada sempat membingungkan ekspresinya. Dirinya entah ingin tertawa atau menangis...
"Kuroba!" Hakuba menggeram saat rambutnya berubah menjadi afro bewarna hijau terang. Sang pelaku hanya tertawa keras dengan wajah meremehkan.
Indigo-nya menyisir suasana di sekelilingnya, sampai tatapannya mendarat di tubuh Shinichi.
"Oh? Bukankah ini adalah detektif terkenal Kudo Shinichi? Namaku Kuroba Kaito~ seorang pesulap amatir~ salam kenal~"
Shinichi mematung, ia memperhatikan wajah Kaito dengan ekspresi suram. Dirinya yang sudah mengenal KID dan tahu identitas aslinya, membuatnya bisa membaca raut Kaito dibalik wajah pokernya. Bertahun-tahun dia bekerja sama dengan KID untuk mengatasi BO tentunya sudah membuat dirinya tak asing dengan segala sifat dalam dan luar seorang Kuroba Kaito.
Kaito tidak mengenalnya...
Menghela napas enggan, Shinichi hanya bisa menjawab perkenalan Kaito dengan nada arogannya yang biasa lalu pamit karena dia harus pergi karena Megure-keibu memanggil. Shinichi sangat senang polisi gemuk itu memanggil di saat ia tak punya alasan untuk pergi.
Dalam perjalanan pulang, Shinichi tidak memperhatikan raut Hakuba yang kebingungan dan ekspresi heran Kaito--yang tentunya tersembunyi di balik poker face-nya.
.
.
.
Shinichi menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur. Benaknya terlalu pusing dan pengap. Mau bagaimana lagi, sebagai seorang detektif yang selalu berpikiran rasional dan logis. Saat ini ditempatkan dalam kondisi yang sangat mustahil dan di luar nalar.
Tubuhnya yang mengecil menjadi Conan bisa dijelaskan dengan angka dan rumus kimia.
Magic yang dilakukan Kaito KID pun menggunakan trik yang bisa dijelaskan akal sehat.
Bagaimana dengan kelahiran kembali? Apakah Tuhan memberikan kesempatan kedua untuk mengubah segalanya menjadi lebih baik?
Merasakan ponselnya bergetar, ia merogoh sakunya dan mendapat pesan dari Ran yang menanyakannya kenapa tidak pergi ke sekolah. Shinichi melemparkan ponselnya tanpa menjawab dan kembali memasuki mode analisis.
.
.
.
"Untuk apa kau membantuku?" Seorang anak kecil yang saat ini bernama Haibara Ai bertanya pada Shinichi yang tengah sibuk menuliskan sesuatu di dalam buku catatannya.
Setelah berpikir hingga 2 hari lamanya, Shinichi memutuskan untuk tidak bertemu dulu dengan Gin. Ia akan membuat rencananya dengan tubuhnya sendiri kali ini. Namun, sebelum itu dia harus mengumpulkan semua 'teman-teman'nya.
Seperti kehidupan sebelumnya, teman pertama yang dia pilih adalah Miyano Shiho. Ia cukup sebal karena tak bisa mengubah takdir mengenai kakaknya yang meninggal atau gadis itu yang mengecil. Namun, dirinya tidak bisa terus dalam keadaan depresi.
Pengalaman di kehidupan sebelumnya sudah membuat dia terbiasa dengan kematian beberapa orang yang tak sempat dia selamatkan. Dirinya hanya bisa meneguhkan hati bahwa semua orang yang membunuh akan diberi hukuman yang sesuai.
Manik biru cerah itu menatap gadis kecil yang masih memandangnya tajam. Sang scientist sama sekali tidak berubah, tetap waspada dan sulit untuk mempercayai seseorang. Maka dari itu, Shinichi hanya akan berkata jujur.
Ia memang tidak akan menyebutkan kalau dia dilahirkan kembali. Tapi dia menyebutnya sebagai mimpi perkiraan masa depan.
Haibara termenung mendengarnya, gadis kecil itu akhirnya memilih untuk menyendiri seraya mencerna apa yang dikatakan oleh Shinichi.
Satu teman didapat.
.
.
.
1 April...
Shinichi melihat kalender di kamarnya dengan pandangan rumit. Dua hari lagi, pertemuan pertama dengan Kaito KID dimulai. Berdasarkan apa yang dia jalani selama beberapa bulan kebelakang setelah terlahir kembali. Shinichi tahu jika semuanya berjalan hampir sama dengan yang dulu--kecuali tubuhnya yang tidak mengecil dan tidak harus tinggal di rumah Ran.
Perangnya melawan BO pun kali ini lebih berjalan lancar, dirinya sudah menemukan beberapa jejak mereka bahkan menginterupsi aksi pembunuhan. Saat ini mereka tengah penasaran mengenai siapa dalang yang terus menerus menghalangi transaksi. Namun, Shinichi yang sudah berpengalaman dan memilih untuk low profile. Membuat anggota organisasi hitam agak gemas.
Shinichi memang terlalu cepat mengumpulkan beberapa 'teman' seperti Akai dan lain-lain. Tapi, baginya itu tidak penting. Asalkan organisasi itu hancur dia akan menanggung beban--apalagi saat ini dia memutuskan untuk melawan 2 organisasi sekaligus. Waktunya untuk bersenang-senang sama sekali tidak ada. Dirinya sibuk meng-hack beberapa situs untuk mencari informasi.
Oh, kalau diingat-ingat sistem hack yang dia gunakan adalah perpaduan antara yang KID dan Haibara jelaskan. Ia jadi ingat saat mereka bertiga berlomba untuk mencari informasi dan saling meledek.
KID...
Shinichi menghela napas panjang, jemarinya di keyboard terhenti. Kepalanya menoleh ke arah jendela yang tengah menunjukan langit mendung. Dirinya cukup kebingungan apakah akan hadir di KID heist atau tidak.
.
.
.
Pada akhirnya, Shinichi tetap datang ke Hotel Haido. Sebentar lagi pencuri itu akan datang dan mengatakan April Mop. Ia melihat beberapa helikopter dan Nakamori yang tidak lelah untuk terus berteriak memerintah anak buahnya untuk persiapan.
Sang detektif sengaja berpakaian gelap dengan topi baseball. Ia secara sembunyi-sembunyi bergerak masuk ke dalam Hotel dan menyandarkan punggungnya di sudut ruangan dekat atap hotel. Dulu dia sengaja menempatkan kembang api untuk mencoba menangkap sang pencuri.
Saat ini, dia hanya ingin melihat sang pesulap dari dekat.
Ketika waktu hampir menunjukan tengah malam. Shinichi memutuskan untuk keluar dan merasakan terpaan angin malam disertai pemandangan nostalgia di depannya.
Aura familier terdeteksi di belakangnya. Shinichi tersenyum kecil, ia lalu mengklik sebuah tombol di dalam saku--untuk memanggil beberapa polisi kemari--yah, dia bukan Conan yang bisa menggunakan kembang api layaknya anak kecil.
"Oh? Aku tidak menyangka bahwa seorang Meitantei akan datang ke pertunjukkanku, suatu kehormatan bagi saya." KID berkata dengan nada main-main seperti biasa.
Shinichi menyeringai, ia mendongkak untuk melihat KID yang tengah memandangnya di balik monocle. Sosok putih dengan aura khas yang mengelilinginya, nampak mistis dan tak tersentuh. "Aku hanya ingin melihat seberapa bagus pencuri dengan nama 1412."
Suara helikopter yang datang membuat seringai KID makin lebar. "Oh?"
Seperti yang Shinichi duga, KID menggunakan walkie talkie dengan suara yang berbeda dan membingungkan semua polisi yang berdatangan.
Well, bukan hanya KID saja yang bisa menghilang dalam sekejap. Shinichi juga ikut pergi karena tidak ingin para polisi menemukannya.
Dalam perjalanan pulang, Kudo muda itu mengepalkan tangannya erat.
KID masih tidak mengenalnya...
.
.
.
Hal yang berubah mungkin hanyalah beberapa merpati putih yang terkadang hinggap di jendelanya. Shinichi tahu jika itu milik KID yang mungkin penasaran dengannya dan memutuskan untuk mengamatinya.
Apa boleh buat, semenjak pertunjukan April Mop di hotel Haido. Shinichi tidak pernah pergi lagi ke pertunjukan KID. Sudah dua bulan berlalu sejak hari itu. Meski dirinya memiliki beberapa waktu luang, ia merasa kalau bertemu kembali dengan KID bukanlah hal yang bagus.
Sudah cukup dirinya selalu memikirkan pesulap itu hampir setiap hari di tengah kesibukan perangnya melawan BO. Jika dirinya menemui sang pesulap. Shinichi tidak yakin apakah ia bisa mempertahankan wajahnya.
Salahkan Haibara yang selalu menyindirnya dengan topik KID--yang sangat sensitif baginya--sampai dirinya sadar bahwa sosok KID bukan hanya tujuan hutang nyawa.
Tapi juga masuk ke dalam hatinya, tanpa dia sadari.
.
.
.
Shinichi menemukan markas organisasi yang selama ini mengejar KID.
Saat ini dia tengah membawa alat telekomunikasi khusus yang tersemat di telinganya. Jemarinya sibuk mengetik kode serta mempelajari struktur ruangan demi penyergapan. Keringat dingin mulai mengucur dari dahinya, jantungnya berdegup kencang diiringi memori lama yang mulai menyerang ingatannya.
Saat itu, ia bersama KID juga melakukan hal ini. Tapi, berakhir dengan tidak terlalu baik. Keduanya terluka tembak saat tengah melarikan diri dan menunggu bantuan datang. Kali ini, meskipun dia sendiri. Ia tidak akan membiarkan dirinya kembali terluka. Apalagi KID.
Sayang, meski Shinichi sudah tahu apa yang akan terjadi dan mampu menghindari. Takdir selalu berkata lain.
Untuk kedua kalinya, Shinichi kembali tertembak di bahu saat mencoba menangkap anggota terakhir yang hampir melarikan diri dari kejaran pihak berwenang.
Setelah itu gelap--
.
.
.
Sang detektif membuka matanya, hidungnya mencium bau obat. Sudah dipastikan kalau dia saat ini ada di rumah sakit. Tentu saja dengan baju yang dibalut perban. Ugh, sangat menyakitkan!
Suster datang dan memanggil dokter untuk memastikan keadaan. Selain luka di bahu, kondisi Shinichi baik-baik saja. Perlu 2 minggu baginya untuk beristirahat.
Shinichi mengangguk, meski pada kenyataannya dia tidak akan istirahat selama itu. Karena rencana selanjutnya harus segera dilakukan atau Gin dan yang lainnya akan kembali menghilang.
"Selamat malam, Meitantei~ aku lihat kamu baik-baik saja selain lukamu."
Suara familier di ambang jendela, membuat Shinichi sedikit terkejut.
Ia tidak ingin bertemu dengan KID.
Tidak ingin melihatnya--
Tolong! Dirinya sudah berjuang sekuat mungkin, ia tidak ingin mengatakan apapun pada sang pesulap.
KID hanya cukup melakukan pencurian, mencari permata yang diinginkan tanpa takut diincar oleh organisasi yang sudah ia musnahkan kemarin.
"Aku tidak menyangka mendapat tamu terkenal sepertimu, Moonlight Magician. Seingatku, tidak ada hal berharga yang bisa kau curi disini." Shinichi berkata datar. Sementara hatinya sibuk menahan kekalutan hati, sudah lama sekali dia tidak melihat KID dalam jarak sedekat ini. Selain jantungnya yang mulai berakselerasi, tubuhnya juga tanpa sadar bergetar seakan mencoba menahan emosi.
Shinichi yang sama sekali tidak menoleh ke arah KID, tidak tahu jika saat ini pencuri itu telah memasang wajah sedih dan suram. Dengan lembut, sang pesulap berjalan mendekat dan duduk di tepi tempat tidur.
"Bisakah kau memberiku jawaban kenapa kau menghancurkan mereka? Aku yakin kalau kau sama sekali tidak memiliki hubungan dengan Snake dan kawan-kawannya." KID bertanya dengan nada lembut.
"..."
"Tugas detektif adalah mengungkapkan kebenaran dan mengantarkannya ke pihak berwenang." Shinichi mengepalkan tangannya erat. "Jika tidak ada yang lain pergilah." Dalam hati, sang detektif mencoba menahan diri untuk tetap tenang dan tidak mencuri beberapa lirikan ke arah sang pesulap. Jadi ia memutuskan untuk mengingat semua buku Holmes yang dia baca.
KID memandang Shinichi dengan raut yang tidak bisa didefinisikan. Melihat Shinichi yang seperti sedang berada di dunia la-la-land. Ia bertanya. "Conan-kun?" --suara Ayumi.
"Conan-kun?" --suara Ran.
"CONAN!!" --suara Genta.
"Berisik! Aku sedang berpikir jangan ganggu dulu Genta! Ah--" Shinichi yang tersadar dari lamunannya membelalakkan mata.
Sial! Itu kebiasaannya yang tak bisa dia ubah sampai kapanpun!
Tapi, kenapa KID memanggilnya Conan--
Dia tidak pernah menjadi Conan, kecuali--
"Akhirnya sadar?" KID melipatkan tangannya di dada.
"Kau--" sebelum Shinichi melanjutkan kata-katanya, KID sudah memeluknya dengan lembut.
"Maaf, aku baru mendapat ingatanku setelah Snake dimasukan ke dalam penjara." Suara KID bergetar dengan emosi. "Kau pasti kesulitan kan? Menangani semuanya sendirian."
Pelukan KID mengerat, Shinichi merasa otaknya blank untuk sementara. "Mengenai aku yang menyelamatkanmu dengan nyawaku, itu murni karena aku ingin melakukannya. Kau tak usah bertanggung jawab."
Bisikan dari KID yang terdengar lembut dan--bisakah Shinichi menggambarkannya dengan kata 'penuh kasih sayang?'--membuatnya tambah malu dengan wajah merah. "Setelah ingatanku kembali, aku ragu apakah kamu juga memiliki ingatan atau tidak, jadi aku mengetesnya. Syukurlah, kau juga kembali."
"Wha--KID!" Shinichi mulai berontak, salahkan tangan KID yang mulai meraba pinggangnya.
"Sshh, Meitantei..., terima kasih." Bisik KID tepat di telinga Shinichi yang saat ini tengah memerah malu. Ah, terlalu dekat! Suhu badannya dan aroma khas KID membuatnya pusing.
--blush!
Untung saja saat itu gelap, jadi Shinichi bisa menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah layaknya apel.
Sang pesulap lalu mengamati wajah Shinichi dengan ekspresi serius. "Karena sekarang kita memiliki ingatan yang sama, aku tak akan segan untuk membantu. Lagipula musuh mu belum selesai bukan?"
"Dan aku tidak menerima penolakan."
Shinichi terdiam dan tidak dapat membantah.
Malam itu, KID yang menolak untuk melepaskannya ikut istirahat di sampingnya. Sang detektif mengerti, mungkin KID membutuhkan seseorang untuk menemaninya.
Menemaninya berbagi rasa yang seolah mimpi.
.
.
.
Selama masa penyembuhan, Shinichi melihat KID yang selalu menyamar dalam wajah random. Sang pesulap agak suram karena setiap penyamarannya selalu terbongkar dengan mudah.
Rencana untuk menaklukkan BO dimulai--
Meski banyak korban yang jatuh, mereka menang.
"Na, Meitantei...," KID berkata sambil memperhatikan langit berbintang.
Shinichi di sampingnya hanya bergumam kecil tanda mendengar.
"Akhir-akhir ini aku selalu memikirkan mengapa waktu itu aku sangat tidak rela jika kau mati."
Sang detektif menoleh dan melihat KID yang berjalan mendekatinya.
"Dan akhirnya aku tahu kalau sosokmu sangat penting bagiku dan tak sanggup kehilanganmu. Yah, kebersamaan yang selalu kita lewati sepertinya membuatku menyukaimu."
"..."
"Huh?!" Shinichi terbelalak kaget, ini bukan deduksinya yang salah kan? Perkataan KID barusan seperti--
"Oh? Tidak masalah kalau kau tidak memiliki perasaan yang sama. Aku hanya tinggal mencurinya bukan?" KID melanjutkan perkataannya dengan seringaian.
Shinichi berkata pelan disertai dengan hembusan angin yang menerbangkan helaian rambutnya. "Barou, kau sudah mencurinya sejak dulu."
"Huh? Apa yang kau bicarakan? Anginnya terlalu kencang." KID--yang saat ini telah berganti menjadi Kuroba Kaito bertanya dengan ekspresi tak sabar. Sang pesulap merasa telah melewatkan sesuatu yang sangat penting!
Shinichi menyeringai lebar. "Aku menunggumu mencoba."
Kaito lalu memeluk Shinichi dan mengecup bibirnya lembut. "Dengan senang hati, sweetheart~"
.
END
.
Halo? Iya ini saya, ini ff lama saya yang direupload 😆
Thanks for reading~💕
-Yoru
[15 Des 2019]
Reupload : 17 Juli 2022
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro