Paket #2~
Dapet paket lagi dari Rai sayang :*
@Raihan_Kibana
•
•
Kuas menari di atas kanvas dengan meninggalkan bekas coretan cat. Setiap garis, lengkung, bentuk, dibuat dengan detail. Sosok wanita cantik dengan senyuman lembut berhasil menghiasi kanvas kosong. Hal yang terakhir dilukis oleh kuas tersebut adalah kedua mata indah nan cantik.
Wajah sang pelukis nampak masih muda dengan beberapa bekas tinta yang tak sengaja ia goreskan pada wajahnya. Sang wanita di dalam lukisan tahu banyak perjuangan yang dilakukan oleh sang pelukis. Tidak, dia benar benar melihat semuanya setelah kedua mata indahnya terlukis.
Senyuman terukir di wajah sang pelukis dengan menatap maha karyanya yang telah ia buat dalam waktu yang panjang. Satu sentuhan kuas ia goreskan pada kelingking wanita tersebut, sebuah benang merah terlukis hingga ujung samping kanvas, tak jelas kemana ia berakhir.
Sekali lagi ia tersenyum dengan bahagia. Pintu diketuk oleh seseorang di luar dan memaksanya untuk meletakkan palet lukisnya. Netra wanita di dalam lukisan tersebut tak dapat melihat pasti siapa yang kini berada di ambang pintu sebelum akhirnya sang pelukis tersebut berjalan keluar dan menutup pintu.
Tak ada siapa pun di dalam ruangan sekarang. Hanya lukisan wanita cantik yang tengah tersenyum. Namun tak lama ia berkedip dan menatap kecewa ke arah pintu. Waktunya bersama pelukis tersebut terpotong dengan suara ketukan pintu lagi dan lagi.
Namun ia senang dapat melihat rupa pelukisnya sekarang. Setelah sekian lama melihat kegelapan akhirnya kedua matanya dapat melihatnya.
Ia ingat pada goresan kuas terakhirnya di jari kelingkingnya, sebuah benang merah yang tak tentu ujungnya. Sedikit kecewa menghampiri dirinya. Apa ini berarti dia ditakdirkan pada orang lain dan bukan pelukisnya? Tapi tetap ia belum mengetahui kemana benang ini berakhir.
Pintu kembali dibuka dan ia kembali pada posisi semulanya. Sang pelukis di hadapannya datang dengan kanvas lain yang ditutupi kain di tangannya bersama dengan seseorang di sampingnya.
Tunggu, orang di sampingnya terlihat seperti–… Surainya, kedua netra berkilaunya, semuanya. Apa yang baru saja ia lihat? Dirinya yang lain? Apa itu dirinya?
Pandangan mereka bertemu, wanita di hadapannya terlihat kagum melihat lukisan wanita yang tengah tersenyum lembut tersebut dan memeluk tubuh pelukisnya yang nampak senang dengan satu tangan yang mengelus puncak kepala wanita tersebut.
Sang pelukis meletakkan kanvas yang tertutup tersebut dan menatap pada kedua lukisan sebelum memberikan satu kuas bercat merah pada wanita di sampingnya. Wanita tersebut menggoreskan kuasnya di atas kanvas baru tersebut dan berakhir keduanya menatap ke arah lukisan yang berada di hadapan mereka.
"aku tak tahu kau sangat hebat dalam melukis, Rumi."
"dan kau adalah hal terindah yang pernah kulihat. Jadi kau ingin makan malam bersamaku sekarang?"
Keduanya tertawa bersama sebelum berjalan keluar untuk makan malam bersama. Kanvas dengan lukisan dengan rupa sang pelukis kini berada di samping lukisan wanita kesayangannya dengan benang merah di jari kelingkingnya yang mengarah pada lukisan wanita cantik itu.
Ya, dia adalah orang yang ditakdirkan untuknya.
——————————————————
A/N:
Untuk paket dari Rai sayang ulululu itu ga ada hubungannya dengan alur asli dari Kataomoi, sekian. BTW makasih ya say, maap lupa apdet, ehehehehe, lopyuu :*
Buat ayank Jum'at juga lopyuuuuuu ;*
(Kapan-kapan ku buat nistaanmu)
With love, Rumi.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro