Melancholy of Growth Chimera Sylvia
Terinspirasi dari film: "Movie KONOSUBA -God's blessing on this wonderful world!- Legend of Crimson."
***
“Hancurkan Desa Klan Iblis Merah!” perintah Raja Iblis menggema. Akulah yang ditugaskan untuk melaksanakan perintah ini. Aku, Growth Chimera Sylvia, salah satu dari delapan jenderal Raja Iblis yang menjabat sebagai pemimpin lembaga pengembang monster. Chimera, ya itulah uniknya aku.
Aku yang telah mensintesis dan memodifikasi tubuhku sendiri. Aku bisa menjadikan apa pun menjadi satu dengan tubuhku. Ya apa pun itu, makhluk, hewan, barang-barang yang bersifat magic, semuanya. Masih bingung? Misalnya aku bisa menambahkan payudara yang besar sesukaku pada tubuh ini. Seperti yang sudah kulakukan sampai detik ini. Kemampuan chimera ini berguna untuk menambah kekuatan tentunya.
“Sylvia-sama! Sylvia-sama!” Sorak-sorak ramai dari pasukan goblin tercintaku menggema di tempat ini. Tempat yang tidak jauh dari Desa Klan Iblis Merah. Para goblin memberi beberapa anggur untuk diminum bersama. Padahal kami baru saja dikalahkan oleh Klan Iblis Merah. Namun, para goblin tahu bagaimana cara merayakan sesuatu, meski itu adalah sebuah kekalahan.
Mereka, para goblin, juga membawa daging babi besar kesukaanku. Daging babi di sini adalah daging terenak yang ada di daerah sekitar sini. Banyak hewan lain, tapi di dunia ini, aku tidak begitu paham makanan terbaik. Para goblinlah yang mencarikannya dan dari sekian banyak yang mereka hidangkan, aku memilih daging tersebut untuk memenangkan indra pengecapku. Mereka para goblin adalah rekan-rekan terhebat dan paling peduli denganku. Ya, aku yang sekarang memang belum bisa membawa kemenangan langsung yang berarti. Dan kuyakin juga masih cukup lama kami akan menikmati kemenangan itu tapi seolah yang ada di kepala mereka hanyalah membahagiakan dan menghiburku. Aku berutang banyak pada para goblin.
Kekuatan mereka, para Klan Iblis Merah memang luar biasa. Serangan mereka memiliki daya hancur yang besar, tapi meskipun begitu orang-orang di sana memiliki kepribadian yang aneh dan mungkin agak narsistik. Bagaimana tidak, setiap kali menyerang, mereka selalu melakukan perkenalan, memberitahu nama mereka, dan menambahkan kata terbaik pada pekerjaan mereka.
Seperti, “Akulah Anu. Tukang cukur terbaik di desa!” Padahal memang hanya dia tukang cukur di desa itu.
Hari ini, penyerangan ke Desa Klan Iblis Merah kembali kami lakukan, untuk mempermudah langkah Raja Iblis dalam memperluas wilayah kekuasaannya. Aku, seperti biasa memimpin pasukan goblin, kali ini kami mencari titik masuk yang cukup sepi dan menurut informasi yang kudapat ada beberapa orang yang menjadi tamu di Desa Klan Iblis Merah. Kurasa mereka sedang sibuk memperkenalkan diri dan lengah atas pertahanan. Kuharap begitu.
Baru saja meyakini bahwa kami akan menyelinap masuk ke Desa Klan Iblis Merah untuk merebut senjata terkuat yang kabarnya mampu menghilangkan kekuatan sihir siapa pun di dekatnya. Senjata ini pasti akan cocok untukku, senjata tersebut dinamakan Pembunuh Ahli Sihir. Jika Klan Iblis Merah tidak memiliki kekuatan sihir mereka hanya segerombol sampah tidak berguna. Aku akan dengan mudah menghancurkannya. Namun, tiba-tiba kami dihadang oleh seorang crusader berambut pirang, mengenakan pakaian oranye, berzirah putih, dan memiliki dada cukup besar. Serangannya memang tidak ada yang pernah mengenai pasukanku tapi daya tahannya cukup hebat atau mungkin dia sangat menikmati ketika disakiti. Aku melihat ekspresi yang tergambar di wajahnya meskipun malu-malu. Dia seorang masokhis. Sial.
Dia berhasil menyita waktu kami cukup lama sehingga membuat bala bantuan datang. Dan seperti biasa kami dihancurkan kembali. Pasukan kami dipaksa mundur. Pasukan goblin tidak bisa melakukan lebih dari ini jika dihadapkan pada serangan barbar Klan Iblis Merah apalagi secara keroyokan. Seperti yang kubilang di awal, satu serangan saja memiliki daya hancur yang luar biasa. Dan mereka yang menyerang itu sangat menikmatinya. Mungkin mereka menganggap ini sebagai sebuah festival untuk berlomba siapa yang paling banyak menghancurkan kami.
Pertarungan ini tidak imbang, kami kembali ke tempat persembunyian. Berharap serangan berikutnya tidak sia-sia.
Aku berpikir berulang kali, sepertinya akan lebih baik menyerang mereka di malam hari. Ada sedikit kekhawatiranku pada pengguna pedang Gram, bernama Mitsurugi. Pedang Gram adalah pedang terkutuk yang luar biasa, yang banyak menghancurkan monster berbahaya. Mitsurugi adalah seorang yang kutemui tadi dan kemungkinan dia sedang berada di desa itu. Akhirnya aku memutuskan untuk berangkat sendiri menyelinap masuk ke desa itu dan menyuruh pasukan goblin menunggu di tempat yang sudah kutentukan dan menyuruh mereka menunggu perintah dariku.
Aku pun menyelinap, sial saja pemilik pedang Gram yang tadi bertemu denganku muncul di hadapan. Jika dilihat dari dekat, dia terlihat lemah. Serangan pedangnya bahkan dapat kutahan dengan jari-jariku. Aku pun meragukan pedang yang ada di genggamannya itu apakah benar pedang Gram yang dia bilang sebelumnya? Atau apakah pedang Gram selemah itu?
“Nama pedang itu Chunchunmaru. Jangan samakan dengan pedang terkutuk enggak jelas bernama Gram itu,” ucap gadis dengan tongkat sihir dan berbaju merah. Tidak lain dia adalah salah satu dari Klan Iblis Merah.
“Hahaha, jadi kamu bukan Mitsurugi ya?” tanyaku tertawa.
“Namaku adalah Satou Kazuma. Kalau kau tahu namaku, takutnya kau bakal pasang buronan atas kepalaku.”
“Aku menyukaimu, kamu akan menjadi bagian dari tubuhku karena aku adalah Growth Chimera Sylvia yang dapat memodifikasi apa pun untuk menambah kekuatanku. Nah sekarang, kemarilah!”
Satou Kazuma ternyata dengan senang hati menyerahkan diri sambil menikmati salah satu aksesorisku, payudara. Dia bertengkar aneh dengan teman-temannya, aku tidak peduli. Tiba-tiba dia bertanya kenapa di pantatnya seperti ada yang menonjol. Aku menjelaskan lagi kalau aku adalah Growth Chimera Sylvia dan aku belum melepaskan kelamin laki-lakiku. Mereka semua terkejut. Satou Kazuma terlihat panik. Aku hanya bisa tertawa dan membawa lari Kazuma menuju tempat penyimpanan senjata Pembunuh Ahli Sihir yang dirahasiakan oleh Klan Iblis Merah, yang mana aku sudah mengetahuinya.
“Terkunci ya. Tempat rahasia ini memiliki pengamanan yang cukup ketat juga,” ucapku.
“Ini salah satu cheat di game kan?” tanya Kazuma keceplosan.
“Ah, kamu benar-benar di luar ekspektasi. Sekarang aku sangat mengharapkan kamu untuk membuka pintu itu untukku.”
“Sebagai seorang pahlawan, aku tidak akan melakukan itu,” ucap Kazuma berusaha terlihat keren.
“Hooh, kamu tahu, teknik merayuku sudah setara dengan Succubus loh,” ucapku.
“Hah, oh tidak! Baiklah,” ucapnya sambil menekan tombol beberapa kali. Benar saja, pintu pun terbuka.
“Baiklah, sekarang kamu bisa diam di pojok sana.” Aku pun membuat Kazuma menempel pada tembok seperti terjerat sarang laba-laba dan membuat segel untuk menghalangi siapa pun yang masuk.
Dan ya, senjata ini adalah milikku. Sekarang aku bisa menghancurkan desa ini tanpa perlu takut dihajar balik. Aku memanggil pasukan goblin untuk membantu. Mereka langsung menghajar siapa pun yang ada. Selama aku di dekat mereka, tidak ada yang bisa menyentuh mereka dengan sihir karena senjata ini akan menghilangkan kemampuan sihir yang ada. Seperti yang kubilang, Klan Iblis Merah hanyalah sampah tanpa sihir mereka.
Kemenangan ada di tanganku, di tangan kami. Begitu kulihat mereka mengeluarkan semacam senapan yang mungkin akan ditembakkan ke arahku, aku langsung membakarnya. Aku pernah mendengar ada salah satu senjata andalan Klan Iblis Merah, hanya saja mereka terlalu bodoh untuk mengetahuinya. Habis sudah setengah dari desa tersebut. Pasukan goblin mengusir mereka. Jalan bagi Raja Iblis untuk mengembangkan daerah kekuasaannya. Dan aku menjadi bawahannya yang setia, bersama para pasukan goblinku tercinta.
---Tamat---
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro