Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Prolog

BUKK!

"Sori, sori. Nggak sengaja."

Saras memegangi bahunya yang baru saja ditabrak seorang siswi dari belakang. Siswi itu kembali melanjutkan larinya setelah sekilas mengucapkan maaf pada Saras.

Sambil merintih menahan sakit akibat benturan tadi, Saras mengikuti arah berlalunya siswi itu menuju lapangan sekolah yang nampak dipadati kerumunan orang. Dengan rasa penasaran, ia turut ikut berdesak-desakan dengan siswa siswi lain untuk melihat seseorang yang tengah disorot oleh para pencari berita.

"Tidak ada yang mendadak. Semua sudah direncanakan sejak awal, kok"

Saras ternganga tak percaya begitu sudah berhasil menerobos ke barisan paling depan dan melihat seseorang yang biasanya hanya bisa ia lihat di televisi. Rakha Arian, sosok itu terpampang nyata di hadapannya. Bahkan suaranya pun terdengar sangat dekat dan jelas di telinganya.

Sejak kapan ada artis di sekolah ini? Tanya Saras dalam hati, masih tak percaya.

"Apakah benar gosip yang beredar bahwa kamu dikeluarkan dari sekolah yang lama karena tidak lulus dua tahun berturut-turut?" tanya salah seorang wartawan. Ia mengarahkan alat perekam di genggamannya ke arah Rakha, diikuti gerakan serupa oleh wartawan lainnya.

Rakha menelan ludah dengan gugup, ia tak menyangka akan mendapatkan pertanyaan seperti itu. Lagi pula, dari mana media tahu soal itu? Padahal ia dan pihak sekolahnya yang lama sudah sepakat akan menutupi hal ini. "Gosip dari mana lagi itu?" responnya berusaha sealami mungkin. "Itu sama sekali tidak benar."

"Jadi, apa alasanmu tiba-tiba pindah ke sekolah ini?" wartawan lain ikut bertanya.

"Sudah saya bilang dari awal, tidak ada yang tiba-tiba. Semua sudah saya rencanakan. Termasuk pindah ke sekolah ini, SMA Bhakti Ananda."

"Apa alasannya?"

"Iya, bisa tolong diceritakan? Banyak pemirsa di rumah yang mau tau."

Dengan sedikit gugup, mata Rakha menjelajahi setiap kamera yang menyorotnya langsung. Banyaknya desakan pertanyaan dari wartawan membuatnya mau tak mau harus memikirkan alasan yang tepat untuk menutupi rumor buruk yang beredar tentangnya. Tidak lulus selama dua tahun berturut-turut itu sangat memalukan bagi Rakha. Bagaimana bila publik mulai mencemoohnya dan kehadirannya tidak lagi diterima? Apalagi sampai mengancam popularitasnya yang tengah berada di titik puncak seperti sekarang ini.

"Kalau bukan karena dikeluarkan dari sekolah yang lama, lalu apa alasanmu pindah sekolah?" pertanyaan dari wartawan kesekian kembali mendesaknya.

"Karena ..." Rakha menggantung kalimatnya, ia tampak sedang berpikir. "Karena saya mau satu sekolah dengan pacar saya, wanita yang sudah dipilihkan orangtua saya sebagai pasangan!"

Suasana di sana semakin tidak kondusif. Pernyataan Rakha barusan membuat para wartawan semakin merapatkan barisan. Mereka semakin berdesakan dan berebut untuk mengajukan pertanyaan pada Rakha, alhasil tidak ada satu pun pertanyaan yang berhasil ditangkap Rakha dengan baik karena suara mereka yang terdengar serentak.

Rakha dibuat pusing bukan main akibat alasan yang dikarangnya sendiri. Ditambah sekumpulan siswa siswi yang mengelilinginya semakin bertambah banyak dan membuatnya kesulitan berpikir dengan baik.

Saras menunjukkan ekspresi yang sama seperti sebagian besar siswi yang mendengarkan pernyataan Rakha barusan. Ia ikut merasa patah hati karena ternyata cowok yang menjadi idola remaja itu telah memiliki tambatan hati.

"Jadi, siapa wanita itu?"

"Bisa kenalkan pada kami?"

Lagi, desakan-desakan itu membuat pikiran Rakha kacau. Ia mengedarkan pandangannya, menatap sekumpulan siswi yang masih berdesak-desakan di sekitarnya. Bagaimana mungkin ia harus menunjuk salah satu dari siswi-siswi itu? Mereka terlihat terlalu fanatik.

Dorongan serta desakan para siswi yang semakin kacau, membuat Saras tidak bisa lagi mempertahankan posisinya. Banyak siswa siswi dari barisan belakang mencoba menerobos ke barisan paling depan, sehingga mengakibatkan Saras harus rela terdorong hingga ke barisan paling belakang, bahkan sempat terpisah dari kerumunan.

"Aduh!" keluh Saras ketika tubuhnya terdorong hingga tersingkir ke barisan paling belakang.

"Kenalin dong pacarmu, Rakha."

Samar-samar terdengar suara wartawan yang masih belum menyerah untuk mengorek informasi pribadi tentang bintang yang tengah naik daun itu.

Saras akhirnya mundur beberapa langkah setelah usahanya untuk menerobos, kembali gagal. Ia mengalihkan pandangannya ke arah gerbang sekolah dan menemukan sahabatnya yang baru saja muncul dari sana.

"ADELA!" panggil Saras spontan dengan suara yang teramat nyaring.

Yang dipanggil menoleh, begitu pula sebagian besar kerumunan orang, termasuk Rakha.

"Ke sini." Saras memberikan kode agar sahabatnya itu mendekat ke arahnya.

Untuk waktu yang cukup lama, Adela hanya terdiam di pijakannya sambil menatap aneh sekumpulan orang yang berada tak jauh dari Saras. Apa yang sedang mereka lakukan? Tanya Adela dalam hati.

Beberapa saat kemudian kerumunan orang di sekitar Rakha mulai memisahkan diri untuk memberi jalan pada sang idola. Rakha mulai berjalan keluar dari kerumunan tanpa menjawab pertanyaan dari para wartawan. Hal ini membuat para wartawan terus mengajukan pertanyaan yang sama sambil mengikuti kepergian Rakha.

Tanpa disangka, langkah Rakha mengarah mendekati Adela yang masih mematung di tempatnya. Cowok itu akhirnya berhenti tepat di hadapan Adela, hingga membuat Adela hanya mampu mengerutkan keningnya menyambut tatapan Rakha tepat di matanya.

"Kenalkan, ini pacar saya! Namanya Adela!" ucap Rakha sambil merangkul bahu Adela tanpa permisi, seraya mengenalkannya pada media.

Adela mendelik tak percaya. Seketika pandangannya disilaukan oleh cahaya blits kamera yang mengarah ke arahnya secara bertubi-tubi. Lalu disusul sekumpulan siswa siswi yang mulai memadati sekelilingnya sambil berbisik-bisik tak menyangka dengan pemandangan pagi ini, termasuk Saras.

Adela melirik tangan seseorang yang melingkar di bahunya dengan kening berkerut, kemudian menoleh ke arah pemiliknya dengan sorotan mata tajam yang dibalas Rakha dengan sebuah senyuman.

"Sudah berapa lama kalian pacaran?"

"Bisa ceritakan sedikit kesan-kesannya jadi pacar idola papan atas?"

Adela mengabaikan semua pertanyaan tak masuk akal yang mengarah untuknya. Dengan sedikit kasar, ia melepaskan rangkulan Rakha di pundaknya. "Kamu siapa?" tanyanya ketus pada cowok di sebelahnya itu.

Respon yang ditunjukkan Adela sungguh di luar prediksi Rakha. Sikap cewek itu baru saja memancing keterkejutan semua orang yang menyaksikannya, terutama para pencari berita. Cahaya blits kamera kembali datang mengabadikan momen memalukan ini.

"Jangan bercanda gitu dong, Sayang. Aku Rakha, pacar kamu," ucap Rakha berusaha mencairkan suasana. Ia berusaha kembali merangkul, namun dengan cepat ditepis Adela.

"Saya bukan pacar kamu!" jawab Adela dingin, kemudian berbalik dan dengan susah payah memisahkan diri dari kerumunan padat orang-orang di sekitarnya.

Tinggallah Rakha seorang diri yang kembali disorot para media serta dihujani berbagai pertanyaan mengenai kejadian memalukan barusan. Ingin rasanya Rakha menghilang saat ini juga. Cewek bernama Adela itu berani sekali membuatnya malu di hadapan publik. Rakha akan membuat pergitungan dengannya. Harus!

TBC

Nb: Haiii readers, salam kenal ya... Btw, gimana ceritanya? Ada yang penasaran sama rencana Rakha buat balas dendam? Jangan lupa tinggalin vote dan komentarnya ya, biar aku jadi semangat lanjutin ceritanya dan bisa update sesuai jadwal supaya kalian bisa baca terus.. :)

Salam,
pitsansi

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro