Curse 8 ~ Lost ~
Kau kembali ke kelas sambil menghela napas, kau benar-benar tak menyangka bahwa hari ini dan lusa kemarin semakin banyak hal yang tak kau bisa cerna dengan otak. Kau juga mulai mempertanyakan dirimu sendiri, apakah kau akan berhenti untuk skeptis bahwasannya makhluk tak kasat mata memang beneran ada?
"(Nameeeeeeeee)!"
Saat kau ada di lorong sekolah, kau didatangi oleh Suzuha dan Minori yang datang dengan tergesa-gesa.
"Kiiteru yo, (Name)! (Kami dengar lho!) Kamu kedatangan seorang pria tak dikenal yang masuk ke dalam kelasmu!" Ucap Minori dengan heboh.
"Dan dia mengaku sebagai pacarmu lagi!" Sambung Suzuha juga sama hebohnya dengan Minori.
Kau sweatdrop melihat reaksi mereka yang luar biasa hebohnya. Kau tersenyum canggung dan menggaruk kepalamu yang tidak gatal.
"Itu... Sebenarnya... Aku bisa jelaskan."
"Jelaskan apa? Jelas-jelas dia pacarmu! Wah... Apa jangan-jangan kau dijodohkan sama dia oleh orang tuamu, (Name)?!" Minori dengan ngawurnya memberikan teori dan itu berhasil membuat dirimu jengkel dan kembali menggeplak kepala Minori.
"GAK GITU KONSEPNYA, AHO!" Serumu dengan penuh emosi.
Lalu, kau pun menceritakan tentang apa yang sebenarnya terjadi dan siapa sosok Gojou Satoru. Namun tentu saja ada beberapa bagian sengaja tidak kau ceritakan, apalagi perihal kepala sekolah yang mata duitan dan alasan kamu dipindahkan karena kamu memiliki kekuatan milik Ryuuseijuen.
"Heeeee, jadi dia guru di Tokyo? T-tapi, kenapa dia datang tiba-tiba? Dan kenapa sekolah kita tidak ada pemberitahuan apa-apa soal itu?!" Seru Minori kepadamu.
"Yah... Mungkin karena SMK Jujutsu itu bukan sekolah sembarangan, jadi hanya ada beberapa murid akan diseleksi dan mereka yang terpilih akan masuk ke sekolah itu." Jelasmu kepada Minori.
"Dan kau salah satunya? (Name), kau sungguh beruntung sekali." Suzuha berdecak kagum kepadamu.
"Ahaha... Biasa aja kok, Suzuha." Kau hanya bisa nyengir malu.
'Tapi meski begitu... Gojou-san datang secara tiba-tiba tanpa mengabarkan pihak sekolah. Itu berarti... SMK Jujutsu adalah sekolah yang hanya memilih murid dengan kekuatan supranatural. Tapi... Aku sepertinya beda kasus, mereka sengaja mengirim Gojou-san kepadaku seolah mereka ingin aku aman. Ada apa ya...?'
Di tengah perbincangan itu, Kaho tiba-tiba muncul dan memeluk kamu dari belakang.
"(Nameeee), aku dengar kau memiliki pacar ya?~~" Serunya dengan riang sambil memeluk kamu.
"K-Kaho-chan!" Kau terkejut saat Kaho memelukmu. Namun setelahnya, kau membalas ucapan dia, "B-bukan sih, sebenarnya pria berambut putih itu bukan pacarku. Dia guru dari sekolah lain."
"Benarkah? Tapi sekolah kita gak ada pemberitahuan apapun tentang itu! Apa mungkin dia datang untuk meminang kamu?" Kaho tersenyum jahil sambil menggoda kamu.
Otomatis wajahmu merona akibat godaan dari Kaho sehingga kau sedikit mendorongnya.
"Apa sih, Kaho? Gak mungkin aku dipinang sama om-om pedo yang macarin anak dibawah umur." Ucapmu sarkas tentang Gojou.
(Gojou seketika tersedak bakpau yang ia beli dari seorang anak berambut oranye yang sekolahnya berlambang burung gagak)
"Dan lagi, aku mana mungkin pacaran sama dia. Ketemu aja kagak pernah! Ngapain coba aku aku memacari dia?" Ucapmu sedikit kesal.
Kaho tertawa menanggapi ucapanmu dan ia pun merangkul kamu dengan penuh keakraban.
"Aduh, (Name)... (Name)... Kau itu lucu banget sumpah. Udah manis, cantik, terkenal pula! Aku jadi iri deh.~"
"Astaga, Kaho...."
Kau tersenyum nyengir pada awalnya, namun senyuman itu menghilang ketika kau mendengar pikiran Kaho.
'Menyebalkan... Aku benar-benar membencimu, (Name). Cih, jika seandainya aku mendorong dia lebih keras, pasti aku sudah menjadi yang terkenal di sekolah ini. Akan kuajak dia sekali lagi ke kuil itu....'
Kau melirik ke Kaho sejenak, akhirnya mengetahui kebenarannya. Tetapi kau tak bisa berkata banyak, jadi kau memutuskan untuk diam.
-----------------------------------------
Hahh... Malam ini terasa tenang sekali rasanya. Aku membawa barang-barang belanjaan dari supermarket seperti apa yang dikatakan Kaa-san.
"Botol sirup merah, bawang putih, bawang bombay, kacang Azuki, sama bibit Bunga Matahari... Astaga, untuk apa Kaa-san nanam bunga lagi? Udah tau tanamannya banyak gitu."
Fyi, Kaa-san orangnya hobi nanam bunga. Terhitung sudah ada 7 bunga di pekarangan rumahku, dan sepertinya Bunga Matahari ini akan menjadi bunga kedelapan yang Kaa-san akan tanam. Tapi karena tanaman itulah, pekarangan rumahku menjadi agak sempit.
Untung saja Tou-san orangnya sabar, gak pernah marahi Kaa-san sekalipun. Salut aku sama Tou-san.
"Eh?"
Saat aku hampir mau sampai ke rumah, aku melihat ada dua orang kabur dari kediamanku. M-mereka siapa? Apa yang mereka lakukan?
"Kaa-san... Tou-san...!"
Aku panik seketika, kemudian ia berlari menuju rumah yang keadaannya tidak terkunci saat itu. Aku pun masuk ke dalam dan mencari orang tuaku.
"Tou-san! Kaa-sa--"
... Dan itu semua terlambat.
Aku melihat... Tou-san dan Kaa-san... Bersimbah darah dan penuh dengan luka sayatan besar di dada. Wajah mereka begitu ketakutan... Sangat ketakutan seperti melihat sesuatu yang menyeramkan.
Aku menjatuhkan kantong kresek belanjaan yang aku bawa. Tubuhku bergetar... Aku... Aku kehilangan orang tuaku.
Kenapa... Kenapa.... KENAPA?!
"Tou-san... Kaa-san...."
Aku menangis....
Aku menangis dalam kesendirian....
Aku menangis meratapi kepergian Tou-san dan Kaa-san....
Kini... Aku sendiri untuk selamanya....
To be continued
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro