Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Curse 53 ~ Koume ~

(Name) merasakan bahwa dirinya saat ini mengingat sesuatu yang dia rasa terlupakan. Akan tetapi... Ingatan itu terasa samar-samar di otaknya, ia tak bisa mengingat lebih jelas tentang apa yang dia ingat.

Tentu saja... (Name) kini bertanya-tanya, dari mana asal dia? Sejak masuk ke SMK Jujutsu Tokyo, dia menemukan banyak hal aneh yang dia alami seminggu ini. Semua itu terjadi secara tiba-tiba.

Seorang wanita misterius, keluarga Gojou, serta hubungannya dengan Okuri, membuat (Name) kini berkecamuk dengan pikirannya. Bahkan ia masih dalam keadaan tidak sadarkan diri diluar sana, tapi bagaimana bisa ia hidup di alam bawah sadar?

"Okuri...."

(Name) kini berdiri di depan Okuri yang sedang memakan seekor tikus dengan cara yang mentah. Tikus itu ia lahap sekali dan mengeluarkan banyak darah dari sekujur badannya. Okuri lantas menjilat bibirnya sendiri yang dipenuhi darah.

"Hm?~"

(Name) tidak berkata apa-apa, melihat pemandangan mengerikan yang barusan dia lihat membuatnya tidak nafsu makan sekarang. Gadis itu menghela napas dan memutuskan untuk duduk di salah satu akar tebal pohon milik Okuri.

"Gak... Gak apa-apa...."

Okuri tentu saja kesal dengan penuturan (Name), wanita itu lantas muncul bagaikan angin di sebelah kiri (Name) dan tangan kanannya yang ditumbuhi kuku panjang berwarna hitam memegang dagu (Name) dengan geram.

"Kau mau main-main denganku, manusia rendahan? Jangan anggap remeh Ryuuseijuen Okuri-sama ini!"

(Name) memandang pandangan Okuri yang menatap tajam kepadanya. Iris mata (Name) yang berwarna (Eyes Colour) adu pandang dengan mata merah darah Okuri layaknya ular. Bahkan, Okuri sampai mengeluarkan lidah ularnya untuk mengetes setakut mana (Name) kepada dirinya.

'Aneh... Gadis rendahan ini tidak gentar. Kenapa dia tidak takut kepadaku?!'

(Name), meskipun dia memang memiliki kemampuan membaca pikiran, tetapi dalam keadaan seperti ini, ia tidak bisa melakukannya. Ini dikarenakan ia hanya menjadi jiwa untuk sesaat, kemampuannya ini hanya bisa digunakan saat kesadarannya mulai pulih.

"Kenapa? Kau kira aku akan takut kepadamu? Aku ingat betul perjanjian kita saat itu, Okuri. Jika kau membunuhku, maka kau akan ikut mati. Karena jiwa kita saling menyatu layaknya satu tubuh."

Okuri memandang (Name) dengan datar. Wanita itu mendecih dan akhirnya dia melepaskan cengkeraman dari pipi (Name), meninggalkan bekas luka cakaran di kedua pipinya.

"Okuri... Apa kau... Memiliki hubungan dengan leluhurku?"

(Name) akhirnya bertanya kepada Okuri, berharap ia mendapatkan jawaban teka-teki yang ia cari selama ini. Akan tetapi, Okuri, ia tidak bisa mengingat dengan jelas apakah dia berhubungan dengan leluhur (Name). Wanita itu justru menatap rendah kepada gadis tersebut.

"Apa kau kira aku akan tahu hal gak penting seperti itu?"

(Name) tentunya tidak gentar, gadis itu tertawa sesaat dan membuat Okuri tambah kesal kepada dia.

"Hei, apa menurutmu ini lucu, manusia sialan?!"

(Name) menggelengkan kepalanya, ia tersenyum kepada Okuri.

"Tidak... Aku sebenarnya berharap kalau aku mendapatkan jawaban yang memuaskan. Tapi... Sepertinya Okuri tidak ingat karena sudah tersegel 4000 tahun lamanya. Jika saja Okuri ingat, aku mungkin sudah dapat jawabannya." Ujar (Name) tersenyum manis kepada Okuri.

Okuri tiba-tiba merasakan keanehan pada dirinya. Senyuman itu membuat sang wanita berambut putih membangkitkan sebagian ingatannya yang terkunci. Sekilas, Okuri teringat bahwa dia ada di sebuah pohon dan ada seorang gadis kecil menghampiri dirinya.

"Hai, kamu lagi ngapain disini?"

Okuri 4000 tahun lalu menatap gadis kecil tersebut dengan tatapan tak suka karena ia menganggap semua manusia itu tidak ada bedanya.

"Pergi kau, manusia rendahan. Apa kau kira aku akan akrab denganmu?"

Bukannya takut, gadis kecil itu malah tertawa mendengar ucapan dari Okuri. Okuri yang saat itu sedang merokok dari sebuah batang kayu panjang terheran-heran dan menatap sang gadis kecil itu dengan sangat kesal.

"Apanya yang lucu, manusia bodoh?! Kau mau kubunuh ya?!"

Gadis kecil itu berhenti tertawa dan menghapus air matanya, ia kemudian kembali menatap Okuri.

"Tidak... Aku heran, kenapa kau mengusirku? Padahal... Aku lihat kamu sepertinya kesepian. Aku bisa membacanya lho dari matamu."

Sontak Okuri terkejut, bagaimana bisa gadis kecil ini tahu kalau ia selama ini kesepian? Akan tetapi, Okuri mencoba untuk menepis semua perkataan dari sang gadis kecil.

"Hmph, kau mengada-ada. Aku ini siluman, tentu saja aku selalu sendiri. Tidak seperti kalian para manusia yang suka berkelompok dan selalu memuaskan nafsu manusiawi kalian."

"Tapi... Aku tidak punya teman. Kata mereka, aku ini aneh. Aku ini dibilang pembawa petaka, makanya aku selalu pergi kemana pun dan bertemu makhluk sepertimu. Tapi kau sepertinya berbeda dari yang lain, kau pasti siluman yang baik!"

Gadis kecil itu tersenyum manis kepada Okuri. Okuri menatap sang gadis kecil dengan tatapan tertegun, tidak tahu ia harus memberikan respon apa kepada dia.

"Oh iya, namamu siapa? Kau mau gak jadi temanku?"

"... Untuk apa aku harus memberitahukan namaku kepada manusia rendahan sepertimu, bocah?"

"Um... Ya... Siapa tahu kau butuh sesuatu kalau mencariku gitu. Jika kita tidak menyebut nama kan nanti bingung."

Okuri menghelakan hembusan rokok dari mulutnya. Wanita itu memejamkan mata sebelum akhirnya dia menyebutkan namanya.

"... Okuri."

Gadis kecil itu tersenyum dan ia pun akan segera menyebut namanya.

"Senang bertemu denganmu, Okuri! Namaku...."

Dan ingatan itu berhenti sampai dimana sang gadis kecil akan menyebut namanya. Okuri yang kini sudah terbebas 4000 tahun kemudian merasakan kepalanya sakit dan membuat (Name) sedikit panik.

"O-Okuri, kau tidak apa-apa--"

"SAWARANAIDE! (JANGAN MENYENTUHKU!)"

"!?"

(Name) terkejut saat dirinya nyaris saja terkena tebasan dari kuku hitam panjang Okuri, tepatnya di leher. Tubuh (Name) sedikit kaku begitu Okuri hampir saja membunuhnya.

"... Okuri, jika kau merasa buruk, jangan paksakan dirimu. Aku tahu kau pasti mengingat sesuatu di masa lalu...."

Okuri menatap tajam (Name) yang masih anteng di posisi. Tubuh Okuri gemetar akibat reaksi mengingat sebagian ingatannya.

"Kou... Me...."

"He?"

"Kau... Kau mengingatkan aku kepada dia...."

Okuri menutup kedua matanya dibalik poni rambut putih dia sambil menggigit bibir bawahnya sampai berdarah, mengingat Okuri memiliki taring pendek tapi tajam. Wanita siluman itu lantas membelakangi (Name), membuat perempuan muda itu kebingungan dengan sikap Okuri yang terasa berbeda dari biasanya.

"Aku? Maksudmu... Apa aku mirip sama leluhurku?"

Okuri tidak berkata banyak, wanita itu seolah bungkam dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh (Name). Okuri merasakan bahwa ingatan dia ada yang sengaja dihilangkan, tetapi bagian mana dan kenapa dia merasa pusing setiap kali ada kilasan ingatan dia yang muncul?

Kasus ini entah mengapa mirip seperti kasus (Name), bedanya (Name) akan pingsan dahulu sebelum ia merasakan kilasan balik ke masa lalu.

"Hmph... Menyedihkan. Kau benar-benar manusia yang menyedihkan, (Full Name)."

"... Aku mengerti kenapa kau mengatakan itu kepadaku. Tapi... Walaupun menyedihkan, bukankah kita pernah mengalami nasib yang buruk? Seperti saat aku terjatuh dari jurang dan hampir mati... Dan kau tersegel selama 4000 tahun lamanya."

Perkataan dari (Name) memang benar adanya. Okuri, yang sudah lelah berada di kuil terbengkalai tersebut, terbebas kembali setelah (Name) melepaskan jimatnya. Sebagai ganti saat (Name) didorong ke jurang dan hampir mati, Okuri memutuskan untuk menyatu dengan jiwa gadis muda tersebut, membuat (Name) kini diberkahi sebagian kekuatan Okuri.

Cukup menyedihkan... Tetapi juga menguntungkan. Itulah yang dirasakan oleh (Name) dan Okuri setelah mereka menyatu dalam satu tubuh.

"Tetapi berkat kau, sekarang aku bisa menemukan banyak orang yang memiliki kemampuan hebat dari sebatas kata orang biasa. Jika bukan kau... Aku mungkin selamanya tidak akan pernah percaya eksistensi Roh Kutukan dan Penyihir Jujutsu. Dulu aku skeptis dalam hal supranatural... Tetapi setelah kejadian itu, aku merubah pandanganku."

(Name) memandang ke atas dimana ia memandang kerangka dadanya sendiri.

"Aku percaya kepada mereka... Itadori-san, Kugisaki-san, Fushiguro-kun, Inumaki-senpai, Maki-senpai, Panda-senpai, Gojou-sensei, Nanami-san, dan lain-lain. Sekarang aku bisa merasakan... Mereka sedang berjuang di luar sana untuk menyelamatkan diriku."

Gadis itu tersenyum tipis, bahkan ia memegang ular putih dan seekor kalajengking yang merayap di tubuhnya. Okuri yang melihat hal tersebut merasa aneh, mengapa (Name) tidak diserang saat para binatang liar mengelilingi gadis tersebut?

'Gadis ini... Sudah aku duga ada yang tidak beres. Energi waktu itu... Mengapa terasa janggal dan terasa familiar bagiku? Apa mungkin... Gadis ini jangan-jangan....'

Okuri kini diselimuti oleh banyak teka-teki, selain (Name) sendiri. Wanita berambut putih tersebut terus memikirkan satu nama yang muncul di pikirannya.

Nama itu cukup familiar bagi Okuri... Tetapi ia tidak bisa mengingat wajahnya dengan jelas. Okuri juga tidak tahu, mengapa nama itu terus ada di benak pikirannya.

Nama itu adalah Koume.

To be continued....

Haaaaai, semuanyaaaaaaa!

Gimana kabar kalian? Sehat? Kagak kena virus kan? Kalo kena virus ayo divaksin biar tidak menular ke orang lain! /lho malah ngiklan

Kalo kalian nanyain keadaan Author sekarang, alhamdulillah udah agak baikan sekarang. Author sekarang menjalani terapi selama sebulan ini, dan yah hubungan Author sama ibu author udah baikan juga. Kata dokter, Author kena depresi berat jadinya cepat sekali halusinasi, faktornya dikarenakan ya sikap ibu author yang sangat keras sampe pakai acara pukul badan segala.

Nah, kebetulan juga, dokter saranin buat ibu Author, kalo mau marah, jangan dilampiaskan ke anak sendiri terus dipukulin kayak samsak, beliin aja samsak beneran kalo mau marah ato bisa ikut bela diri untuk mencegah rasa stress yang mendalam.

Well... Intinya sekarang Author udah agak baikan, walau masih agak trauma juga. Author mungkin tidak sering update ke depannya tapi Author akan berusaha untuk tetap mengetik meski tidak selalu di setiap waktu.

Yak, sampai jumpa di chapter selanjutnya!~~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro