Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Curse 52 ~ Kogami no Kako ~

Habis masa lalu Kogami, jangan lupa nyalain lagu Deadlock yang dibawa oleh KamiBoku pas saat pertarungan yang semakin intens. (๑•̀ㅂ•́)و✧

Kita kembali lagi ke Tokyo dimana saat ini kita berfokus pada pertarungan kelompok yang berbeda... Tak terkecuali Yuuji dan Fushiguro melawan Kogami.

Karena tahu Kogami kuatnya tidak main-main, maka Fushiguro membuat rencana secara diam-diam dengan Yuuji.

"Oi, Itadori... Aku ada rencana." Bisik Fushiguro.

"Rencana apa?" Tanya Yuuji.

"Karena Kogami itu kuat... Kita harus membuat siasat supaya dia tidak fokus ke kita berdua. Rencananya, biar aku yang akan mengalihkan fokus Kogami, kau tinggal menyerangnya begitu dia sudah lengah." Ujar Fushiguro.

"Tapi, Fushiguro, gimana kalau dia menyadari pergerakan aku? Bisa-bisa aku diserang dan kena babak belur."

Fushiguro terdiam karena ucapan Yuuji ada benarnya. Kogami adalah tipe petarung yang dengan mudah mendominasi suatu wilayah asing layaknya sekumpulan serigala yang mengklaim wilayah tersebut. Tentu untuk mengalihkan fokus Kogami tidak semudah itu.

"Ah, begitu ya...."

Terbesit ide cemerlang dari otak Fushiguro. Dengan segera pemuda itu berbisik kepada Yuuji perihal rencananya dan mengundang Kogami menjadi curiga kepada mereka.

'Sepertinya mereka merencanakan sesuatu... Tapi mau bagaimana pun juga mereka tidak akan bisa mengalahkan aku.' Batin Kogami datar.

Sesudah mendengar rencana Fushiguro, Yuuji langsung paham dan ia akan melakukan apa yang sudah dipersiapkan secara matang. Fushiguro lega karena meskipun Yuuji itu sedikit bodoh, namun setidaknya temannya itu adalah tipe pelajar yang mudah menguasai atau mendengarkan. Mereka berdua pun menghadap ke Kogami lagi dan bersiap akan menyerang pemuda tersebut.

"Hoo... Chousen suru no ka?" (Hoo... Mau menantangku ya?)

Seringai Kogami semakin lebar dengan dirinya mengeluarkan lebih banyak bayangan rubahnya, mereka menggeram kepada Fushiguro dan Yuuji yang
sudah menyiapkan mental dan fisik mereka untuk melawan Kogami.

"Jika itu kemauan kalian... Maka dengan senang hati aku akan melakukannya!"

-----------------------------------------

Adegan berpindah pada Akari dan (Name) yang ada di dalam gedung pendauran ulang sampah. Akari yang masih mencoba untuk menghubungi Yaga sama sekali tidak bisa karena sambungan telepon terputus seperti ada seseorang yang sengaja memutuskan sambungan telepon tersebut.

'Sial! Jika seperti ini, bisa-bisa sekolah Jujutsu dalam bahaya! Aku harus bagaimana sekarang?' Batin Akari mendecih kesal karena ia tetap tak bisa menghubungi Yaga.

Saat ia lagi kesal itulah, Akari menyadari ada seseorang memasuki gedung secara tiba-tiba dan wanita itu sontak reflek melindungi (Name) dengan penuh waspada karena tak ingin gadis muda itu mengalami celaka.

"Siapa disana?!"

Menajamkan penglihatannya ke arah sosok yang gelap itu, Akari sadar bahwa yang datang ternyata adalah Ijichi. Wanita itu heran... Darimana Ijichi bisa mengetahui lokasi ini? Siapa yang memberitahunya? Bukankah hanya Akari, Fushiguro, dan Yuuji yang tahu lokasi persembunyian ini?

"Ijichi... Bagaimana bisa?"

Wajah Akari terlihat kaget dan bingung, tidak menyangka bahwa Ijichi bisa mengetahui tempat ini. Ijichi dengan wajah kaku memperbaiki posisi kacamatanya sambil berbicara.

"Bukan... Urusanmu, Nitta-san. Tapi kenapa... Kau justru malah melindungi wadah Okuri itu? Bukankah sudah jelas-jelas dia berbahaya?"

Akari jelas memang tak mendukung rencana Ijichi untuk membunuh (Name). Wanita itu dengan penuh percaya diri menjawab dengan wajah yang tidak memendam rasa ketakutan.

"Hei, Ijichi. Meskipun kau menyuruhku untuk membunuh wadah Okuri ini, aku tetap tak akan mau mengikuti perintahmu! Gadis ini tidak berhak untuk mati, dia pantas untuk hidup. Aku yakin... Dengan membiarkan dia hidup dia akan menjalani masa-masa hidupnya bersama teman-temannya!"

Pembelaan Akari kepada (Name) membuat Ijichi sedikit marah, ia tidak bakal mengira kalau Akari akan membangkang seperti ini.

"Percuma saja kau mau melindunginya, Nitta-san. Cepat atau lambat, Eksekutif akan menangkap dan mengeksekusi gadis itu! Lebih baik kau menyerah saja disini, Nitta-san... Atau aku akan mencelakai kamu lebih jauh."

Akari mendecih kesal mendengar ucapan dari Ijichi. Tanpa ragu, wanita itu mengambil tongkat baseball untuk melawan Ijichi.

"Aku tidak akan menyerah! Menyerah itu sama saja dengan menganggap dirimu lemah!"

Karena geram melihat aksi Akari, Ijichi akhirnya mengambil sebuah tongkat dan bersiap untuk bertarung.

"Aku tidak akan meladeni kamu, Nitta-san!"

-----------------------------------------

Adegan kini kembali pada Fushiguro, Yuuji, serta Kogami yang kini sedang bertarung mati-matian di hutan yang lebat. Gerakan Kogami yang lincah mempersulit serangan Keitei Ken milik Yuuji apalagi Fushiguro yang sudah melakukan summon Shikigami juga tak bisa menghentikan Kogami.

"GUAGH!"

Yuuji terpental ke dahan pohon ketika salah satu rubah milik Kogami menghantam tubuhnya.

"Itadori-- GAAHHGG!"

Fushiguro yang niatnya ingin menolong Yuuji juga ikut terpental akibat serangan dari Kogami. Alhasil, kedua pemuda itu kini mulai batuk berdarah dan hampir tumbang.

"Akirameru da, yowai hito. (Menyerahlah, orang lemah.) Kalian tidak akan bisa menghentikan aku untuk membunuh salah satu teman kalian. Perbedaan kekuatan kalian tidak setara dengan kekuatanku, kalian tidak akan bisa melindungi teman kalian jika kalian selemah ini." Ujar Kogami dengan tatapan datar.

Fushiguro dan Yuuji berusaha untuk bangkit, tetapi serangan dari Kogami cukup fatal mengenai salah satu organ mereka. Kogami itu cukup cerdik, ia bisa saja menyerang musuhnya dengan menyerang alat vital yang mampu menumbangkan musuhnya secara telak. Hal inilah yang membuat Kogami diuntungkan di pertarungan.

"Oretachi... Maken na...." (Kami... Tidak kalah....)

Yuuji berusaha untuk bangkit dengan wajah yang memburam layaknya wajah serius manga genre Shounen pada umumnya.

"ORETACHI WA MAKERU NA YO! ZETTAI (SURNAME) WO MAMORITAI!" (KAMI TIDAK AKAN KALAH! KAMI AKAN SELALU MELINDUNGI (SURNAME)!) Teriak Yuuji memandang Kogami dengan tatapan marah dan menaruh kebencian.

Melihat reaksi Yuuji, Kogami seketika memaku dan wajahnya berubah menjadi pucat. Bukan, bukan karena ia takut, tetapi karena ia kembali mengingat masa lalunya....

-----------------------------------------

10 tahun yang lalu....

Kogami saat itu masih berusia 10 tahun, ia hidup tanpa orang tua sejak berusia 5 tahun. Orang tuanya meninggalkan dia untuk kepentingan kerja... Tetapi mereka tidak pernah kembali sejak saat itu.

Kogami kecil hidup bersama pamannya yang merupakan pawang rubah. Paman Kogami adalah bagian dari anggota perlindungan hewan dan ia masuk dalam kategori pelindung rubah. Rumah paman Kogami sendiri adalah tempat bernaungnya para rubah.

Kogami kecil sudah terpikat dengan rubah yang dipelihara pamannya, ia bahkan tidak takut untuk menyentuh mereka dan memeluk mereka meski saat itu ia masih kecil. Ikatan Kogami kecil bersama rubah pamannya semakin menguat seiring berjalannya waktu.

"Paman, jika Paman suatu hari tidak ada... Apa aku bisa menjadi seperti Paman untuk melindungi para rubah itu?"

Kogami kecil bertanya kepada pamannya yang sudah menginjak umur kepala empat. Paman Kogami tersenyum dan mengelus rambut Kogami dengan gemas.

"Haha, apa yang kau bicarakan, Keiji? Tentu saja mimpimu itu bisa diwujudkan. Tapi, jika kau ingin mimpimu tercapai, kau harus bisa belajar banyak untuk bisa beradaptasi dan memahami perasaan para rubah itu... Mereka juga memiliki pikiran serta perasaan layaknya manusia." Ucap pamannya menatap para rubah yang sedang tidur siang.

Kogami kecil terenyuh dengan ucapan pamannya yang sangat bijak. Ia kembali menatap para rubah yang tidur dengan perasaan yang tenang.

"Berarti, aku harus tekun belajar dong supaya bisa memahami mereka?" Tanya Kogami kecil dengan polosnya.

Paman Kogami tertawa mendengar pertanyaan dari keponakannya tersebut. Ia pun meminum sekaleng bir sambil menjawab.

"Kau tidak perlu seserius itu, Keiji. Jika memang kau bertekad mau belajar, itu berasal dari hati dan pikiranmu sendiri, bukan Paman. Paman hanya memberikan saran kepadamu untuk memberikan yang terbaik."

Motivasi dari paman Kogami itulah yang menjadikan fondasi kehidupan Kogami kecil. Kogami kecil perlahan mulai belajar banyak, ia bahkan sesekali bermain bersama para rubahnya sekaligus berburu di hutan. Menginjak usia 18 tahun, Kogami remaja akhirnya lulus dari sekolah dan berniat untuk mencari kerja daripada kuliah.

"Paman, aku pulang!"

Kogami remaja saat itu baru pulang dari aktivitas studi tentang kebiasaan rubah. Akan tetapi, pamannya tidak memberikan respon di dalam rumah saat itu.

"Paman? Paman dimana?"

Kogami remaja merasa kebingungan karena pamannya tidak biasanya memberikan respon. Padahal pamannya itu selalu berada di rumah untuk membuat makanan atau membersihkan rumah.

Merasa ada yang tidak beres, Kogami remaja mengecek halaman samping tempat para rubah biasanya ditampung. Betapa terkejutnya Kogami saat mengetahui semua rubahnya sudah tidak ada.

"K-kemana semua rubah?! Bukankah seharusnya mereka ditampung disini?!"

Kogami remaja merasa panik dan berniat ingin memanggil polisi, tetapi ia ingat kalau polisi daerah situ tidak bisa dipercayai. Akhirnya dia memutuskan untuk mencari sendiri lokasi paman dan para rubah yang menghilang.

"Pamaaaaaaaan!"

Kogami berteriak mencari pamannya, berharap bahwa pamannya baik-baik saja. Rasa khawatir dan cemas bercampur aduk di hati Kogami remaja, ia tidak ingin keluarga satu-satunya itu diapa-apakan.

"Pama--"

Begitu Kogami mau berteriak lagi, mata pemuda itu melotot saat melihat gunung bangkai rubah yang tergeletak dimana-mana dengan kondisi bersimbah darah seperti terkena tembakan. Kogami remaja mengalami syok berat begitu melihatnya, ia tidak menyangka bahwa para rubah mati dengan cara yang mengenaskan....

DOR!

"UWAAAAAAAAH!"

Kogami remaja terkejut saat mendengar suara tembakan dan suara teriakan pamannya seperti mengerang kesakitan. Pemuda itu segera mencari sumber suaranya dan betapa terkejutnya ia saat melihat pamannya sudah tertunduk dengan paha kiri yang sudah ditembak.

"Jika kau tidak mau menyerahkan semua rubahmu, maka paha kananmu akan jadi sasaran selanjutnya!"

Sekelompok orang-orang tak dikenal terlihat menodongkan senjatanya ke arah paman Kogami. Paman Kogami terlihat sudah ditahan oleh dua orang bermuka menyeramkan dengan tubuh yang kekar. Kogami remaja merasa sedikit ketakutan begitu melihatnya.

"Aku sudah bilang... AKU TIDAK AKAN MENYERAHKAN SEMUA RUBAHKU KEPADA ORANG TIDAK TAHU DIRI MACAM KALIAN!" Teriak paman Kogami masih tidak mau menyerahkan para rubah.

"Kono kusoyaro...."

Pria yang menodongkan senjatanya, kemungkinan pemimpinnya, merasa geram dengan respon paman Kogami. Ia akhirnya kembali menembak, kali ini ke paha kanan paman Kogami.

"AAAAAAAAAAH!"

Paman Kogami kembali berteriak kesakitan, ia kini sudah tidak bisa lagi menggunakan kedua kakinya karena pahanya sudah tertembak.

"Hei, brengsek! Kali ini tak diberi kesempatan terakhir, masih tidak mau aku akan menembak lagi ke arah jantungmu!"

Kogami remaja yang sedang bersembunyi terkejut saat mendengar bahwa pamannya akan kembali ditembak tapi kali ini ke arah dada tepat jantungnya. Pemuda itu menggigit bibir bawahnya serta mencengkeram erat ranting pohon karena ia tidak mau pamannya terkena tembakan lagi.

"Silahkan tembak aku! Mau sampai kapan pun aku tetap tak akan pernah menyerahkan rubahku kepada orang korup tikus macam kalian!" Seru paman Kogami dengan wajah geram.

Para pria tidak dikenal tersebut semakin lama semakin tidak tahan dengan sifat Paman Kogami yang keras kepala. Sang pria yang menodongkan senjata bersiap akan menembak Paman Kogami sesaat....

Krek!

"!?"

... Kogami remaja tidak sengaja menginjak ranting pohon dan para pria tidak dikenal tersebut langsung teralihkan kepada sang pemuda, tak terkecuali pamannya yang memasang wajah syok.

"K-Keiji...?"

"Sial, kita ketahuan! Cepat tangkap anak itu!"

Kogami remaja panik, ia langsung berusaha kabur dari situ untuk menghindari dari para pria tidak dikenal tersebut. Namun sayang, ia berhasil ditangkap dan kini ia diringkus dengan cara dijatuhkan ke tanah dan kedua tangannya ditahan dari belakang.

"LEPASKAN AKU!"

Kogami remaja berusaha memberontak, tetapi tenaganya kalah besar dari para pria yang memiliki tubuh lebih jangkung dan berisi.

"Diam kau! Jika kau berusaha melawan maka pria yang ada di depan kau ini akan kami tembak!"

Mereka mengancam akan menembak Paman Kogami, membuat Kogami remaja tidak bisa berbuat lebih dan hanya bisa pasrah. Para pria tersebut akhirnya mengancam sang paman dengan berniat akan menembak keponakannya jika sang paman masih tidak mau memberikan sebagian serigalanya.

"Sekarang pilih, kau mau anak ini mati atau kau kasih sebagian serigalamu kepada kami?!"

Paman Kogami berada dalam situasi yang kompleks, ia tentu tak bisa membiarkan keponakannya mati begitu saja. Namun di sisi lain... Ia tidak mau para rubah yang sudah ia lindungi harus ia kasih dengan paksa kepada para pria yang tidak ada tanggungjawab.

Kogami remaja merasa kesal, sayang ia tidak bisa berbuat apapun. Jika saja dia bisa beladiri, ia pasti akan membuat para pria itu babak belur.

Dan saat itu juga....

"!?!!"

"A-APA?!"

Salah satu serigala tiba-tiba muncul dan menyerang para pria tersebut. Mereka berjumlah empat dan mereka berusaha untuk mencabik-cabik baju serta daging para pria.

Kogami remaja menggunakan kesempatan itu untuk membebaskan pamannya yang terluka berat. Ia berlari menghampiri pamannya yang kritis akibat tembakan di kedua pahanya.

"Paman, bertahanlah!"

DOR!

DOR!

Dua serigala sudah ditembak mati oleh salah satu pria, Kogami remaja terkejut ketika melihat dua serigala milik pamannya ditembak di bagian perut sehingga mereka cepat mati. Kogami mendecak kesal, tetapi ia tidak bisa memilih untuk melindungi rubahnya. Saat ini, ia harus melindungi pamannya yang kritis.

"Sial, mereka berusaha kabur! Hei, kalian! Cepat tembak mereka supaya mereka tidak kabur dan melaporkan kita ke polisi!"

Lebih sialnya lagi, salah satu dari mereka mencoba untuk menghentikan Kogami remaja bersama pamannya untuk kabur. Salah satu anak buah pria menodongkan senjatanya ke arah Kogami remaja terlebih dahulu dan mencoba untuk menembakkan lengan kirinya.

'SIAL! AKU AKAN DITEMBAK!'

Kogami remaja berusaha keras membawa pamannya, tetapi ia malah terjatuh karena terkena akar pohon tebal bersama pamannya. Alhasil, ketika salah satu pria akan menembak, Kogami menjadi panik.

Pria itu menarik pelatuk pistolnya dan melakukan tembakan. Adegan slow motion terjadi di bagian ini, Kogami yang tak bisa berbuat apapun hanya bisa pasrah.

Akan tetapi....

BLAST!

"KHH!"

Kogami remaja membuka matanya dan sangat syok ketika mengetahui....

"... Paman?"

... Pamannya melindunginya dengan cara menerima tembakan tersebut yang berhasil mengenai dada tepat di ulu hati. Adegan berubah menjadi sangat tegang, dimana Kogami melototkan matanya dalam horor saat melihat jasad sang paman tergeletak tidak berdaya di tanah.

"PAMAAAAAAAAAAAN!"

Kogami histeris, ia langsung memeluk jasad sang paman yang lagi sekarat dan menangis akibat keteledoran dia. Sang paman yang lagi dalam kondisi akan meninggal batuk darah dan menatap sang keponakan yang menatapnya dengan air mata dalam kepedihan.

"Kei... Ji...."

Tangan kiri sang paman meraih dalam gemetar berusaha menghapus air mata Kogami. Kogami masih dalam mental yang tidak stabil... Ia melihat pamannya tersenyum untuk terakhir kalinya... Sebelum dia akhirnya menghembuskan napas terakhir.

Kogami terdiam... Matanya menjadi kelam... Sebuah perasaan baru lahir dari dalam jiwanya... Dan seketika Kogami berteriak histeris.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!"

Kogami tidak bisa menahan rasa kemarahannya sehingga ia melahirkan sebuah kekuatan yang lahir dari dalam tubuhnya.

Ya, itu adalah Energi Kutukan. Energi Kutukan itu lahir dari rasa kebencian dan kedendaman Kogami atas kematian pamannya serta para rubah yang ditembak mati oleh para pria yang kejam. Kogami yang masih tak bisa mengontrol kemarahannya kini mengalirkan Energi Kutukan tersebut dan memunculkan roh para rubah yang mati dan membunuh para pria yang sudah membuatnya depresi.

Roh rubah tersebut kini menetap di dalam jiwa Kogami... Bahkan mereka tidak segan akan membunuh siapapun yang mau menyerang Kogami. Tentu saja hal ini membuat Kogami mengisolasi dirinya di dalam rumah sang paman dalam kurun waktu yang sangat lama.

Namun... Semua itu berubah ketika Kogami tiba-tiba kedatangan seorang tamu tak dikenal yang secara misterius masuk ke dalam rumah pamannya. Padahal, Kogami sudah mengunci pintu, jendela, serta ia tidak mau bertemu siapapun karena ia tidak mau mereka jadi korban.

Tamu misterius itu adalah seorang pria, ia berumur kira-kira hampir 30-an tapi wajahnya seperti umur 20-an. Para rubah yang melihat kehadiran pria misterius tersebut auto menggeram dan mereka berniat akan menyerang sang pria.

Tetapi, pria itu berhasil menyingkirkan para roh rubah dan mengejutkan Kogami. Pria itu tersenyum misterius, ia menghampiri Kogami yang ketakutan dan berjalan mundur.

"S-siapa kau ini?! Mau apa kau datang menemuiku?!"

Sang pria yang belum diketahui namanya tersebut, ia mengulurkan tangannya kepada Kogami yang saat itu masih berusia 18 tahun. Ia pun berkata kepada Kogami.

"Aku melihat potensimu yang bisa mengontrol para rubah itu. Aku datang kesini untuk merekrut dirimu dalam kelompokku. Kogami Keiji, apakah kau mau bergabung dengan Eksekutif?"

Kogami tercengang, ia sebelumnya tidak pernah mendengar tentang Eksekutif. Pemuda itu dilema apakah ia akan meninggalkan rumah pamannya mengingat rumah pamannya ini adalah aset satu-satunya yang ia lindungi.

"I-itu...."

"Jika kau mau bergabung, aku berjanji akan menghidupkan kembali jasad Paman kamu... Hanya dia satu-satunya keluarga kamu kan?"

Kogami kembali dikejutkan oleh penuturan sang pria yang mencengangkan. Kogami memang belum merelakan kepergian pamannya, ia tidak memiliki saudara lain lagi selain pamannya yang ia sayangi. Terlebih lagi, jasad Paman Kogami belum ia kuburkan.

"Tadashi, (Akan tetapi,) jika kau ingin Paman kamu hidup kembali, kau harus menuruti perintahku. Hanya ini jalan satu-satunya supaya kau bisa bertemu kembali dengan anggota keluarga terakhirmu."

Kogami merenung mendengar ucapan sang pria. Mau tidak mau, ia akhirnya menerima tawaran dari sang pria untuk bergabung dengan Eksekutif... Dan menjadi maddog alias pembunuh berdarah dingin dibawah kendali sang atasan.

Tujuan ia melakukan ini... Karena ia ingin pamannya dihidupkan kembali.

-----------------------------------------

... Kogami membuka matanya dan mengakhiri masa lalu dia yang... Cukup kelam. Pemuda itu kini semakin mengeluarkan aura Energi Kutukan miliknya.

"Paman... Tunggulah aku... Aku berjanji akan bertemu kembali denganmu...."

(Mulai dari sini lagu Deadlock dimulai!)

Kogami langsung memunculkan ribuan roh para rubah yang menggeram ke arah Fushiguro dan Yuuji. Fushiguro dan Yuuji yang sudah mulai memulih dikejutkan oleh serangan Kogami yang mendadak. Kogami yang sudah berhasil mengontrol para rubahnya... Kini ia pun memberi aba-aba.

"... Habisi mereka."

Para rubah tersebut langsung menyerang Fushiguro dan Yuuji. Mereka berusaha menghindar dan melawan satu persatu rubah milik Kogami. Akan tetapi, mengingat mereka adalah roh, tentu tidak mudah mengalahkannya.

Fushiguro tiba-tiba ingat, satu-satunya cara untuk melenyapkan ribuan roh rubah tersebut adalah berasal dari penggunanya sendiri. Ya, Kogami bisa dibilang adalah medium roh rubah tersebut. Jika Kogami berhasil dikalahkan, maka para roh rubah itu akan menghilang dengan sendirinya....

Apakah kira-kira Fushiguro dan Yuuji bisa mengakhiri pertarungan ini?

To be continued....

HEYOOOOOO PARA READER-TACHIIIIIIIIIIIIIIIIIII-- *Dibakar Jougo*

(Gojou: Thor, lama amat! Udah berapa bulan ini kagak ngetik?!)

Hehehehehe, sori, Gojou. Urusan negara di rl.ora

Yah, maaf udah buat nunggu. Author baru-baru ini sedang berkutat di rl menghadapi kehidupan yang Everything Hurts dan realita yang kejam :")

Jujur sih... Author belum nonton Jujutsu Kaisen. Mungkin minggu ini Jujutsu Kaisen udah tamat, Author ada rencana mau nonton kembali.

Eh, tapi bener gak sih Akutami-sensei katanya lagi sakit? Terkadang, menjadi mangaka itu sulit lho gaes. Kesehatan menjadi prioritas soalnya mangaka itu berkutat di kursi mulu dan harus mencari ide yang pas buat chapter selanjutnya. Terkadang jadwal yang ketat menjadi hambatan mangaka juga.

Hiks, semoga Jujutsu Kaisen kagak hiatus panjang kayak Hunter x Hunter :")

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro