Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Curse 44 ~ Hope in Pain ~

20 April 20xx, jam 16.35 sore....

Suasana kala itu begitu sunyi, hanya ada suara alat pendeteksi jantung yang ada di dalam ruangan medis SMK Jujutsu.

Fushiguro, Yuuji, Nobara, dan Gojou menunggu Shoko untuk memeriksa keadaan (Name) yang saat ini sedang dalam keadaan sekarat. Keheningan itu membuat Gojou merasa tidak nyaman... Namun ia juga tidak bisa sembarangan bicara kepada tiga muridnya saat ini.

"Hei... Mau sampai kapan kalian berdiam diri?"

Fushiguro, Nobara, dan Yuuji tidak menoleh maupun melirik ke arah Gojou. Mereka seolah tidak mau berbicara apapun karena mental breakdown mereka, walaupun mereka tahu (Name) masih hidup meski dalam keadaan sekarat.

Tahu murid-muridnya tak ada yang mau berbicara, Gojou menghela napas dan kembali berdiam diri di ruang medis SMK Jujutsu.

Tak berselang lama kemudian....

"Sudah aku duga kalian ada disini!"

Fushiguro, Yuuji, Nobara, dan Gojou sontak menoleh ketika Maki, Inumaki, Panda, dan Nanami datang ke ruang medis dalam keadaan tergesa-gesa.

"Senpai-tachi!" Nobara menyapa mereka duluan dalam kaget.

"Tunggu, bukannya kalian ada di Kawagoe? Kok bisa...." Yuuji kelihatan kebingungan melihat kehadiran para senpai dia.

"Kita cuma seharian saja di Kawagoe. Kebetulan ini sudah selesai, jadi kita kembali ke SMK Jujutsu." Jelas Maki kepada mereka.

"Toh kita di Kawagoe hanya bertugas membasmi Roh Kutukan sama Nanami-san. Gak mungkin kita disuruh nginap disana. Ya kan, Inumaki?" Panda juga turut menjelaskan sekaligus bertanya kepada Inumaki.

"Salmon." Jawab Inumaki sambil mengangguk.

Nanami kemudian menaikkan kacamatanya dan menatap Gojou dengan wajah datar.

"Aku sudah dengar dari Yaga-san... Apa yang terjadi kepada (Surname)-san?" Tanya Nanami kepada Gojou.

Gojou tercekat saat mendengar pertanyaan dari Nanami, lantas pria itu langsung menunjuk kepada Yuuji.

"Soal itu... Tanyakan saja sama Yuuji. Dia tahu betul kejadiannya...."

Yuuji yang ditunjuk oleh Gojou memasang wajah tegang saat ia akan menceritakan apa yang terjadi kepada (Name) saat di Taman Ueno, tepatnya di Danau Shinobazu.

"Sebenarnya...."

Yuuji pun menceritakan kejadian yang menimpa dirinya dan (Name) saat di Danau Shinobazu, tidak lupa Fushiguro dan Nobara juga turut menceritakan pertarungan mereka dengan Hanami, Jogo, dan Dagon saat di Taman Ueno.

Cerita bagian (Name) kehilangan kedua kaki dan pergelangan tangan kirinya membuat Maki, Inumaki, dan Panda terkejut. Mereka tidak bisa membayangkan betapa ngilunya jika mereka kehilangan anggota badan dengan cara dipotong kasar.

"Aku... Jika seandainya aku tidak terluka... Aku pasti... Akan melindungi (Surname)...."

Yuuji menunduk ke bawah sambil mengepalkan tangan dengan wajah bersalah. Ia tidak bisa membayangkan... Posisinya kala itu tidak menguntungkan untuk melindungi (Name) dari Kumiya.

Melihat Yuuji yang sikapnya mulai pesimis, Maki dengan lembut menepuk pundak Yuuji sambil memasang wajah datar.

"Itadori, ini bukan salahmu. Aku tahu kau membawa beban berat karena tidak bisa melindungi (Surname)... Tetapi dengan masih hidupnya (Surname) kau masih memiliki secercah harapan untuk bisa bertemu dia kembali."

Yuuji tercekat dengan ucapan Maki yang penuh wibawa dan kehangatan. Pemuda itu lantas menghapus air matanya dan mulai tersenyum menanggapi ucapan Maki.

"Kau benar, senpai. (Surname) pasti akan hidup kembali."

Fushiguro, Nobara, Nanami, Gojou, Inumaki, Panda dan Maki diam-diam ikut tersenyum karena mereka juga sangat yakin (Name) pasti akan terbangun.

Tidak lama kemudian, Shoko akhirnya keluar dari ruang medis dan wanita itu mulai menghampiri gerombolan orang-orang tersebut.

"Ah, Shoko-sensei! Gimana keadaan (Surname)?"

Yuuji bertanya duluan kepada Shoko karena dia yang paling khawatir sama (Name). Shoko membuka maskernya dan tersenyum tipis menanggapi ucapan Yuuji.

"Dia baik-baik saja, keadaannya mungkin tidak menguntungkan tapi syukurlah dia masih hidup. Jika kalian tidak segera membawanya kemari, mungkin dia akan meninggal kehabisan darah."

Mendengar jawaban dari Shoko, mereka semua menghela napas lega karena (Name) baik-baik saja. Namun itu hanya untuk peralihan... Karena Gojou menyadari ucapan Shoko sebenarnya untuk tidak membuat anak kelas satu semakin khawatir.

"Ah, Satoru. Bisa ikut aku sebentar? Ada yang ingin aku bicarakan ke kamu."

Sadar dirinya dipanggil, Gojou tanpa basa-basi ikut dengan Shoko ke tempat lain yang jauh dari tempat ruang medis (Name) beristirahat. Begitu mereka tiba di luar halaman SMK Jujutsu, Shoko mulai menjelaskan keadaan sebenarnya tentang (Name).

"Anak itu memang hidup... Tapi aku tidak tahu kapan dia akan terbangun. Aku rasa dia akan terbangun dalam jangka yang sangat lama... Mungkin 30 tahun ke depannya."

Gojou tidak bereaksi apa-apa selain ia sudah menduga kalau (Name) memang akan menjadi seperti ini. Pria itu sontak mengacak rambutnya sendiri dalam frustasi karena ia sendiri tidak tahu harus ngapain.

"Jika anak-anak kelas satu mengetahui ini... Aku tidak tahu apa yang akan terjadi kepada mereka. Tidak mungkin aku bilang kalau (Name)-chan koma, bisa-bisa mereka mentalnya terjatuh lagi." Ucap Gojou.

"De... Ima dou suru no? Apa kau hanya akan berdiam diri menunggu (Surname)-san terbangun 30 tahun kemudian?" Tanya Shoko.

"Tentu saja tidak. Aku tidak akan menyerah untuk membuat (Name)-chan terbangun secepatnya. Tapi masalahnya... Bagaimana caranya?"

"Aku bisa membantumu mengatasi hal ini."

Gojou dan Shoko terkejut saat mendengar suara wanita lain yang terdengar familiar bagi mereka. Begitu mereka melihat siapa orangnya, mereka sontak menyapa wanita tersebut.

"Tidak biasanya kau datang kemari, Mei Mei." Ucap Gojou.

"Aku datang hanya untuk memberikan pesan kepada Kepala Sekolah. Tidak kusangka aku malah mendengar obrolan kalian mengenai wadah Okuri itu. Kepala Sekolah sudah memberitahu aku soal itu."

Mei Mei tersenyum dan menghampiri Gojou serta Shoko.

"Tadi kalian bilang si wadah Okuri itu koma? Aku bisa membantu untuk membuatnya terbangun lagi dalam waktu yang cepat." Ucap Mei Mei.

"Bantuan seperti apa yang kau maksud?" Tanya Gojou.

"Aku pernah mendengarnya dari salah satu anggota Eksekutif, tentang mata air suci yang terletak di Gunung Fuji." Jawab Mei Mei.

"Mata... Air suci? Maksudmu Air Mata Suci Kaneyama yang itu?" Tanya Shoko.

"Oh, ternyata kau mengetahuinya. Aku kira hanya Eksekutif yang tahu soal ini." Mei Mei tersenyum kepada Shoko.

"Kenapa Eksekutif menyembunyikan fakta seperti ini? Dan lagi... Air Mata Suci Kaneyama fungsinya untuk apa?" Tanya Gojou kelihatan serius kepada Mei Mei.

Mei Mei mulai menjelaskan tentang Air Mata Suci Kaneyama kepada Gojou.

"Air mata suci ini fungsinya sangat kuat untuk kehidupan manusia. Air itu mampu membangkitkan orang yang sudah meninggal, apalagi menyembuhkan luka yang fatal sekalipun. Yang membuat air mata suci ini semakin kuat, penggunaannya sangat ampuh untuk menetralisir Energi Kutukan seseorang bahkan bisa menenangkan Energi Kutukan mereka." Jelas Mei Mei.

Namun tidak sampai situ, Mei Mei melanjutkan lagi penjelasan dia.

"Tapi... Aku rasa kalian sebaiknya menyerah saja untuk mendapatkan air mata suci itu." Ucap Mei Mei.

"Apa? Kenapa memangnya?" Tanya Shoko.

Mei Mei memejamkan matanya dahulu sebelum ia mulai memasang wajah serius.

"Air Mata Suci Kaneyama tidak bisa sembarangan diambil oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Air mata suci ini dijaga oleh lima orang asing yang masih merupakan bagian anggota Eksekutif. Mereka terbagi di berbagai tempat seperti kamera CCTV, mengamati dan mendengarkan orang-orang yang bertujuan mendapatkan Air Mata Suci Kaneyama." Jelas Mei Mei.

"Jadi, jika kau masih ingin mencoba mendapatkan air mata suci itu, kau tidak akan selamat dari kejaran lima penjaga ini, Gojou. Mereka tidak main-main kuatnya." Lanjutnya sambil memandang Gojou.

Gojou yang terdiam mendengar penjelasan dari Mei Mei, lantas hanya bisa tersenyum meremehkan.

"Heh... Biar mereka kuat kek, lemah kek, kalau emang udah berambisi mendapatkan air mata suci itu sudah pasti harus aku dapatkan." Ucapnya dengan nada meremehkan.

"Aikawarazu saitee na, Satoru." (Seperti biasa kau payah, Satoru.) Shoko hanya bisa menghela napas melihat sikap teman sesama sekolahnya itu dulu. Namun ia sebenarnya diam-diam mendukung Gojou untuk mendapatkan Air Mata Suci Kaneyama.

Mei Mei tertawa pelan dan ia pun tersenyum kepada Gojou.

"Yah, terserah kau saja, Gojou. Kau sama sekali tidak berubah dari dulu." Ucapnya kepada Gojou.

Belum selesai mereka berbicara, seseorang tiba-tiba menginterupsi mereka.

"Chotto matte kudasai."

Shoko, Gojou, dan Mei Mei menoleh ketika mereka mendengar suara orang tersebut. Tak berselang lama, ternyata yang menginterupsi pembicaraan mereka rupanya Maki, Panda, dan Inumaki. Mereka sudah mendengar apa yang dibicarakan oleh Mei Mei barusan.

"Biarkan kami ikut juga." Ucap Maki dengan wajah serius.

"Gak enak rasanya jika tidak pergi bersama-sama." Ucap Panda.

"Tuna Mayo...." Inumaki juga ikut menimpali.

Gojou sontak menatap ketiga murid tersebut dengan wajah yang datar.

"Oi oi, kalian yakin nih? Ini bukan misi yang cocok buat anak sekolah macam kalian lho.~" Ucapnya kepada mereka.

"Sou desu yo, misi ini berbahaya. Kalau kalian terluka gimana? Nanti siapa yang nolongin disana?" Mei Mei juga ikut menimpali sambil tersenyum.

Maki, Panda, dan Inumaki tidak bereaksi apa-apa mendengar ucapan dari Mei Mei maupun Gojou. Setelah itu, Maki tersenyum tipis dan memasang wajah percaya diri.

"Kami tidak takut, walau kami dibawah rata-rata, kami tidak ingin diremehkan begitu saja sama Penyihir Jujutsu diatas kami. Jika memang misi ini berbahaya, bukankah akan lebih bagus untuk pengembangan kami sebagai sesama Penyihir Jujutsu?"

Ucapan Maki yang terdengar sangat antusias, disambut oleh rasa kepercayaan diri dari Inumaki juga Panda. Mereka sepertinya tidak takut akan misi ini, terlebih ini adalah keselamatan (Name) supaya gadis itu bisa mendapatkan kesadarannya kembali.

Melihat potensi yang ada di mereka, Mei Mei diam-dian terkagum dan wanita itu tersenyum lalu memandang Gojou.

"Tidak buruk, hasil kerja kerasmu terbuahkan sekali, Gojou." Ucap Mei Mei.

"Bukan aku, mereka yang minta kok." Gojou hanya bisa mengerucutkan bibirnya kayak di episode 14 pas mendecih.

Mei Mei lalu menatap kembali Maki, Panda, dan Inumaki sembari berkata kepada mereka.

"Baiklah, kalian boleh ikut dalam misi ini. Tapi ada satu hal yang ingin aku katakan kepada kalian sebelum berangkat...."

Maki, Panda, dan Inumaki memasang wajah penasaran saat Mei Mei mulai menjelaskan sesuatu kepada mereka. Apa yang sebenarnya ingin Mei Mei jelaskan?

To be continued....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro