Curse 4 ~ Contract ~
Cuma buat info aja nih, "Ryuuseijuen" dalam artian bahasa Indonesia artinya "Bangkit" dan "Dendam". Nah, istilah ini dipakai oleh Author untuk merujuk kepada sang siluman Ryuuseijuen Okuri, dimana ia akan mengonsumsi dendam orang-orang disekitarnya sebagai sumber kekuatan terkutuknya. Jika sang protagonis kita menjadi dendam, maka otomatis Okuri akan berpindah tubuh ke sang protagonis, mirip kasusnya Itadori Yuji cuma bedanya Itadori melakukannya atas kehendaknya sendiri.
Masih berada di dalam toilet, kau terdiam seribu bahasa sesudah sang wanita -- Ryuuseijuen Okuri -- memperkenalkan dirinya. Matamu memandang Okuri dalam ketidakpercayaan tetapi juga terkejut.
"Ryuusei... Juen... Okuri?"
Sesaat kamu mengucapkan namanya, kau teringat akan tiang tinggi di kuil terbengkalai itu. Kau memegang kepalamu sendiri, berpikir apakah ini semua hanya mimpi atau memang kenyataan.
"T-tidak mungkin... Kau... Yang berasal dari kuil terbengkalai itu...? I-ini pasti cuma halusinasiku... Ya, aku pasti berhalusinasi...." Ucapmu dengan wajah yang tegang dan keringat dingin yang mulai membasahi wajahmu.
"Halusinasi? Ahh,~ kau memang gadis yang sangat tidak percaya sekali ya sama yang berbau diluar logika. Yah,~ aku akan menganggap kau masih tak percaya akan kehadiranku... Tapi aku akan menceritakan bagaimana kau bisa bertahan hidup setelah terjatuh dari jurang."
Kau tercengang dan menatap Okuri yang menyeringai penuh arti dan seolah menarikmu untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dibalik kamu bertahan hidup sesudah terjatuh dari jurang.
"K-kau... Mau menceritakannya?"
"Tentu saja,~ secara aku ini mau berbaik hati lho mau menceritakannya kepadamu. Aku lihat kau masih terlihat kebingungan tentang siapa yang sebenarnya melindungimu... Hah,~ aku paling tak suka ya jika melindungi seorang manusia rendahan seperti kau."
Okuri dengan santainya menyender di tembok, sembari menunggu dirimu yang masih berusaha mencerna kata-kata Okuri barusan.
"Kau... Kau yang melindungiku?! T-tapi... Bagaimana... Bisa?"
Okuri tersenyum licik, sekali lagi. Kali ini wanita itu memeluk dirimu dan berhasil membuatmu bergidik ngeri.
"Akan kuceritakan dari awal...."
-----------------------------------------
Okuri berhasil terlepas dari kurungan kuil terbengkalai tersebut selama berabad-abad lamanya. Ia akhirnya bisa menghirup udara segar setelah dirinya terkurung selama 4000 tahun lamanya.
Sang wanita siluman ular tersebut berjalan tenang melewati pegunungan Miyagi, bermaksud untuk mencari korban selanjutnya.
Namun itu semua terhenti ketika dia melihat sosok seorang gadis tergeletak tidak bernyawa dengan badan bersimbah darah, patah tulang, dan kondisi kepala yang sudah hancur akibat terjatuh dari jurang.
Okuri seakan tidak mempedulikan gadis malang tersebut, ia memutuskan untuk berjalan kembali mencari mangsa.
'Lagipula untuk apa aku menolong manusia? Toh aku ini gak punya belas kasih.' Batin Okuri tanpa empati sedikit pun.
Ketika Okuri berjalan agak jauh, gadis yang bersimbah darah itu mengatakan satu kata dengan suara yang pelan namun lemah.
"I...Ki...Ru...." (Hi...Dup....)
Okuri menghentikan langkah kakinya, ia berbalik mengarah sang gadis yang terlihat sudah sekarat.
'Hah,~ merepotkan. Kenapa dia masih saja bergerak padahal dia sudah mau mati gitu?'
Okuri menghela napas dan memutuskan untuk menghampiri sang gadis sekarat tersebut. Gadis itu melirik pelan ke arah Okuri, kondisinya semakin lemah karena pendarahan yang keluar dari tubuhnya setelah terjatuh. Okuri sendiri menatap gadis itu tanpa ekspresi apapun, seolah ia sama sekali tidak tertarik dengan apa yang ada di gadis itu.
"Hei, maumu apa?"
Tanpa rasa empati, Okuri bertanya kepada sang gadis yang perlahan mulai menggelap pandangannya. Gadis itu dengan susah payah mengucapkan satu kata dengan pelan.
"I... Ki... Ru...."
Mendengar ucapannya, Okuri menghela napas. Ia ambil setetes darah dari tubuh sang gadis, kemudian ia jilat darah tersebut.
"Hee,~ jadi kau ingin hidup hm? Aku bisa saja menerimanya... Asal ada banyak persyaratan yang harus kau terima."
Okuri menyeringai licik dan memandang gadis itu lekat.
"Pertama, aku akan masuk ke dalam tubuhmu dan hinggap di dalam dadamu dalam jangka yang sa~ngat lama." Okuri menyebutkan syarat pertama.
"Kedua, kau akan menerima banyak kekuatan dariku, salah satunya adalah mampu mendengar suara pikiran orang lain.~ Oh, tentunya sebagian kekuatan akan berfungsi sesuai izinku." Lanjutnya menyebut syarat kedua.
"Ketiga, kau akan mampu melihat banyak hal-hal aneh yang tentunya tak sembarangan orang mampu melihatnya. Berterima kasihlah karena aku akan memperlihatkan kamu para makhluk yang tak dikenal itu.~"
Okuri mulai menyeringai ketika ia menyebut syarat terakhir.
"Dan keempat... Hidupmu dan hidupku akan menyatu untuk selamanya sampai maut memisahkan. Hahahahaha!"
Okuri tertawa puas setelah ia menyebut syarat terakhir. Kemudian, sang wanita siluman ular tersebut mulai mengambil darah dari sang gadis dan meminumnya sampai dirinya kenyang. Tak lama setelah itu, Okuri merubah dirinya menjadi ular kecil dan masuk ke dalam mulut si gadis malang tersebut sampai masuk ke dalam tubuhnya.
Tak berselang lama, tubuh gadis itu merasa sangat aneh. Ia berteriak sekeras-kerasnya karena tubuhnya mulai mengalami kamuflase yang aneh. Perlahan-lahan, seluruh tubuh sang gadis memulih dan sebagian besar lukanya sembuh atas bantuan Okuri. Dada sang gadis juga terasa berdenyut sangat keras, seolah-olah dirinya melawan entity lain yang hinggap di dalam dadanya.
Tak berselang lama... SAR datang menemukan gadis itu... Yang sudah tergeletak pingsan sesudah ia dimasuki oleh Okuri.
-----------------------------------------
"... Seperti itu kisahnya, manusia.~"
Okuri menutup cerita sambil mengaca di depan cermin kamar mandi. Wanita itu mengabaikan kamu yang terdiam dan tak bisa berkata apa-apa. Bibirmu terasa ngilu untuk mengucapkan sesuatu.
'J-jadi... Aku terikat oleh kontrak yang dibuat oleh wanita ini?!'
"Itu benar sekali, manusia. Kau dan aku sudah terikat dengan kontrak kutukan yang tak akan bisa dilepas.~"
Kau terkejut, tak hanya dirimu, Okuri juga mampu membaca pikiran. Kau kini tak bisa lagi berpikir jernih, kau mulai dihadapkan oleh sesuatu yang begitu diluar akal pikiranmu.
"Aku... Tidak tahu harus bereaksi apa atas kejadian ini...."
To be continued
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro