Curse 38 ~ Taman Ueno ~
20 April 20xx, jam 08.24 pagi
"Uwaaaaaah, jadi inikah Taman Ueno? Luas sekali!"
Hari ini, (Name) bersama Fushiguro, Yuuji, Nobara, dan Gojou mendatangi Taman Ueno yang terkenal akan keindahannya. Dikarenakan hari ini hari waktu Bunga Sakura mekar, diadakan acara piknik bersama di bawah pohon Sakura.
Taman itu sangat ramai, ada yang lagi berjualan, ada yang lagi beli barang, ada juga seorang pria yang berteriak "HEY HEY HEY!" sambil diseret teman sekolahnya.
"Enaknya mau berteduh dimana nih? Tamannya ramai gini jadi bingung pilih tempat yang kosong." (Name) yang memegang keranjang makanan menatap sekitarnya.
"Aku tahu tempat yang cocok!" Gojou dengan cepat mengajukan usulan kepada murid-muridnya.
Namun na'as, mereka justru cuekin si sensei mereka. Gojou auto pundung, kasih puk-puk buat Gojou. *Puk-puk*
"Hei, aku rasa yang dekat danau itu lebih bagus deh! Gimana kalau kita berteduh disana?" Usul Yuuji.
"Wah, ide bagus tuh! Sasuga Itadori-san!" (Name) dengan cepat menyetujui usulan dari Yuuji.
"Kalau (Name)-chan setuju, aku ikut setuju juga deh." Nobara juga ikut menimpali.
"Woi, kok kedengarannya kau gak ada niat banget gitu?" Yuuji cuma bisa mengembungkan pipinya dengan imut, Author berusaha fokus ke ketikannya dibalik pohon sakura.
"Jadi ke tempatnya langsung atau gak nih? Lama-lama kutinggalin kalian berdua sama (Surname)." Fushiguro yang emang dari sononya waras ingin segera mempercepat waktu karena ia sendiri tidak suka menunggu terlalu lama... Yah pengecualian buat (Name) dia ikhlas kok kalo nunggu.
Kasian si rohmat kagak dinotice mulu :v
"Aku bisa mendengarmu, Author!"
Eh bisa dengar, yo dah bek tu de stori (?)
"Oi, sensei! 💢 Mau sampai kapan kau jongkok sambil hitung semut berjalan hah?! Ayo cepetan kesini!" (Name) yang melihat Gojou masih pundung dengan kesal berteriak kepadanya.
"Hiks... Aku dicuekin... Hiks...." Namun ternyata Gojou masih menjadi sadboi, pemirsa. Miris amat jadi guru. (Gojou: KAN LU YANG NGETIK BANGSAL! QWQ)
"Ah, sudahlah. Guru macam dia kita tinggalin aja. Nanti kalo gak kebagian makanan biar mampus." Ucap Nobara dengan nada mengancam.
"Jangan gitu ah, walau dia menyebalkan tapi dia tetaplah guru kita! Memang siapa lagi kalau bukan Gojou-sensei yang mengajari murid-murid kelas satu?" Walau (Name) memang tidak bisa akur sama Gojou, ada saatnya ia bisa bersimpati kepada gurunya itu karena selain Gojou tidak ada guru lain yang siap mengajari mereka kecuali Nanami, cuma ia bilang ia bukan guru di SMK Jujutsu jadi ia tidak ada hak mau ngajarin kelas satu.
Gojou seketika merasa terharu melihat (Name) yang membelanya seperti seorang malaikat yang baru saja datang kala di hati yang suram. Adegan slow abal-abal pun terjadi dengan Gojou berlari mau meluk (Name) sambil berteriak "(Na~~~Me~~~)-chan~~~!" versi slow motion.
Tetapi sayang, (Name) dengan cepat menonjok wajah Gojou dengan meminjam bola voli dari seorang pemuda berjambul yang suka bilang "Rolling Thunder!" pas latihan.
"Makasih lho." (Name) lalu mengembalikan bola itu kepada pemuda tersebut.
"Sama-sama! Itu keren banget sumpah!" Pemuda itu pun mengacungkan jempol sebelum akhirnya menyusul temannya yang berkepala gundul.
Gojou hanya bisa tersungkur di tanah pasca terkena tonjokan yang tepat sasaran di wajahnya, ia pun segera diseret oleh Fushiguro dan Nobara yang udah pusing lihat tingkah laku gurunya.
"Eh iya, yang bawa tikar Yuuji ya? Aku bawa makanan soalnya!" Ucap (Name) sambil membawa keranjang berisikan makanan bekal.
"Iya, aku bawa nih! Ayo keburu penuh lho tempat teduhnya!"
Kelima orang tersebut akhirnya berhasil berteduh di tempat dekat danau yang dimaksud Yuuji tadi, (Name) segera mengeluarkan bekal makanannya dan membukanya satu persatu.
"Silahkan dinikmati makanannya!"
Hidangan makanan ini yang membuatnya adalah (Name) dan Yuuji, Yuuji memang sudah ahli membuat masakan sejak ia ditinggal kedua orang tuanya dan tinggal bersama kakeknya. Sementara (Name) sendiri, ia sudah hobi memasak sejak kecil dan ia memiliki kebiasaan membawa bekal buatannya sendiri waktu ke sekolah. Itulah mengapa mereka berdua cocok berkolaborasi di dapur dan membuat masakan.
"Uwaaaaaaah! Kelihatannya enak nih!" Nobara hampir ngiler melihat hidangan makanan yang dibawa oleh (Name).
"Ini... Buatanmu, (Surname)?" Tanya Fushiguro terlihat antara penasaran dan menahan rasa lapar.
"Bukan, itu aku sama Itadori-san yang buat! Saladnya bagian aku, Itadori-san yang buat Onigiri dan Karaage." Jawab (Name) sambil tersenyum.
"Ittadakimaaaaaasu!"
"SENSEI, JANGAN ASAL NYOMOT AJA KAU!"
(Name) bersama teman-teman dan gurunya menikmati acara hanami yang begitu meriah tersebut. Jatuhnya kelopak bunga ke tanah turut menghiasi jalanan dengan ribuan kelopak Bunga Sakura yang indah tanpa ada yang memungutnya.
(Note: Menurut tradisi masyarakat Jepang, Bunga Sakura dilambangkan sebagai kedamaian, kemakmuran, kekeluargaan, dan kebersamaan.
Dalam tradisi hanami, masyarakat percaya jika Bunga Sakura bukanlah bunga yang patut diklaim untuk diri sendiri, melainkan untuk kekeluargaan dalam bermasyarakat.
Itu sebabnya, ada aturan tak tertulis bahwa orang Jepang maupun orang luar negeri tak ada yang boleh memungut kelopak Bunga Sakura meski sudah berjatuhan di tanah.)
Tiba suatu saat dimana tiba-tiba saja (Name) merasa mau kebelet ke toilet karena ia kebanyakan minum air yang ia bawa dari asrama SMK Jujutsu.
"Aduh, gaes, bentar ya! Mau ke toilet dulu! Keburu keluar nih!" Ucap (Name) terburu-buru.
"Jangan sampe kesasar lho, (Name)-chan!" Dan yang menyahut duluan adalah Nobara.
"Iyaaaaaa!" (Name) pun lari terburu-buru sambil mencari toilet di taman tersebut.
Dalam perjalanan mencari toilet, (Name) tak sengaja menabrak seorang lelaki berambut pirang dan berkacamata sehingga gadis itu meminta maaf kepada dia.
"A-ah! Maafkan aku!"
"Matamu itu buta ya? Kalau gak merasa buta jangan asal nabrak dong, mentang-mentang kau pendek."
Oke, (Name) mendadak kesal. Omongan lelaki ini terasa asin di telinganya. Tapi karena ia yang salah, maka ia hanya bisa nyengir.
"E-ehehe... A-aku akan berhati-hati lain kali."
"Hmph... Dasar cewek aneh."
Lelaki itu meninggalkan (Name) yang menahan rasa kesalnya atas ucapan lelaki tersebut. Seenggaknya baik dikit napa!
'Apa cuma perasaanku atau suara cowok tadi mirip Inumaki-senpai?' Batin (Name) yang kebingungan sendiri karena suara pemuda berkacamata itu mirip Inumaki.
"Aduh! Aaaahhhh, keburu keluaaaaar!" Dan gadis itu baru sadar karena ia sudah mulai kebelet banget dan berlari mencari toilet.
-----------------------------------------
Fluuuuushhh!
"Ah... Lega.~"
(Name) menghela napas lega setelah ia meng-flush dudukan toiletnya. Gadis itu kemudian cuci tangan setelah ia cebok dengan alat praktis dan menggunakan tisu untuk mengeringkan vitalnya. Habis cuci tangan, ia segera keluar dari toilet umum dan akan bergegas kembali ke teman-temannya.
"Oya? Kalau bukan (Surname)-san rupanya."
Langkah (Name) terhenti ketika ia mendengar suara yang amat familiar di telinganya. Begitu ia menoleh, (Name) tersenyum ceria begitu ia tahu siapa yang menyapanya.
"Getou-san!"
"Halo, (Surname)-san.~"
Getou Suguru tersenyum tenang di hadapan (Name)... Tanpa (Name) sadari bahwa senyuman itu ada maknanya.
"Getou-san ada disini juga. Lagi menikmati piknik juga sama teman?" Tanya (Name) kepada Suguru.
"Hmm,~ gimana ya? Aku datang kesini bukan untuk melakukan hanami. Aku ada tugas penting yang harus aku jalani dan kebetulan tugasnya di Taman Ueno ini." Jawab Suguru sambil memaknai 'tugas penting' dan tentu saja (Name) yang dengan begonya tidak menyadari maksud dari kata tersebut.
"Heee, gitu ya! Aku kebetulan lagi piknik sama teman-teman dan sensei aku. Apa Getou-san mau bergabung sama kami sesudah tugasnya selesai?" Ajak (Name) dengan polosnya kepada Suguru.
Suguru kembali tersenyum kepada (Name) dan merespon ucapan gadis tersebut.
"Kalau itu ajakan (Surname)-san, aku tentu tak bisa menolak. Lagipula kita sudah berteman sejak kejadian di Nerima itu." Respon Suguru.
"Waaaah, aku senang mendengarnya, Getou-san! Aku pasti akan menunggu Getou-san datang!" (Name) merasa senang karena ia bisa mengajak Suguru untuk melakukan piknik... Padahal nyatanya ia tidak sadar kalau Suguru sudah merencanakan sesuatu.
"Mau aku antarkan ke teman-temanmu? Aku takutnya ka--"
"Tidak usah."
Ucapan Suguru terputus kala ada seseorang yang menampakkan diri di hadapan pria tersebut bersama (Name). Sosok tersebut tak lain adalah Gojou.
Gojou nampak tak seperti biasanya, ia kini memasang wajah datar saat melihat Suguru. Ia juga tak berkata apa-apa saat melihat (Name) bersama pria tersebut.
"Ups, kalau bukan Satoru rupanya.~"
Suguru bukannya terkejut, ia malah tersenyum santai di hadapan Gojou, seolah ia mengenal Gojou lebih lama. Gojou tetap mempertahankan wajah datarnya tidak merespon ucapan dari Suguru.
"Are? Shiriai?" (Lho? Kenalan?)
(Name) yang tak mengerti ia berada di situasi yang cukup tegang menatap Suguru dan Gojou secara toleh-menoleh. Gojou yang sadar bahwa (Name) tidak mengerti situasi ini... Bahkan belum mengenal sosok Suguru yang sebenarnya menghela napas dan melambaikan tangannya ke arah (Name).
"(Name)-chan, ayo kita kembali. Makanannya keburu habis lho." Ucapnya dengan nada yang... (Name) sadari tak sesantai biasanya.
Apa yang terjadi disini? Pikir (Name) di benaknya. Ia dengan perasaan campur aduk menghampiri Gojou dan pria tersebut menggandeng tangan (Name) dan langsung mengajaknya pergi.
"U-uwaa! Hei, jangan ditarik dong! Getou-san, aku akan menunggumuuuu!" Teriak (Name) sebelum keburu diseret sama Gojou pergi dari tempat itu.
Suguru hanya bisa tersenyum menatap kepergian (Name) dan Gojou... Ia rasa ini akan semakin menarik karena ia sudah bertemu teman sesama sekolahnya dulu.
Di sisi lain, (Name) yang masih digandeng oleh Gojou menatap Gojou yang bersikap tak biasa pasca pertemuannya dengan Suguru. Perasaan (Name) mulai tak enak, ia dengan enggan mencoba untuk mengajak bicara kepada Gojou.
"Etto... Sensei... Tadi itu...."
Langkah Gojou selanjutnya berhenti, ia lantas menoleh perlahan kepada (Name) dan terlihat jelas wajahnya yang sangat datar sekarang. Hal ini tentu membuat (Name) semakin yakin ada yang tak beres sama gurunya tersebut.
"Apa... Sensei sama Getou-san saling kenal dari dulu?" Tanya (Name) dengan sungkan dan ragu-ragu.
Gojou tak memberikan jawaban secara pasti kepada (Name), tetapi pria tersebut menaruh tangannya di atas kepala gadis tersebut dan mengelusnya perlahan.
"(Name)-chan... Jangan dekat-dekat sama pria itu." Ucapnya kepada (Name) dengan nada yang biasa.
Melihat Gojou yang bertindak sejauh ini, (Name) akhirnya menuruti ucapan Gojou. Tetapi gadis itu tidak mengerti, apa yang sebenarnya terjadi antara Gojou dan Suguru? Apa terjadi sesuatu sehingga hubungan mereka jadi agak kacau? (Name) tak berani menanyakan lebih jauh soal itu.
-----------------------------------------
"Mahito, waktunya rencana dimulai."
"Tanpa kau bicarakan pun aku akan melakukannya, Getou-san.~"
"Ingat... Target kita adalah wadah Sukuna dan wadah Okuri."
"Jaa, aku akan memastikan kedua wadah itu akan aku tangkap. Fufufu...."
Di tengah-tengah kedamaian Taman Ueno... Terdapat sebuah rencana licik untuk mengacaukan kedamaian taman tersebut... (Name) cs tak menyadari akan datangnya kekacauan ini.
Apakah mereka mampu mengatasinya?
To be continued
Wahahahaha, akhirnya update lagi!~~~
Aku nyaris kena writer block dan harus nyari inspirasi lagi. Eh tahu-tahunya inspirasinya malah datang saat aku lagi di toilet dong :"v mana waktu itu lagi sakit perut pula v":
Waktu nonton adegan Junpei tuh, aku merasa dia kasihan gitu. Bully di Jepang emang kagak ada ngotak, sama kayak kasusnya di Korea Selatan maupun negara lain. Sampai-sampai, kasus bunuh diri anak SMP maupun anak SMA di Jepang sangat tinggi karena alasan tersebut.
Kira-kira kalian maunya dimana pas (Name) dan Yuuji bertarung sama Mahito?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro