Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Curse 30 ~ The Ancestor ~

Sesaat kita beralih ke meeting rahasia antara Yaga Masamichi, Gojou Satoru, Ieiri Shoko, dan Nanami Kento yang sengaja diundang ke meeting rahasia tersebut.

Nanami memposisikan kacamatanya sambil memandang Yaga yang menaruh tangannya di meja dengan wajah datar tanpa ekspresi.

"Yaga-sensei... Anda tahu sendiri kan konsekuensi jika kita tak memberikan kabar ke Jujutsu Eksekutif saat ada murid baru? Bisa-bisa sekolah kita akan menjadi sasaran dan dinding pelindung dari Tengen-san akan runtuh." Ucap Nanami kepada Yaga.

"Aku tahu, tapi... Disaat seperti ini, hanya kau dan Ieiri yang bisa dipercaya. Saya tahu, kalian berdua bisa menjaga rahasia dari Jujutsu Eksekutif mengenai (Full Name) yang turut menjadi wadah kutukan Ryuuseijuen Okuri." Sahut Yaga.

"Demo saa... Gadis itu cukup manis untuk dijadikan wadah Okuri. Aku baru tahu ada dia saat dia datang ke ruang kesehatan. Yaga-sensei, ide anda cukup ekstrim untuk melakukannya. Jika pihak Eksekutif tahu soal ini, maka bisa-bisa anda ikutan dieksekusi bersama dengan (Surname)-san." Ucap Shoko.

"Satu lagi, anda hanya memberitahukan ini hanya kepada Gojou, Ieiri, dan saya, bagaimana jika guru lain akan tahu mengenai (Surname)?" Tanya Nanami.

"Tenang, aku sudah menyiapkan rencana supaya mereka tak tahu mengenai adanya wadah kedua di SMK Jujutsu Tokyo. Saya bersama Gojou sudah bekerjasama dalam urusan ini." Jawab Yaga.

"Ara, sou desu ka? Satoru biasanya paling benci sama Eksekutif, dia bahkan menganggap mereka tak lebih dari sampah." Shoko melirik ke Gojou yang menaruh kedua kakinya di meja dengan wajah santai, ia sebenarnya tak begitu mau mendengarkan tentang sesuatu yang berhubungan dengan Penyihir Jujutsu Eksekutif, itu adalah topik sensitif bagi Gojou.

"Ya, aku tahu. Gojou memang tak menyukai mereka, tapi setidaknya dia berinisiatif untuk tetap bekerjasama. Dan lagi... Jikalau Eksekutif memang akan mengancam untuk menutup sekolah ini, aku tak akan segan-segan melawan mereka. Semua demi keamanan (Full Name)." Meskipun Yaga memasang wajah datar, ia tetap serius karena ia sendiri juga tak menyukai Penyihir Jujutsu Eksekutif.

Shoko, Nanami, dan Gojou tak berbicara apapun menanggapi ucapan dari sang kepala sekolah. Gojou yang sedari tadi terdiam akhirnya menurunkan kedua kakinya dan bangkit dari kursi yang ia duduki.

"Kau mau kemana?"

Langkah kaki Gojou terhenti ketika Yaga memanggilnya. Pria yang sudah mau memasuki usia kepala dua tersebut tidak menoleh sama sekali dan ia memberikan jawaban yang cukup memberikan teka-teki bagi Yaga.

"Sedikit mau nyegarkan pikiran. Apa tidak boleh?"

Paham apa yang dikatakan oleh Gojou, Yaga akhirnya mengangguk dan mempersilahkan Gojou untuk pergi.

"Pergilah, cepat kembali jika sudah selesai."

"Sankyuu, Kouchou-sensei."

Gojou akhirnya keluar dari ruangan tersebut meninggalkan Yaga, Shoko, dan Nanami yang hanya bisa memandang kepergian Gojou.

"Aikawarazu, kare wa kawatte imasen." (Seperti biasa, dia tidak berubah.) Ucap Nanami menghela napas.

"Shikatanai darou?~ Kare wo hitori ni shite kudasai." (Mau gimana lagi?~ Biarkan saja dia sendirian dulu.) Ucap Shoko sambil memainkan rambutnya.

Gojou berjalan menuju luar halaman SMK Jujutsu. Ia memandang ke arah langit memikirkan kamu dan murid-murid lainnya. Sekilas, Gojou teringat akan kata-kata ayahnya yang disampaikan kemarin.

-----------------------------------------

Gojou mendatangi kediaman Keluarga Gojou untuk menemui sang ayah yang bernama Gojou Hiroshi. Kediaman Keluarga Gojou memiliki arsitektur rumah tradisional Jepang pada umumnya, namun lebih luas. Begitu sampai di ruangan pertemuan keluarga, Gojou lalu memberitahu ayahnya.

"Oyaji, ini Satoru."

"Masuklah."

Satoru (untuk sementara pakai nama depan biar gak bingung) kemudian memasuki ruangan tersebut dan segera menghadap ke ayahnya.

Ayah Satoru terlihat sudah berumur cukup tua, sekitar berusia hampir 70 tahun. Namun, tubuhnya masih kelihatan prima dan ia memiliki rambut putih dengan Six Eyes yang sudah diwariskan Keluarga Gojou turun temurun. Ayah Satoru mengakhiri tulisan puisi kuno dia di gulungan besar dan menggulung gulungan tersebut untuk segera memulai pembicaraan kepada Satoru.

"De, nani wo Oyaji ni hanashiteru no?" (Lalu, apa yang ingin dibicarakan Oyaji?) Tanya Satoru dengan sikap santainya.

"Tentang gadis yang bersekolah di SMK Jujutsu Tokyo... Apa kau disuruh?"

Satoru yang mendengar ucapan sang ayah sontak terkejut. Ia mengira bahwa gadis yang dimaksud tak akan dirasakan oleh Penyihir Jujutsu lain selain Yaga... Namun ternyata ayah Satoru sendiri yakni Hiroshi mengetahuinya.

"Ya, lalu kenapa? Apa Oyaji mau melaporkan ini kepada Eksekutif?"

Hiroshi adalah bagian dari Eksekutif itu sendiri, meskipun begitu hubungan Hiroshi dan Satoru masih terjalin layaknya ayah dan anak. Satoru memang membenci Eksekutif, tetapi khusus untuk ayahnya ia masih bisa bertoleransi.

Hiroshi menggelengkan kepala sebagai jawaban dari pertanyaan Satoru. Hiroshi masih sadar diri bahwasannya jika ia melaporkan ini kepada Eksekutif maka Satoru tak akan segan-segan membunuh mereka semua meski ia hanyalah bawahan dan guru di SMK Jujutsu Tokyo.

"Sebenarnya... Ada hal penting tentang gadis itu...."

Hiroshi lalu berjalan menuju rak khusus gulungan kuno yang ternyata merupakan riwayat perjalanan Keluarga Gojou yang sudah ada sejak zaman Heian. Gulungan keempat ia ambil dan membukanya di hadapan Satoru.

"Apa ini? Aku tak bisa membacanya, Oyaji. Kau kira aku ini bisa membaca huruf kuno?"

"Aku tahu, maka dari itu aku akan menjelaskannya."

Hiroshi lalu menunjuk sebuah kata yang tak mampu dibaca oleh Satoru.

"Leluhur kita memiliki hubungan dengan keluarga gadis itu."

Mendengar penjelasan sang ayah, Satoru sontak terkejut. Ia tak mengetahui hal ini sebelumnya, Satoru mengira bahwasannya Okkotsu Yuta yang sama-sama bagian dari Keluarga Gojou adalah saudara dia.

"Oyaji... Ini hanya candaan kan?"

"Aku tidak bercanda, Satoru."

Hiroshi lalu menutup kembali gulungan tersebut dan menatap sang anak dengan datar dan tenang.

"Leluhur kita yang generasi pertama... Memiliki banyak cerita tentang adanya orang luar yang berhubungan dengan mereka. Namun, tak semua orang luar itu akan diceritakan oleh kepala keluarga Gojou generasi pertama karena ia menganggap hal itu akan sia-sia."

Hiroshi lalu berjalan menaruh kembali gulungan tersebut sebelum ia melanjutkan ceritanya.

"... Tapi ada satu orang yang berhasil menarik perhatian leluhur kita."

Satoru terdiam tak mengatakan apapun selain mendengarkan cerita dari sang ayah dengan penuh keseriusan.

"Dia adalah seorang gadis yang memiliki paras cantik, lemah gemulai, dan memiliki sebuah kekuatan misterius yang tak pernah orang lain ketahui. Dia adalah gadis yang awalnya akan dinikahkan kepada anak pertama keluarga Gojou generasi pertama."

Hiroshi lalu kembali duduk di bantalan empuk yang menjadi singgasana dia.

"... Tapi sayangnya, semua itu harus dibatalkan karena ada sesuatu yang menghalangi pernikahan sang gadis dengan anak pertama keluarga Gojou."

Satoru tak memberikan reaksi apa-apa dengan cerita dari sang ayah, namun ia merasa penasaran tentang masa lalu leluhur dia.

"Aku tidak tahu sesuatu apa yang harus membatalkan pernikahan mereka. Namun menurut catatan Gojou no Tadatoshi, semua itu berkaitan dengan seorang siluman wanita yang dikabarkan akan menghancurkan residen Fujiwara yang menguasai tahta pada era saat itu. Wanita itu terlalu kuat, bahkan untuk melakukan penyucian tidak cukup untuknya."

Hiroshi lantas mengambil gulungan lagi berisikan gambar kuno leluhur Gojou. Ia kemudian menunjuk gambar sesosok wanita bertubuh ular yang melawan dua orang yang berusaha menyegelnya. Satoru dengan seksama memerhatikan gambar tersebut.

"Ini...."

"Itu wanita yang menjadi ancaman era Heian saat itu... Setelah Ryoumen Sukuna."

Hiroshi lalu menunjuk gambar lagi dua orang yang menyegel sosok wanita ular tersebut.

"Dan ini adalah orang yang menyegel wanita itu. Menurut catatan, mereka berdua adalah Yaga no Hideie dan Gojou no Takatori, Sepupu dari anak pertama keluarga Gojou. Ada cerita mengatakan kalau leluhur keluarga Yaga dan keluarga Gojou bekerjasama untuk menyegel wanita berwujud ular tersebut, sehingga ia tak akan bisa mengancam lagi untuk menghancurkan residen Fujiwara."

Hiroshi menggulung kembali gulungan tersebut dan meletakkannya di meja.

"Jujur saja, tak ada banyak catatan mengenai kisah ini. Siapa sebenarnya gadis itu, dan kenapa wanita berbadan ular itu memiliki kaitan dengan cerita ini. Masih ada banyak teka-teki yang ingin aku kumpulkan perihal leluhur kita... Tapi ada satu hal menarik dan entah ini rumor atau benar-benar terjadi, gadis itu sedang hamil."

Satoru terkejut mendengar ucapan dari Hiroshi, ia semakin penasaran tentang leluhur dia dan leluhur si gadis.

"Setelah pembatalan pernikahan itu, ada rumor mengatakan bahwa sang gadis saat itu sedang hamil. Tapi semua ini tak bisa dibuktikan... Karena sesudah kejadian itu, dia menikah dengan pria lain yang sangat baik hati dan penuh tanggungjawab. Tidak ada informasi banyak apakah anak itu sebenarnya darah dari keluarga Gojou atau justru dari pria yang dinikahi sang gadis. Hanya ini yang bisa kujelaskan kepadamu."

Hiroshi akhirnya menutup penjelasan dia dan ia meminum teh hijau yang sudah disediakan di meja. Satoru yang terdiam mendengar penjelasan dari sang ayah kemudian bertanya.

"Apa yang membuat Oyaji yakin kalau dia adalah bagian dari Keluarga Gojou?"

Hiroshi menaruh gelas yang ia minum di meja, lalu tak berselang lama pria tua itu memberikan lukisan kepada Satoru.

"Lihatlah ini."

Satoru menerima lukisan tersebut dan memandangnya dengan seksama. Raut wajah Satoru seketika berubah menjadi keterkejutan yang sulit dijelaskan.

"O-Oyaji, kore wa...."

"Wakatteru ka? Kanojo no kao wa kono onna to hijou ni onaji desu." (Sudah mengerti? Wajah dia begitu sama dengan wanita ini.)

Satoru memandang lukisan tersebut... Dimana ada wajah seorang wanita mengenakan Juunihitoe* yang begitu mirip dengan seorang gadis yang kini menjadi salah satu murid Satoru sendiri....

-----------------------------------------

'Jika benar begitu... Apa kemungkinan leluhur (Name)-chan ada kaitannya dengan penyegelan Ryuuseijuen Okuri? Tapi... Kenapa mereka memutuskan untuk menjadi fraksi sendiri meskipun memiliki kaitan dengan keluargaku?'

Pikiran Gojou mulai dipenuhi oleh teka-teki yang terpisah, ia mulai mencari tahu tentang asal muasal leluhur keluarga sang gadis alias kamu.

Benarkah kau adalah bagian dari Keluarga Gojou yang menghilang ribuan tahun lamanya?

To be continued

*= Juunihitoe adalah pakaian yang dikenakan oleh wanita pada Zaman Heian. Pakaian ini dianggap sebagai pakaian formal bagi wanita pada eranya saat itu.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro