Curse 27 ~ Mean of Power ~
Sebelumnya, kau memasuki Taman Bermain Toshimaen untuk mencari Roh Kutukan berlidah panjang yang memasuki tempat tersebut. Namun siapa sangka, kau akhirnya berhadapan langsung dengan Roh Kutukan tingkat Grade 2 tersebut.
Suasana menegangkan terjadi diantara kamu dan Roh Kutukan Grade 2 tersebut. Roh Kutukan itu memandang kamu dengan kedelapan matanya yang memandang tidak beraturan. Kau mengarahkan pedang kamu ke depan dengan badan yang sangat tegang, ini dikarenakan kau pertama kalinya melawan Roh Kutukan, apalagi yang kau hadapi adalah Grade 2.
Tiba-tiba saja, Roh Kutukan itu menyerang kamu dengan cara mengayunkan lidahnya untuk mengenai tubuhmu. Kau terkejut dan sontak saja kau berhasil menghindari serangan dari makhluk berlidah panjang itu. Namun, akibat tetesan air liurnya, tangan kamu mengenai salah satu tetesan air liur makhluk tersebut, namun efeknya tangan kamu langsung terkena luka bakar.
"A-apa?!" Kau terkejut saat melihat tanganmu yang sudah ada bekas luka bakarnya, padahal kau cuma terkena tetesan air liur lidah makhluk itu!
'Air liur Roh Kutukan itu seperti mengandung zat yang mampu mencairkan benda apapun... Tanganku bahkan sampai kena luka bakar gini. Aku harus berhati-hati untuk tak terkena liurnya!' Batin kamu sambil menutupi luka bakar yang dihasilkan dari Roh Kutukan tersebut.
Kau pun segera berlari mencari celah untuk menyerang Roh Kutukan itu dengan pedang kamu. Bermodalkan gerakan gesit yang kamu dapatkan sejak dirasuki Okuri, kau segera melayangkan pedang kamu untuk memotong lidah makhluk tersebut.
"Kena kau!"
Lidah makhluk itu terpotong dengan pedang kamu yang sudah terisi oleh Energi Kutukan sehingga ia tak bisa lagi menyerang kamu dengan lidahnya.
'Bagus! Dengan begini aku bisa mengalahkannya!'
Saat kau berhasil memotong lidahnya, tubuh makhluk itu tiba-tiba mengeluarkan banyak tangan dan salah satu tangan memukul kamu sehingga kau terhempas jauh dan mengenai pohon.
"GUAGH!"
Kau terbatuk cukup keras saat belakang tubuh kamu mengenai pohon besar di Taman Bermain Toshimaen. Untung saja, kau masih bisa bertahan meskipun kau merasakan sakit yang hebat.
"Khh... Sialan...."
Saat kau mencoba untuk berdiri, kau terkejut saat melihat lidah Roh Kutukan itu beregenerasi dan kembali pulih dengan cepat sehingga makhluk tersebut kembali seperti semula.
'A-apa?! Bukankah tadi aku sudah melayangkan pedangnya ke lidah?! A-apa mungkin Energi Kutukan di dalam pedang itu tidak cukup sehingga dia masih bisa pulih?'
Disaat kau berbatin kepada dirimu sendiri, makhluk itu kembali menyerang dirimu sehingga kau terpaksa menghindar lagi guna tak mengalami luka yang serius.
"Serahkaaaaan! Wajah cantiiiiikkkk!"
'Apa dia manisfestasi dari sifat negatif iri hati?! Tapi dari lidahnya jelas-jelas dia bukan cuma punya sifat iri hati saja!'
Kau terus menghindari serangan dari si lidah panjang tersebut, sampai suatu momen dimana kamu bisa menyerangnya dari lompatan atas setelah kau memijak tiang komidi putar.
"Hiyaaaaah!"
Kau tancapkan pedang itu ke tubuh si lidah panjang. Akan tetapi....
'T-tidak mungkin!'
Pedang itu justru tak berhasil menembus tubuh lidah panjang. Malahan, pedang itu hanya menancapkan luar dagingnya yang lunak namun terasa sangat keras.
Alhasil, makhluk berlidah panjang itu mencengkram lengan kamu dan melempar kamu bersamaan dengan pedangnya.
"Uwaaaaaa!"
Kau terlempar cukup jauh dan mengalami luka-luka di sekujur tubuhmu. Makhluk itu kemudian mengeluarkan suara seperti menertawakan kamu dengan suaranya yang seperti gema.
"Lemah... Lemah... Tak berguna...."
Kau tersengal-sengal setelah dilempar oleh makhluk Grade 2 tersebut. Kau mendecih karena kau tak berhasil membunuh Roh Kutukan itu dengan pedang yang kau gunakan. Namun... Perhatian kamu teralihkan ketika kau melihat seorang gadis kecil, bersembunyi dibalik batu dengan raut wajah ketakutan.
'Anak kecil?! Apa yang dia lakukan disini?!' Kau terkejut saat melihat anak kecil yang kelihatannya masih berusia 7 tahun.
Makhluk itu merasakan kehadiran gadis kecil itu, sehingga ia bergerak cepat dan mulai menyerang dia. Gadis kecil itu memekik ketakutan.
"Hiiiiiii!"
"Abunai!" (Awas!)
Kau dengan sigap dan gesit memeluk si gadis kecil dan segera menghindar sebelum Roh Kutukan itu membunuhnya. Kini kau menggendong gadis kecil tersebut dengan satu tangan karena tangan kanan kamu memegang pedang dan mengarahkannya ke arah makhluk tersebut.
'Sial! Apa yang harus kulakukan supaya anak ini tidak terbunuh?!'
Makhluk itu kembali menyerang kamu dari atas dan kau segera melarikan diri untuk melindungi gadis kecil yang ada di pelukan kamu. Makhluk itu mengejar kamu disekitar Taman Bermain Toshimaen, menargetkan sang gadis kecil untuk dimakan. Berkali-kali kau menghindar serangan dari lidah panjang tersebut, sampai kau terjatuh dan gadis kecil itu ditangkap dengan tangan sang Roh Kutukan.
"Kyaaaaaaaaa!"
"Yamete!"
Makhluk itu masih memegang sang gadis kecil yang semakin ketakutan. Kau yang tersengal-sengal karena lelah habis berlari terlebih luka kamu yang cukup serius, kau tak bisa menghentikan makhluk tersebut. Makhluk itu bersiap akan memakan sang gadis.
'Inumaki-senpai!'
Kau menutup mata berharap Inumaki segera datang. Sampai....
"Berhenti!"
... Sesuatu menahan makhluk Grade 2 itu dan tubuh makhluk itu seketika berhenti seperti ada kekuatan dari ucapan seseorang tersebut.
Mata kamu terbuka kembali setelah mendengar suara yang terasa familiar, kau terkejut setelah mengetahui siapa yang berbicara!
"Inumaki-senpai!"
"Tuna mayo!" Inumaki segera memberikan isyarat untuk menolong sang gadis kecil sebelum waktu Ucapan Kutukan dia segera habis.
Kau yang mengerti isyarat dari Inumaki mengangguk cepat dan segera menolong sang gadis kecil yang sudah pingsan karena terlalu shock. Kau menaruhnya di tempat yang aman sehingga gadis itu akan aman dari marabahaya. Melihat sang gadis kecil, timbul tekad kamu untuk melindunginya.
"Tunggulah... Aku akan membasmi monster itu." Gumam kamu.
Sementara itu, Inumaki melawan makhluk berlidah panjang itu. Ia menggunakan speaker yang sudah ditandai segel sehingga kekuatan dia akan berpindah ke speaker tersebut untuk melawan musuh. Roh Kutukan Grade 2 itu menyerang Inumaki, tetapi Inumaki dengan mudah menghentikannya lewat kekuatannya.
"Jatuh kebawah!"
Karena Ucapan Kutukan milik Inumaki, sesuatu mendorong makhluk tersebut untuk jatuh kebawah dan makhluk itu seketika diremukkan sampai mengenai tanah. Inumaki yang merupakan Penyihir Jujutsu Semi Grade 1 akhirnya bisa mengalahkannya, akan tetapi....
"!?!!!"
Tubuh makhluk itu beregenerasi kembali, membuat Inumaki terkejut padahal seharusnya serangan dia mempan!
"Senpai!"
Saat kau datang menghampiri Inumaki, kau juga sama terkejutnya saat melihat regenerasi makhluk itu yang cepat.
'Seharusnya kekuatan aku bisa menjatuhkan dia. Tapi kenapa dia bisa beregenerasi?! Bukankah dia cuma Grade 2?!' Pikir Inumaki kepada kamu.
"Aku tidak tahu, senpai. Awalnya aku juga sama saat memotong lidahnya, tapi dia cepat sembuh dalam waktu yang tidak lama! Sepertinya ini akan sedikit merepotkan, senpai." Balas kamu yang mendengar pikiran Inumaki.
'(Surname), kita kalahkan monster itu.' Inumaki bersiap memegang speakernya.
"Tanpa kau beritahu aku akan selalu siap, senpai!" Kau juga memegang pedang kamu dengan wajah memendam amarah.
Makhluk itu mengerang dan ia bergerak menuju kau dan Inumaki. Kalian berdua segera bekerjasama untuk mengalahkan Grade 2 itu.
Saat makhluk itu melompat kau menggunakan kesempatan tersebut untuk menendangnya dengan kekuatan yang besar. Makhluk itu terpental tetapi ia dengan cepat bergerak kembali untuk menyerang kamu.
Kau menggunakan tumpulan pedang kamu untuk menyerangnya tetapi tangan Roh Kutukan itu memegang tanganmu dan mengangkat kamu untuk dilempar.
"Uwaaaaaaa!"
"Memutar!"
Untung saja, berkat kekuatan Ucapan Kutukan milik Inumaki, tangan makhluk itu langsung memutar dan melepaskan cengkeraman dia darimu. Kau akhirnya terlepas dan menggunakan kesempatan itu untuk kembali menendang sang makhluk sampai ia terpental dan mengenai tembok taman bermain.
"Bagus! Dengan begini dia akan mulai melemah!" Ucap kamu dengan senyuman bangga.
Inumaki mengangguk mengiyakan ucapan kamu. Kalian berdua segera melihat kembali Roh Kutukan tersebut memastikan bahwa ia tidak bergerak lagi, sayangnya....
"??!!!"
"!!!??!"
Ia kembali bergerak... Tetapi dengan Energi Kutukan yang kuat. Tangan-tangan yang tadinya berjumlah banyak, kini berubah menjadi dua tangan raksasa dan matanya yang tadinya delapan berubah menjadi empat. Makhluk itu meraung seakan-akan ia mengamuk karena tak berhasil membunuh kamu dan Inumaki.
Melihat betapa kuatnya Energi Kutukan yang dikeluarkan oleh makhluk tersebut, kau mulai tidak percaya diri untuk bisa melawannya. Akan tetapi, kau sangat ingin melindungi gadis kecil itu, kau sudah bertekad akan memusnahkan Roh Kutukan itu.
Koushitsu Kettou kau genggam erat di tangan kanan kamu, kau pejamkan mata sejenak sebelum kau menatap Roh Kutukan itu dengan serius.
"Inumaki-senpai...."
Kau memanggil nama Inumaki sehingga pemuda itu melirik kepadamu.
"Chikara, tanomu yo."
Mendengar ucapan darimu, Inumaki sedikit terkejut. Tetapi ia dengan cepat menanggap dan juga memasang wajah serius.
"Salmon."
Kau kemudian memejamkan matamu dan kembali melakukan flashback pelajaran dari Gojou lusa kemarin. Kali ini mengenai Energi Kutukan.
"Energi Kutukan dari Roh Kutukan itu hanya bisa dihancurkan oleh sesamanya. Karena itu, peran Energi Kutukan bagi Penyihir Jujutsu sangat berguna untuk bisa mengalahkan Roh Kutukan tingkat tertentu. Kalau kalian menggabungkan Energi Kutukan ini dengan kekuatan lain, maka akan tercipta sebuah kekuatan kuat yang akan mengalahkan Roh Kutukan itu.
Tapi kalian harus berhati-hati, Energi Kutukan bisa berdampak buruk jika sering digunakan. Setiap pengguna Energi Kutukan itu memiliki kekuatannya masing-masing, maka untuk menggunakan Energi Kutukan ini kalian harus menggunakannya dengan baik-baik.
Ah, tentu saja! Energi Kutukan ini muncul kalau kalian punya tekadnya masing-masing, bisa jadi itu mau melindungi orang, atau bisa juga mau mencapai tujuan tertentu. Yah, selama kalian menggunakan kekuatan itu dengan baik, maka hasilnya akan berbeda seiring berkembangnya waktu."
Flashback itu berakhir dan kau membuka matamu perlahan, kali ini kau dapat merasakan Energi Kutukan yang mengalir di dalam kamu. Okuri yang duduk di singgasana merasakan sesuatu yang tak pernah ia duga sejak ia menetap di tubuh kamu.
"Apa ini... Energi Kutukan yang tak pernah aku rasakan sebelumnya... Kenapa terasa sangat familiar...."
Ketika kau menghela napas pelan, pedang yang kau pegang kini mengalirkan sebuah aura api yang gelap berwarna merah. Ya, itu adalah Energi Kutukan yang kau salurkan kepada pedang kamu.
Roh Kutukan itu semakin mengamuk dan ia menyerang dengan kecepatan hebat sampai tanah taman menjadi retak seperti gempa bumi. Inumaki dengan segera mengarahkan speakernya ke Roh Kutukan itu ketika ia akan menyerang.
"Jangan bergerak!"
Roh Kutukan akhirnya tak bergerak karena kekuatan dari Inumaki, kau gunakan kesempatan itu berlari dan melayangkan pedang kamu ke arah Roh Kutukan tersebut.
"KURAEEEEE!" (RASAKAN INIIIII!)
Adegan berubah menjadi siluet hitam putih dimana kau menghunuskan pedang melewati Roh Kutukan itu. Suasana menjadi hening setelah kau memberikan serangan kepadanya.
Slash!
Roh Kutukan itu terpotong menjadi dua dan darah ungu mengucur dengan deras sehingga akhirnya Roh Kutukan tersebut menghilang dan mati. Energi Kutukan milik kamu perlahan memudar dari pedang dan kau mengambil napas sejenak sebelum kau meletakkan kembali pedangnya ke dalam wadah.
Kau menatap Inumaki dengan wajah datar, begitu juga dengan Inumaki. Kalian berdua terdiam sejenak satu sama lain sebelum akhirnya....
"YATTAAAAA!" (BERHASIIIIIIIIL!)
Kau bersorak riang sambil melompat bahagia karena akhirnya kau berhasil mengalahkan Roh Kutukan pertama kamu. Kau berlari menuju Inumaki dan otomatis kau memeluk dia penuh kebahagiaan.
Sontak saja wajah Inumaki memerah dan ia menjadi salting ketika kau memeluknya.
"Kita berhasil, senpai! Kita berhasil mengalahkan Roh Kutukan ituuuuu!" Seru kamu masih memeluk Inumaki.
"S-S-S-S-Salmon!" Inumaki terbata-bata karena ia masih merasa malu oleh kelakuan kamu yang bikin dia tambah deg-degan.
"Akhirnya, untuk pertama kali dalam hidupku aku bisa mengalahkan Roh Kutukan tanpa harus latihan terlebih dahulu! Ini suatu prestasi yang sangat membanggakan!"
Wajah kamu begitu gembira setelah kau mengalahkan Roh Kutukan itu, hal ini membuat Inumaki turut merasa senang juga. Ia ingin membatin tapi ia sadar kalau kamu bisa mendengar suara batin dan suara pikiran, sehingga ia mengurungkan niatnya tersebut.
"Oh iya... Anak itu, kita harus mencarikan Ibunya. Dia pasti khawatir."
Kau yang masih ingat ada anak kecil di dalam taman bermain itu, akhirnya menggendongnya yang masih pingsan dan keluar bersama Inumaki dari Taman Bermain Toshimaen. Sesudah kalian keluar, gadis kecil itu mulai siuman di pelukan kamu.
"Oh, kau sudah sadar rupanya!"
Gadis kecil itu memandang kamu, lalu ia melihat sekitar dan tersadar kalau ia sudah tak di taman bermain lagi.
"Jika kau mencari monster menyeramkan itu, sudah musnah kok dia! Jadi kau tak perlu khawatir lagi.~" Ucap kamu sambil tersenyum ramah kepada gadis kecil tersebut.
Melihat keramahan kamu, gadis itu mulai tersenyum dan tertawa kemudian ia memeluk kamu layaknya seorang kakak.
"Ah, Chiho!"
Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita memanggil nama gadis kecil itu yang diketahui bernama Chiho. Chiho menoleh dan senang karena ia akhirnya bertemu ibunya kembali.
"Okaa-saaaaan!"
Kau dengan sigap menurunkan Chiho dari gendongannya sehingga gadis kecil itu berlari ke arah ibunya dan memeluknya.
"Okaa-san, Kakak itu menyelamatkan Chiho dari monster yang menyeramkan!"
Gadis kecil tersebut menunjuk ke arah kamu yang berdiri tak jauh dari ibunya berdiri saat ini. Ibu itu lantas menghampiri kamu dan Inumaki sambil tersenyum ramah.
"Terima kasih sudah menemukan anak saya... Saya tidak tahu harus berbuat apa untuk membalaskan budi kepada anda." Ucap sang ibu.
"Tidak usah repot-repot, Bu. Saya sama senpai saya cuma kebetulan menemukan Chiho-chan lagi tersesat, jadi kami berdua memutuskan untuk membawanya ke orang yang benar." Kau mewakili pembicaraan karena kau tahu Inumaki sendiri tak bisa berbicara banyak karena kemampuannya tersebut.
"Sekali lagi, saya berterima kasih banyak. Saya tidak akan melupakan jasa anda yang sudah menjaga anak saya." Ibu itu membungkuk sopan kepada kamu.
"Sama-sama, Bu. Saya cuma menasehati kalau Ibu harus menjaga anaknya dengan baik, usia segini kadang masih rentan berpisah sama orang tuanya." Kau tersenyum kepada sang ibu.
"Ahaha, baiklah, saya akan mengingat nasehat anda!"
Ibu itu lalu menjongkok kepada Chiho sambil mengelus kepalanya.
"Hora, Chiho. Bilang apa dulu ke Kakaknya."
"Onee-chan, arigatou!"
Kau tersenyum bahagia saat mendengar ucapan manis dari sang gadis kecil. Kau menunduk dan mengusap kepalanya dengan lembut.
"Sama-sama, Chiho-chan.~ Lain kali, kamu jangan terpisah lagi ya sama Ibu kamu. Ingat, selalu bergandengan tangan sama Ibumu!" Nasehat kamu kepada Chiho.
"Un! Aku mengerti!" Chiho mengangguk sambil tersenyum ceria.
Inumaki yang melihat kejadian itu entah kenapa merasakan hatinya menghangat saat melihat kamu yang begitu baik hati kepada orang lain. Bahkan ia dapat melihat pancaran aura keibuan kamu saat bersama anak kecil tersebut.
Jika saja Inumaki tidak menyadarinya, bisa-bisa ia dibuat semakin jatuh cinta kepadamu....
"Oooooooooi! (Surname), senpaaaai!"
Sesudah Chiho dan ibunya pergi, kau dan Inumaki menoleh ke belakang dan mendapati Maki, Panda, Nobara, Fushiguro, dan Yuuji berlari menghampiri kalian.
"Ooosoooii yo! Doko ni icchatta no?!" (Teeeerlaaambaaat! Kalian kemana aja sih?!) Kau berkacak pinggang sambil memasang wajah jengkel kepada mereka semua karena mereka justru datang sesudah kau dan Inumaki mengalahkan Roh Kutukan Grade 2 tersebut.
"Nih, salahkan orang ini!" Mereka semua menunjuk Nobara yang menjadi biang kerok alasan mereka terlambat.
"E-ehehe, aku tadi gak sengaja nabrak orang terus es krim yang dia pegang kena baju. Terus... Dia menceramahi aku panjang lebar kayak Ibu-Ibu gitu padahal dia cowok, udah gitu dia pakai Dialek Kansai lagi." Cerita Nobara kepada kamu.
"Tapi dia gak sendirian lho, tadi ada orang satu lagi matanya sipit terus sambil ngerekam gitu. Sumpah, malu-maluin si Kugisaki nih!" Umpat Yuuji dengan wajah kesal.
Kau dan Inumaki sweatdrop setelah mendengar penjelasan dari Nobara. Kau tak bisa memilih antara mau marah atau mau ketawa. Tapi karena akhirnya kau berkumpul kembali sama teman-teman kamu, kau pun tersenyum.
"Hahh... Ya sudah, aku tidak menyalahkan kalian kok. Toh ya Roh Kutukannya sudah gak ada lagi, jadi kita bersantai sekarang!"
"Wah, benar tuh! Kita sekarang bersantai sambil menonton acara karnaval ini!"
Saat kalian berbincang-bincang itu, kalian mendengar bahwa acara PoppuMie Carnaval sudah dimulai!
"Hei, lihat! Sudah dimulai tuh acaranya!" Tunjuk Maki ke arah gerombolan orang-orang yang berpakaian nyentrik.
"Wah, benar! Ayo kita cari tempat supaya bisa nonton!" Ajak kamu kepada semuanya.
Kalian semua segera mencari tempat untuk menonton PoppuMie Carnaval.
... Namun kalian tak menyadari, bahwa mimpi buruk sesungguhnya akan dimulai.
To be continued
Wow, panjang bet sumpah. Ini pun cuma karena sekedar pertarungan :"v
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro