Curse 12 ~ Memories ~
Masih berada di jalanan pertokoan, kau menemani Gojou yang sedang membeli kue khas daerah Miyagi. Cukup lelah rasanya kau berkeliling bersama Gojou untuk membeli oleh-oleh di setiap pertokoan, apalagi barang belanjaannya cukup banyak.
"Ano saa, kore kekkou takusan da yo." (Ini cukup banyak lho.)
Kau mengeluh ketika membawa barang belanjaan milik Gojou yang lumayan banyak. Gojou terkekeh dan menatap kamu yang agak kesusahan membawa barangnya.
"Begini saja sudah ngeluh, gimana kalau latihan Jujutsu pas udah sampai di Tokyo?"
"Hmph... Urusai yo, baka no jiji." (Diam kau, paman bodoh.)
Gojou tersenyum nyengir melihat reaksimu dan ia pun kembali mendatangi sebuah toko yang menjual manisan khasnya Miyagi. Kau terpaksa menunggu di dekat sebuah kursi yang tersedia di jalanan tersebut sambil menunggu Gojou.
Ketika sedang menunggu itulah, pandangan kamu tertuju pada sebuah toko coklat yang sangat terkenal di daerah Miyagi. Toko coklat tersebut adalah salah satu kenangan kamu ketika masih berusia 12 tahun, coklatnya juga terkenal sangat enak.
'Ahh... Aku jadi rindu membeli coklat disitu... Jika saja Tou-san dan Kaa-san masih hidup... Aku ingin membelikan mereka coklat.'
Rasa rindumu kepada orang tua membuatmu merenungkan kembali akan masa-masa dirimu masih berbahagia sebelum kejadian pembunuhan itu. Kau menghela napas dan memasukkan kedua tanganmu di saku karena musim semi masih belum dimulai, namun dinginnya sangat menusuk.
"Kau menginginkan coklat itu?"
"UWAAA!"
Kau bergidik ngeri ketika Gojou tiba-tiba sudah muncul tepat di belakang kamu dan berhasil membuatmu kaget setengah mati.
"K-kau ini! Kalau muncul bilang-bilang dong!" Kau memarahi Gojou akibat penampakan dia yang tidak dirasakan layaknya demit yang nongol di pojokan.
"Yaelah, gitu doang kesal. Siapa yang salah situ malah bengong di jalan? Nanti kena gendam orang gimana? Auto dirampas dah barang belanjaan aku." Gojou hanya bersiul sambil memanyunkan bibirnya.
"Huh! Ngeselin sumpah kau ini! Aku jadi ragu kau ini beneran guru di sekolah Tokyo. Jangan-jangan kau ini tukang penipu yang memanfaatkan kekuatan supranatural biar bisa dijual gitu ya?" Dengan ngawurnya, kau memberikan teori bahwa Gojou adalah seorang penipu ulung.
Mendengar ucapan kamu, Gojou menahan tawanya dan menutup mulutnya dengan tangan. Kau tambah jengkel dengan kelakuan Gojou yang delapan tahun lebih tua darimu.
"Hei, apanya yang lucu?!" Umpatmu kepada Gojou dengan wajah yang sangat kesal.
"Pfft... Enggak, aku hanya heran kau ini cantik tapi sifatmu sangat bar-bar sekali, mirip sama salah satu muridku di Tokyo." Sahut Gojou sambil tersenyum lebar.
"Hah? Y-yang benar saja! Aku ini tidak cantik sama sekali." Kau hanya bisa merona tipis saat Gojou memuji kecantikanmu.
Tetapi itu memang fakta, kau sebenarnya sudah cantik sejak lahir. Tanpa make up sekalipun, orang-orang sudah bisa melihat kecantikan wajahmu yang mirip bidadari. Inilah alasan kenapa kau terkenal di sekolah. Hanya saja, kecantikan kamu tertutupi oleh sifatmu yang tidak bisa santai di hadapan laki-laki, apalagi pria dewasa seperti Gojou. Yah... Meskipun ayah kamu adalah pengecualian.
Gojou hanya mampu tertawa pelan melihat betapa manisnya kamu saat malu, kemudian pria itu memandang toko coklat yang sebelumnya kau pandang. Terbesit ide yang bagus di dalam otak Gojou, kemudian ia memandang kamu dengan senyumannya yang menawan.
"Hei, (Surname), kau mau ke toko coklat itu gak?" Ajaknya kepada kamu sambil menunjuk toko coklat yang dimaksud.
Mendengar ajakan dari Gojou, matamu berbinar-binar dan kamu melompat kegirangan sambil mengangguk cepat.
"MAU! AKU MAU!" Serumu dengan wajah penuh antusias. Kau sangat menyukai coklat di toko itu, apalagi kau sudah lama tidak kesana. Wajahmu antusias masih terlihat sampai Gojou berkata....
"... Uso desu yo.~"
Gojou memasang senyum jahil dan ia menahan tawa saat ia berhasil membohongi kamu.
Kamu terdiam seribu bahasa, raut mukamu sulit untuk dijelaskan. Yang pasti... Aura hitam menguar dari tubuhmu akibat menahan kemarahan.
'Rasa ingin menampol: 📈📈📈' Kau berusaha menahan diri untuk tak menampol kepala Gojou apalagi tingginya yang udah kayak tiang listrik.
Rasa ingin menyeleding kaki Gojou: 📈📈📈📈
"Ah, tapi beneran kok. Kita akan ke toko coklat itu, jadi ayo kita kesana sekarang!" Namun rupanya, Gojou hanya bercanda mengenai ucapan dia barusan. Ia pun langsung memegang tanganmu tetapi kamu dengan cepat menepis tangan Gojou.
"Mou... GOJOU-SAN BAKA!"
Kau langsung berlari dari Gojou dan kabur sambil berlinang air mata menahan tangisan karena ucapan Gojou barusan.
Gojou berusaha memanggilmu tetapi kamu sudah berlari sangat jauh dan menghilang dari pandangan Gojou.
"Astaga... Dia itu...." Gojou menggelengkan kepala sambil berdecak. Ia lalu memandang kembali toko coklatnya, berpikir apakah ia akan membeli coklat atau tidak.
"Hmmm...."
-----------------------------------------
Kamu kini berada dibawah jembatan taman kota. Kau membenamkan wajahmu di lutut dan tanganmu, membiarkan dirimu untuk menenangkan diri disitu.
Kau masih ngambek karena perkataan Gojou sebelumnya, sehingga kau melarikan diri dari pria tersebut. Kau memandang air sungai yang mengalir tenang, bahkan ada ikan-ikan juga turut berenang di sungai yang jernih tersebut.
"Hahh... Kau disini ternyata, aku mencarimu kemana-mana lho, (Surname)."
Kau melirik ketika Gojou akhirnya menemukan kamu dibawah jembatan. Kau hanya terdiam dengan raut muka yang masam, tidak memedulikan Gojou yang kini duduk di sebelah kamu.
"Hei, kau masih marah?"
Gojou memandang kamu yang masih tak mau memandang dirinya. Kau mendengus kesal dan mengembungkan pipi, menolak untuk memberikan jawaban kepada Gojou.
Karena kau masih ngambek, Gojou akhirnya melepaskan kacamata hitamnya dan mengambil sesuatu dari kantong kresek oleh-oleh yang ia beli.
"Hora, tabeta." (Nih, makan.)
Kau melirik lagi ke dia, matamu seketika melotot dan terkejut saat Gojou memberikan kamu coklat yang ia beli di toko tersebut.
"Kau mau ini kan? Makanlah, daripada kau ngambek mulu sama aku gara-gara aku mengerjai kamu. Lagian pemilik tokonya aneh banget... Udah rambut merah ngejreng, botak, muka kayak iblis lagi. Heran aku dia jadi pembuat coklat terenak." Ujar Gojou mendengus, ia masih setia memegang coklat tersebut.
Matamu berkedip sekali saat melihat raut wajah Gojou yang bagimu sangat lucu. Kau tersenyum tipis dan terkekeh, kemudian kau menerima coklat itu.
"... Arigatou."
Keheningan menyelimuti suasana diantara kau dan Gojou. Kau memakan coklat tersebut dengan satu gigitan dan mengunyah coklatnya yang begitu renyah.
Enak, itulah yang ada di pikiranmu. Kau memakan lagi coklat itu tanpa berkata apapun kepada Gojou, ia hanya diam sambil memerhatikan ikan-ikan kecil yang ada di sungai. Baru tiga gigitan, kau berhenti memakan coklatnya dan memandang arah depan.
"Aku akan masuk ke SMK Jujutsu."
Gojou melirik ke arah kamu yang kali ini memasang wajah tegar dan serius.
"Aku akan belajar untuk mengendalikan Energi Kutukan yang ada di dalam tubuhku... Sekaligus cara untuk mengendalikan kekuatan Okuri. Aku akan berjanji kepada Tou-san dan Kaa-san... Untuk menemukan pelaku pembunuhnya."
Kau menggenggam erat coklat yang kau makan dan mengernyitkan dahi pertanda bahwa kau bersungguh-sungguh mengatakannya. Gojou yang tentunya merasa senang akan kabar ini, lalu dengan iseng memegang tanganmu yang memegang coklat.
Kau terkejut, tentu saja. Lalu kau menoleh ke Gojou yang memakan satu gigitan coklat dengan wajah yang bahagia. Kemudian ia mengunyah coklat itu sampai menelannya, baru setelahnya ia menyentuh pipimu dengan tangannya yang besar.
"Yokatta naa,~ aku jadi senang mendengarnya! Dengan begini, kau akan menjadi murid kelas satu keempat yang aku terima! Mohon kerja samanya ya, (Na-me)-chan.~"
Melihat Gojou yang menggodamu dengan suaranya yang... Terlalu seksi, membuatmu terdiam lagi dengan wajah dead pan. Setelahnya, wajahmu mulai memanas layaknya panci yang airnya sudah direbus dan seketika itu juga kau meninju wajah Gojou sambil berteriak.
"MENJAUHLAH DARIKU, DASAR OM-OM PEDOOOOOO!"
"UOOOGHHHH!"
To be continued
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro