Tersesat
Kamu. IYA, KAMU. Ho'oh, kamu yang lagi baca ini!
Silent reader yang muncul tanpa meninggalkan jejak... kalian terus baca sampai chap ini tapi ga ninggalin komentar?
Kurang seru atau gimana? 🥺
*****
Saat liburan musim panas di tahun 2018, tahun yang sama ketika kakaknya akan kembali ke Jepang.
Natsu yang sudah SMA pergi ke Tokyo untuk menyambut kakaknya Selama menunggu kedatangan si kakak, Natsu memilih untuk jalan-jalan di Tokyo.
Dan itu berakhir dengan dirinya tersesat.
"Umm... apa lewat sini?"
Natsu mengernyit memperhatikan layar ponselnya, namun melihat titik-titik koordinat dan arah jalan membuatnya semakin kebingungan.
Natsu mengedarkan pandangannya, dan semuanya terlihat asing. Tentu karena ia tidak pernah kemari, Natsu tidak tahu ia berada di mana sekarang.
Ditambah, hari sudah sore... menjelang malam.
Siapa yang menduga Tokyo sebesar ini? Ibu kota memang tidak bisa dibandingkan dengan tempat kelahirannya di prefektur Miyagi.
"Apa aku ke kantor polisi saja?"
Natsu sadar dia anak hilang di sini.
"Ah! Minta tolong Sawamura-sa--eh? Dia kan di Miyagi, bukan di Tokyo 🥲"
Natsu semakin dilanda kebingungan, siapa lagi yang bisa ia minta tolong?
Jangankan ingin menyambut kakanya di Bandara, ia saja tidak tahu ia berada di mana!
"Hah... aku masih tidak mengerti GPS, kalau beg--" Natsu terdiam, ia membeku di tempat.
Seorang pria dengan sunglasses model steampunk berdiri di hadapannya, tubuhnya tinggi besar. Dibalut setelan abu-abu dengan kemeja biru serta dasi leopard. Surai blonde yang di sisir rapi.
Layaknya seorang pekerja kantoran--yang cukup nyentrik menurut Natsu.
"M-maaf, aku--"
"Nanamin? Kenapa tiba-tiba berhent--oh? Siapa dia?" Seorang remaja lelaki dengan surai strawberry blonde melongok dari belakangnya.
"Nona, apa kau tersesat?" Orang yang dipanggil Nanamin tidak menggubris remaja itu dan memilih untuk bicara pada Natsu.
"Eung..." Natsu meneguk ludah gugup, apa ia akan baik-baik saja jika bicara dengan orang asing?
"Y-ya, aku sedang mencari kantor polisi..."
"Apa kamu punya teman yang akan menjemputmu?" Pria berjas itu bertanya lagi.
"Aku..." Ketika pikirannya kosong, Natsu teringat dengan sobat kakanya dari SMA.
Seorang pemuda dari Nekoma.
"Ya, akan ada yang menjemputku." Meski Natsu sendiri belum ada menghubungi orang yang bersangkutan.
Kozume Kenma.
Bagaimana Natsu lupa? Padahal kakanya cukup sering bercerita mengenai kepala puding itu.
Dulu, Kenma dengan temannya yang memiliki jambul ayam (Natsu lupa namanya) pernah datang ke Miyagi hanya untuk menjenguk kakanya yang demam setelah pertandingan.
Dari sana, Natsu juga mendapatkan kontak Kenma (yang untungnya tidak berubah sejak dulu).
"Itadori-kun antarkan nona ini ke kantor polisi terdekat."
Remaja bernama Itadori itu mengangguk mantap, "Lalu bagaimana dengan mu Nanamin?"
Pria itu membenarkan posisi kacamata dan terus berjalan, melonggarkan dasi leopard sambil melepas kancing jasnya.
"Aku akan lembur."
Itadori bersorak dengan Wohooo yang cukup keras, "Nanti aku akan menghubungi mu Nanamin!"
Meski Nanamin lagi-lagi tidak menggubrisnya.
"Baiklah, sekarang aku akan mengantar... erm??"
"N-natsu! Natsu Hinata!"
Itadori melempar senyumnya untuk kesekian kali. "Namaku Yuuji Itadori, salam kenal!"
"Umm, salam kenal."
"Baiklah, Hinata-san! Aku akan mengantar mu."
Yuuji berjalan lebih dulu dan diekori oleh Natsu
"Iyaa, terimakasih untuk bantuannya.. aku tidak tahu Tokyo akan sebesar ini."
Mendengar itu Itadori segera menoleh, "Hmm? Kamu juga dari desa?"
Desa? Katakan saja demikian.
"Iya, aku ke Tokyo untuk menemui kakaku."
"Kaka? Ohh, aku kira kamu merantau untuk sekolah atau semacamnya."
"Haha, tidak. Aku masih anak SMA."
"Eh? Jadi kita seumuran? Aku baru masuk jun-- maksudku april ini, ya! Hahaha!" Itadori lupa ia pindah sekolah ke SMK Penyihir karena memakan jari Sukuna.
Ia lupa.
"Ohh, lalu apa kamu ikut klub?"
Itadori mengernyit, apa ia harus bohong? "Uhh... ya! Klub aktivitas supernatural!"
Tidak bohong sepenuhnya, tapi ya begitulah.
"Kalau Hinata-san apa?"
"Aku ikut ekskul Voli... sebenarnya ini sedikit memalukan, aku mengikuti jejak kakaku."
"Eh? Tapi menyenangkan bukan?"
Natsu tertegun, meski ia sering mendengar ejekan Hinata Shoyo versi perempuan. Baru kali ini ia mendengar orang asing yang tidak berkomentar akan hal itu.
Senyum manis Natsu mengembang.
Percakapan mereka terus berlanjut, mengenai kaka Natsu, hobinya bermain voli yang menurun dari kecil. Yuuji yang terus menerus ingin dimasukkan ke dalam klub olahraga.
Tanpa sadar, mereka sudah sampai di depan kantor polisi.
"Astaga, aku tidak sadar kita sudah di sini."
"Maaf, aku terlalu banyak bicara." Itadori menggaruk lehernya salah tingkah.
"Mm~mm! Aku senang mengobrol denganmu Itadori-kun. Sekali lagi terimakasih." Natsu membungkuk memberi hormat.
"Aku juga! Senang bisa membantumu!" Itadori membungkuk 45 derajat dan dengan cepat kembali berdiri tegak.
"Kalau begitu aku permisi!"
Natsu tersenyum dan melambaikan tangannya, Itadori balas melambai dengan senyumnya yang lebar.
Setelahnya remaja lelaki itu melesat pergi, meninggalkan Natsu di depan kantor polisi.
"Baiklah, saatnya aku--eh?"
Natsu baru menyadari ada begitu banyak notifikasi masuk, dari orang tuanya, Kenma, dan nomor tidak dikenal mengirim pesan yang mengaku bahwa dirinya adalah Kuroo Tetsuro.
Natsu lupa ia membuat hpnya silent dengan mode getar, terkadang ia tidak sadar jika ada panggilan masuk.
Prrrr~ Layar ponselnya menampilkan panggilan masuk, kali ini dari Kenma-san.
Natsu dengan menghela nafas berat menjawab telfon itu.
"M-moshi-moshi?"
"Moshi-moshi? Natsu? Kamu di mana?"
Terdengar suara yang familiar, meski intonasi datar seperti biasa.
"Aku tersesat--"
Natsu mendengar ada orang lain yang bicara di ujung telfon.
"Kan sudah ku bilang, dia tidak jauh berbeda dengan kakany--"
"Diamlah Kuroo, Natsu bisakah kamu mengirim di mana lokasimu berada?"
"Tentu Kenma-san."
"Bagus, tunggu di sana, aku akan meminta Kuroo untuk menjemputmu."
"Hey, aku tepat di sam--Beep!"
Seperti biasa, telfon di akhiri oleh si purin cat.
Natsu menghela nafas lega, setidaknya kakanya tidak tahu soal--
Prrr~ Oh, tidak. Shoyo menelfon.
.
.
.
"Eh? Nanamin minta dijemput?" Itadori melotot, raut wajah yang tadinya riang terlihat tegang.
"Apa dia terluka?"
Pria yang ia tanya hanya mengulum bibir dan bersiap menjalankan mobilnya.
"Ijichi-san!" Panggil Itadori lagi dari kursi belakang.
Ijichi melirik ke arah kaca spion, menatap Itadori yang begitu kusut.
"Iya... namun Nanami-senp, maksudku Nanami-san bilang lukanya tidak begitu dalam."
Alis Itadori mengkerut, "Apa Nanamin berhasil mengalahkan kutukannya?"
"....." Ijichi kembali terdiam, ia sendiri kebingungan apakah informasi yang ia terima harus diketahui oleh Itadori juga. Tapi...
"Tidak, Nanami-san mengkonfirmasi kutukan itu cukup gesit untuk melarikan diri."
Itadori kali ini tidak bersuara lagi, ia hanya mendengarkan.
"Menurut laporan Nanami-san, kutukan itu memiliki ciri khas bekas jahitan di sekujur tubuhny---"
Ijichi berhenti bicara, aura di dalam mobil terasa tidak begitu nyaman. Ia kembali melirik cermin dan mendapati Itadori terlihat begitu marah.
"Itadori-kun, tolong tenangkan dirimu."
Hahhh... Helaan nafas yang terkesan panjang, dan Itadori kembali tenang.
Huff... Kali ini Ijichi yang menghela nafas, tak pernah terpintas dalam benaknya menjadi asisten kepala sekolah (+ babysitter, karena permintaan Gojo) begitu berat.
'Aku ingin tidur...' Batinnya nelangsa.
*****
Author Note :
Jika perhitungan ku benar, Natsu dan Yuuji seumuran.
Lainnya? Err.. tidak ada. Maksudku, tidak ada alasan khusus 🤷
Memang tidak ada kesuraman ketika Natsu pertama kali dimunculkan setelah Time Skip, namun jika bertanya akan realita... Aku rasa "dibandingkan dengan si kaka" akan dialami Natsu jika ia terus menapaki dunia Voli.
Kenapa? Shoyo berjuang sejak ia kecil, bahkan hingga ia dewasa sekalipun. Jatuh bangun masih dengan bola voli.
Bagaimana dengan Natsu? Dia menyukai apa yang disukai kakanya, mengikuti sekolah dengan ekskul voli seperti kakanya pula.
Jika dikatakan sedikit gelap, Natsu berjalan di bawah bayangan Shoyo.
"Mengikuti jejak yang menginspirasi."
Ditambah, perempuan merupakan manusia rata-ratanya lebih emosional dibandingkan lelaki. Karena itu jika senyum manis dan tingkah riang Natsu ada, bisa saja ia menutupi sakit hati yang ia rasakan dengan begitu rapi--seakan tidak ada.
Go, my girl. You can do it.
Lalu mengenai Yuuji Itadori... aku membayangkan ia bertemu Natsu sebelum Nanami bertarung dengan Mahito di dalam gorong-gorong.
Fyi, untuk kalian yang ingin cerita Jujutsu Kaisen lagi dari ku, cek profilku dan kalian akan menemukan proyek ongoing mengenai Itadori Yuuji dan alter ego.
Buat yang dah nambahin book ini ke koleksinya dan meninggalkan jejak, aku ucapkan terimakasih 💕
See on next chapter~
30032022
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro