Curse 42 ~ Agony ~
Sebelum memulai cerita mungkin para reader heran ya kenapa Author sekarang lebih mementingkan Wattpad? Alasannya cukup mudah.
Otak Author sekarang kambuh lagi, Author sekarang malas mau kuliah. Kehilangan kerjaan juga menjadi faktor mengapa Author kini lebih fokus kesini. Author sekarang kehilangan motivasi mau kuliah rasanya, karena mau gimana pun otak Author tidak bisa masuk ke dalam pelajaran dan Author pingin keluar dari dunia perkuliahan. Masalahnya, Author stress karena takutnya kaa-san Author malah ngamuk dan bakal mukulin Author sampe lebam, apalagi satu keluarga juga bakal kecewa sama Author.
Tapi jujur, Author emang gak ada niat mau kuliah. Author hanya mau-mau saja karena Author terpaksa, ini disebabkan sepupu Author udah pada kuliah jadi Author disuruh kuliah juga. Ujung-ujungnya, gak ada satu mata pelajaran pun Author niat mau ngikutin, apalagi psikologi itu sendiri. Toh ya... Psikologi Author sedikit kacau juga, antara stress atau sedikit psikopat.
Makasih udah denger bacotan dari Author, jadi mari kita mulai ceritanya. 😔🙏✨️✨️
20 April 20xx, jam 14.37 siang di Danau Shinobazu....
Adegan dimulai dengan Mahito melaju dengan cepat ke arah (Name) dan Yuuji dengan seringai gila yang terpampang di wajahnya. (Name) menahan duluan serangan Mahito guna melindungi Yuuji yang tidak dibekali senjata apapun.
"Tidak akan kubiarkan!"
Menangkis serangan Mahito dengan sekuat tenaga, (Name) mengayunkan pemukulnya dan mengarahkan benda tersebut ke bagian ginjal Mahito. Mahito batuk darah dan ia terpental cukup jauh dari posisi (Name) dan Yuuji sekarang ini.
Bangkit dari serangan barusan, Mahito perlahan-lahan tertawa saat kondisi bagian ginjalnya terdorong sangat dalam dan ia menggunakan kekuatannya yaitu Idle Transfiguration untuk mengembalikan kondisi tubuhnya. (Name) terkejut melihat kejadian itu dan Yuuji perlahan maju untuk melindungi gadis tersebut.
"Biar aku saja yang melawannya... Dia memiliki kemampuan untuk meregenerasi kembali tubuhnya dengan kekuatannya tadi. Aitsu wa totemo kiken da!" (Dia sangat berbahaya!)
Mendengar penjelasan dari Yuuji, (Name) seketika sangat yakin kalau Yuuji sudah memiliki pengalaman melawan Mahito sebelumnya. Gadis tersebut memandang kembali Mahito yang sudah dalam keadaan pulih dan bersiap kembali untuk melawannya.
"Aku akan melindungimu dari sini, Itadori-san."
Yuuji mengangguk dan giliran dia yang menyerang Mahito dengan kekuatan kepalan tangannya yang dialiri oleh Energi Kutukan milik Sukuna. Ia arahkan pukulannya tersebut ke arah Mahito sehingga tercipta pukulan kuat yang berhasil mengenai wajah makhluk tersebut.
Akan tetapi, walaupun Mahito mengalami memar di wajahnya, seringainya semakin lebar dengan dia akhirnya melancarkan serangan balik ke Yuuji dengan tangannya yang bermutasi menjadi kapak. Mahito arahkan kapaknya tersebut ke Yuuji yang terkejut, namun (Name) yang sudah tiba terlebih dahulu di belakang Mahito berhasil melindunginya dengan memukul Mahito dengan Gankou Kinzoku miliknya sehingga pria itu terdorong cukup jauh dan tercebur ke dalam Kolam Shinobazu.
"Yossha!"
(Name) mengepalkan tangannya dalam kesenangan saat ia berhasil menyerang Mahito, namun sesaat....
PYAR!
Mahito bangkit dari dalam kolam dan ia kini melayang di udara sambil menyeringai ke arah (Name) dan Yuuji yang cukup terkejut.
"Yare yare,~ bermain dengan dua orang cukup menyusahkan ya.~ Gimana kalau kita tambahkan saja pemain lainnya supaya ini akan tambah seru?"
Mengambil sesuatu dari dalam mulutnya, Mahito mengeluarkan lima buah 'benda' seperti tanah liat dan ia pun mengubahnya menjadi sekumpulan Roh Kutukan kecil yang melayang dengan sayapnya.
"Bermainlah dengan gadis yang disana.~"
Sekumpulan Roh Kutukan kecil itu dengan agresif mulai terbang ke arah (Name) dengan kecepatan yang tinggi. Gadis bersurai (Hair Colour) tersebut terkejut dan ia kewalahan untuk menyerang sekumpulan Roh Kutukan itu.
"Uwaaaaaaaaaaaa! Itadori-san, tolong aku!!!!!" Teriak (Name) sambil berlari dan mengayunkan pemukulnya ke arah para Roh Kutukan kecil yang terbang tersebut.
"(SURNAME)--"
"Ups, kau gak usah ikut campur, wadah Sukuna.~"
BUAGH!
"GAAAHHHGG!!"
Yuuji yang ingin menolong (Name) dari kejaran para Roh Kutukan kecil tersebut dihalangi oleh Mahito yang sudah terlanjur menghantam perut Yuuji dengan pukulannya. Yuuji terbatuk sangat keras dan ia nyaris saja memuntahkan sesuatu dari perutnya. Yuuji yang berhasil bertahan dari serangan Mahito mulai membalaskan serangan dalam gejolak amarah yang membara dari dalam dirinya.
Sementara itu, (Name) yang sudah menghantam dua Roh Kutukan kecil sampai tewas kini bertarung dengan tiga Roh Kutukan yang tersisa. Namun, ketika ia akan melayangkan pemukulnya, salah satu Roh Kutukan kecil tersebut melilitkan ekornya yang panjang ke leher gadis tersebut sampai ia tercekik.
"ARGHHH!!"
(Name) berusaha untuk melawan sang Roh Kutukan tersebut yang kini tengah mencekiknya. Begitu ia memegang Roh Kutukan tersebut, sang Roh Kutukan itu berlinang air mata yang mengejutkan (Name).
"Tasu... Kete...."
Roh Kutukan itu seolah meminta pertolongan dari (Name), sontak saja gadis itu menyadari... Bahwa apa yang ia hadapi saat ini bukanlah Roh Kutukan sesungguhnya... Melainkan anak-anak manusia yang diubah menjadi Roh Kutukan!
'M-mereka... Manusia? K-kenapa mereka bisa begini? Apa yang harus kulakukan?!'
(Name) kini dilema, situasinya saat ini berada diambang kematian atau maju untuk membalaskan serangan. Namun... (Name) tidak tega karena ia sudah bersumpah akan melindungi orang-orang dari ancaman bahaya yang menghampiri mereka dari makhluk seperti Roh Kutukan.
'Okuri, tasukete! Ima watashi dou suru no?!' (Okuri, tolong aku! Apa yang harus aku lakukan?!) Gadis itu kini mencoba meminta pertolongan dari Okuri yang mendiami tubuhnya dengan pasrah.
Okuri, di dalam tubuh (Name), hanya bisa duduk santai sambil mendengar suara pikiran dari gadis tersebut dengan wajah antara tidak tertarik atau tidak niat. Wanita berambut putih memanjang tersebut tersenyum menyeringai ketika ia mendengar betapa pasrahnya wadah yang ia tinggali saat ini.
"Melakukan apa? Kau kira aku ini akan melakukan sesuatu yang berhubungan dengan pahlawan gitu? Jangan berharap banyak, manusia rendahan."
Walaupun Okuri menolak untuk menolong (Name), gadis itu tetap berusaha untuk meyakinkan Okuri supaya menolongnya.
'Onegai, Okuri! Aku ingin kau membebaskan mereka dari jeratan yang mengikat mereka! Aku mohon!'
Okuri terdiam mendengar suara pikiran dari (Name). Sejenak wanita itu menghela napas sambil memainkan rambutnya yang panjang dan sambil mengelus ular kesayangannya yang berwarna putih.
"Hmm... Jawabanku sih...."
Wanita itu awalnya memasang wajah datar begitu ia akan memberikan jawabannya. Namun detik selanjutnya....
"YADA YO.~~~"
(Name) terkejut saat mendengar jawaban dari Okuri yang memasang seringai mengerikan begitu ia menolak mentah-mentah permintaan dari (Name) untuk menolong anak-anak tersebut.
"Apa kau kira aku akan menolong manusia rendahan macam mereka?! Kau kira aku akan menyembuhkan mereka yang udah jadi Roh Kutukan lemah?! Hahahahahahahahahaha! Berharap banyaklah di mimpimu, manusia rendahan! Bagaimana pun juga, jika kau tak bisa mengatasi ini sendiri, ini menandakan kau adalah orang paling tidak berguna seumur hidupmu! Hahahahahahahahahaha!!!"
Okuri tertawa mengejek betapa lemahnya (Name) saat ini, menjatuhkan harga diri gadis berambut (Length Hair) tersebut dengan sangat kejam. (Name) membelalakkan matanya begitu mendengar penolakan yang diucapkan oleh Okuri, gadis itu kini mulai mengalami stress berkepanjangan sehingga ia....
Di sisi lain, Yuuji yang masih sibuk bertarung dengan Mahito terus saja melayangkan pukulan Keitei Ken dengan jumlah yang tak terhingga. Mahito yang menyeringai tipis sambil menghindari serangan dari Yuuji kemudian menggunakan kekuatannya dengan mengubah tangannya menjadi seonggok daging yang bermutasi menjadi besar dan akhirnya menghantam Yuuji sampai mengenai pagar Kolam Shinobazu.
"GAAAAARGGGHHH!!!"
Yuuji yang sudah babak belur di sekujur tubuhnya kini tergeletak lemas di pagar tersebut. Mahito menghentikan serangannya sejenak dan mulai memandang Yuuji yang sudah tidak bisa lagi bertarung.
"Kenapa? Sudah menyerah untuk melawanku?"
Yuuji yang terkapar tidak berdaya mencoba untuk bangkit namun lebam yang ada di sekujur tubuhnya menghalanginya untuk berbuat hal tersebut.
"Fufufu... Aku turut iba atas kekalahanmu disini, wadah Sukuna. Aku bisa saja menyelamatkan kamu... Dengan cara yang sama seperti 'teman' kamu Junpei.~ Hahahaha!"
Mahito kembali mengejek Yuuji yang hanya bisa mendecih mendengar ucapan Mahito yang mengungkit kembali masa lalu dimana ia pernah melakukan misi untuk mengawasi seseorang bernama Yoshino Junpei... Dan berakhir tragis. Yuuji merasa gagal melindungi orang yang ia kasihi... Jika saja, ia bisa menarik Junpei ke SMK Jujutsu seperti dia dan mendapatkan kebahagiaan yang dia idamkan.
Sayangnya... Semua itu harus hancur akibat Mahito yang sudah membuat Junpei semakin menderita dan membuat Yuuji bersumpah akan menghancurkan Mahito yang sudah membunuh teman berharganya tersebut.
"Saa tte to, ima dou suru ka na?~ Korosu ka? Iya iya, tsukamaeru ka." (Sekarang bagaimana ya?~ Dibunuh? Tidak tidak, harusnya ditangkap.)
Mahito kini berjalan ke arah Yuuji yang sudah terkapar di tanah dan bermaksud untuk menangkapnya. Yuuji hanya bisa pasrah dan ia juga tidak bisa bergantung pada Sukuna karena ia tahu Sukuna akan kembali mengejeknya seperti dulu ketika ia ingin menyelamatkan Junpei.
Akan tetapi....
"!!!!"
TRANG!
... Mahito reflek menghindar ketika serangan pukulan dari alat pemukul yang dipegang (Name) hampir mengenainya dan justru mengenai tiang pagar sampai penyok.
Mahito kini berdiri cukup jauh dari posisi (Name) yang sudah berada di dekat Yuuji yang terkapar, tidak mengetahui jika gadis itu kini mengalami suasana hati yang berbeda....
"Naruhodo... Omae ano kodomo-tachi korosu jan!" (Jadi kau membunuh anak-anak itu!) Mahito menyeringai sangat lebar karena ia tahu kalau (Name) datang dan sudah membunuh ketiga anak-anak manusia yang berubah menjadi Roh Kutukan tersebut.
Poni rambut (Name) menutupi kedua matanya dengan ekspresi suram yang ia tunjukkan kepada Mahito. Wajah gadis itu berubah menjadi sangat dingin, aura Energi Kutukan sangat terasa di sekujur badannya.
Mahito yang melihat kejadian itu sontak saja melototkan matanya. Ia tidak pernah melihat atau merasakan Energi Kutukan sekuat ini sejak ia bertemu dengan Penyihir Jujutsu lain... Dan jujur saja, ini adalah yang paling terkuat dan paling berbahaya yang pernah Mahito temui.
'Apa ini? Energi gadis itu... Sepertinya bukan berasal dari Okuri... Tapi kenapa bisa sekuat itu? Apa jangan-jangan... Ada sesuatu yang jauh lebih berbahaya daripada Energi Kutukan milik Okuri itu sendiri?' Batin Mahito yang hampir saja gentar dari Energi Kutukan milik (Name) yang berhasil membuatnya nyaris menciut.
Walaupun Mahito sedikit ketakutan, pria bersurai silver tersebut tidak melunturkan seringainya dan ia pun menantang (Name) untuk kembali bertarung.
"Hahahaha... Menarik, kau ingin menantang aku ya? Ayo... Aku tidak sabar ingin melukaimu, wadah Okuri!"
(Name) yang tidak berkata apapun hanya bisa terdiam di tempat masih dengan wajah yang dingin, ia raih pemukul yang ia bawa dengan perlahan sambil memandang Mahito tanpa ekspresi.
Mahito berancang-ancang akan menyerang (Name) duluan begitu ia siap sambil menyeringai, namun begitu ia akan menyerang....
"!!!!!!"
... Sosok (Name) sudah tiba-tiba muncul di hadapannya dengan iris mata yang kini berubah menjadi pelangi mengayunkan pemukulnya sehingga Mahito terhempas sangat keras ke arah sebuah toko yang sudah kosong.
Tubuh pria itu terkena bebatuan dinding yang hancur akibat serangan dari (Name) tadi, namun ia masih bertahan. Mahito mulai batuk setelah ia mendapatkan serangan yang brutal itu di bagian perutnya.
Betapa terkejutnya Mahito saat ia melihat iris mata (Name) yang awalnya berwarna (Eye Color) kini berubah menjadi pelangi yang bercahaya. Iris mata tersebut membuat (Name) berubah menjadi sosok yang kejam tanpa ampun dan ia berlanjut untuk menyerang Mahito.
Ayunan pemukul milik (Name) kembali akan menghantam Mahito, namun Mahito dengan sigap berubah menjadi seonggok daging dan menghindari serangan dari (Name). Gadis itu menyadari Mahito akan kabur, jadi ia mengejar sang Roh Kutukan tersebut dengan kecepatan tinggi.
"(S-Surname)...."
Yuuji yang melihat kejadian tersebut bereaksi antara terkejut atau takjub melihat (Name) yang kini melawan Mahito tanpa ragu-ragu. Akan tetapi, Yuuji menyadari ada keanehan dari gadis tersebut. (Name) yang awalnya menjadi manis dan ceria, kini berubah menjadi sosok yang brutal dan penuh amarah.
Apa mungkin... Ini ada hubungannya dengan kejadian pas lima Roh Kutukan yang menyerang (Name) sebelumnya?
'Pasti itu yang membuat (Surname) menjadi liar! Dia melampiaskan amarahnya kepada Mahito karena sesuatu yang berhasil membuat (Surname) menjadi ganas....'
Yuuji menahan rasa sakit yang ia dapatkan dari hantaman Mahito sebelumnya, namun ia masih bisa melihat (Name) yang terus bertarung melawan Mahito.
(Name) yang sudah mendekat untuk memukul Mahito, dikejutkan oleh Mahito yang sudah memegang lengannya dengan sangat kuat untuk mencegahnya memukul lagi.
"Sekarang saatnya!"
Mahito yang memang ingin mengincar jiwa milik (Name) menempelkan tangannya ke arah jantung (Name) yang berisikan jiwanya.
Deg deg....
Deg deg....
Deg deg....
"Eh?"
... Mahito kini merasakan bahwa ia sekarang ada di dimensi tempat Okuri berada. Okuri yang duduk di singgasananya menatap Mahito dengan wajah tidak tertarik sama sekali.
"Ara ara, jadi kau yang sudah berani menodai jiwaku hm?"
Mahito memandang Okuri yang sedang memainkan rambutnya kembali dengan penuh kekaguman. Tidak ia sangka bahwa ia akan bertemu Okuri di tempat ini.
"Maafkan saya yang sudah lancang menodai jiwa anda, Okuri-sama. Saya bermaksud untuk mengambil anda agar kita bisa menguasai dunia tanpa adanya kehadiran manusia! Okuri-sama, maukah anda bergabung dengan kami?"
Okuri yang menyimak ucapan Mahito dengan seksama terdiam untuk sesaat sambil berpikir, namun jawaban yang dikasih Okuri sungguh diluar ekspetasi Mahito.
"Kyoumi ga nai yo." (Aku tidak tertarik.)
Mahito terkejut, penolakan Okuri untuk bergabung dengan para Special Grade lainnya benar-benar sangat mengena dengan keras. Mahito yang tidak mengerti isi pikiran Okuri, mencoba untuk meyakinkan wanita siluman tersebut.
"Tapi anda bisa--"
"Aku bilang tidak tertarik ya tidak tertarik. Kau mau aku mengulangi kata-kataku lagi?"
Okuri menatap Mahito dengan sangat dingin tanpa adanya simpati sedikit pun, ia bahkan merendahkan Mahito seolah Mahito hanyalah seonggok sampah yang tidak ada apa-apanya.
"Hei, siluman bodoh. Kau pikir aku akan meninggalkan tempat ini dan meninggalkan wadah kesayanganku begitu saja? Siapa kau ini? Kau kira kau adalah Raja yang bisa berbuat seenaknya sama para pelayan yang melayani kau?"
Okuri berdiri dari singgasananya dan menatap Mahito kini jauh lebih tajam dan mengerikan.
"Sadari posisimu, kau tidak lebih dari seonggok SAMPAH, siluman lemah."
Mahito seketika tidak bisa berkata apa-apa selain hanya bisa tertunduk akan ucapan menusuk dari Okuri. Dia ingin membalaskan ucapan Okuri, tetapi mengingat Okuri adalah Special Grade terkuat kedua setelah Sukuna, ia tidak berani melakukannya. Salah bicara sedikit, bisa-bisa Mahito akan berakhir seperti kejadian dulu dimana ia menodai jiwa Sukuna untuk kedua kalinya dan nyaris tewas.
"Ato wa nee...."
Mahito terkejut saat Okuri tiba-tiba sudah ada di belakangnya. Wanita itu tersenyum menyeringai sambil melirik ke arah Mahito.
"Ada alasan kenapa aku tak bisa meninggalkan tempat ini... Kau pasti sudah menyadarinya kan? 'Sesuatu' yang lebih kuat daripada aku sendiri."
Mahito yang menyimak ucapan Okuri... Tahu bahwa wanita itu mengatakan sesuatu yang berhubungan dengan (Name).
'Sesuatu'... Yang mendiami tubuh (Name) dan lebih menakutkan. Mahito dan Okuri sama-sama menyadarinya, namun mereka tidak mengetahui apa yang ada di dalam tubuh (Name).
Seketika itu juga, Mahito kini sudah berbalik ke kesadarannya yang ada di dunia nyata. Tangannya yang masih menempel di jantung (Name) menyadari... Bahwa (Name) tidak terpengaruh oleh kekuatannya saat ini.
Mahito memandang wajah (Name) yang masih tidak berubah... Kini matanya semakin bersinar dan memancarkan kemarahan yang amat mendalam. Mahito sontak menjauh dan dapat merasakan bahwa aura Energi Kutukan (Name) semakin menguat dan ia pun menyadari kalau gadis itu menjatuhkan pemukulnya.
(Name) seketika mengeluarkan sebuah kekuatan yang membuat Mahito seketika gentar. Cahaya terang berwarna merah muda bagaikan Sakura mulai menyinari tempat tersebut dan berhasil menghipnotis Mahito yang melihat cahaya tersebut.
'Apa ini? Kenapa... Aku tidak bisa memberontak? Cahaya itu... Terlalu indah....'
Selagi Mahito terhipnotis, (Name) mulai menelungkupkan jari manis dan jari tengah di tangan kirinya, kemudian menelungkupkan jari kelingking dan jari manis di tangan kanannya. Ia gabungkan kedua tangannya dengan jari telunjuk dan jari tengah menempel di jari telunjuk tangan kiri, serta kedua jempol yang juga sama-sama menempel.
"千櫻花 [Senzakuraka]...."
Ia arahkan kedua tangannya ke Mahito yang masih terhipnotis. Seketika muncul sebuah bola cahaya yang mulai berubah menjadi sebuah cahaya berbentuk Kelopak Bunga Sakura Ganda. Cahayanya terlalu kuat sampai (Name) mampu merasakan betapa kuatnya kekuatan ini. Walaupun begitu, ia tidak gencar dan mulai menembakkan cahaya tersebut ke arah Mahito.
"八重桜爆風 [Yaezakura Bakufuu]!"
Begitu ia mengucapkan kekuatannya, terjadilah tembakan yang sangat cepat dan langsung mengenai badan Mahito sampai berlubang. Mahito yang terkena tembakan tersebut seketika mengeluarkan darah yang banyak bahkan tubuhnya sudah tidak bisa beregenerasi kembali akibat kekuatan (Name) yang dirasa terlalu kuat baginya. Mahito seketika tumbang... Dan ia langsung tewas di tempat.
Kemenangan kini berada di tangan (Name) dan Yuuji, (Name) mengambil napas setelah ia mengeluarkan kekuatannya tadi dan matanya kembali menjadi normal. Yuuji yang kini sudah membaik secara perlahan melihat kejadian itu dengan penuh syok, tidak menyangka bahwa musuh bebuyutannya kini dikalahkan oleh (Name).
Yuuji merasa kecewa namun juga bahagia disaat bersamaan. Kecewa karena ia tak bisa mengalahkan Mahito, tetapi bahagia karena Mahito akhirnya tewas dengan cara yang mengenaskan. (Name) yang membalikkan badan memandang Yuuji yang kini berdiri 20 meter darinya, gadis itu tersenyum dan mengacungkan jempol kepada Yuuji.
"Akhirnya kita mengalahkannya, Itadori-san!"
Niat ingin berterima kasih, namun Yuuji merasa kalau (Name) akan menganggap pertarungan ini adalah pertarungan mereka. Maka ia urungkan niatnya tersebut.
(Name) kemudian bergegas untuk menghampiri Yuuji yang terluka, gadis itu berlari pelan ke arah Yuuju yang tersenyum.
Namun seketika....
CRASH!
"... Eh?"
Kaki kanan (Name) tiba-tiba terputus dan mengeluarkan darah yang cukup banyak, sebuah kapak tergeletak bersimbah darah yang berhasil memutuskan kaki gadis tersebut. Yuuji yang melihat adegan itu membelalakkan matanya dalam syok dan di situasi saat itu juga... Berubah menjadi kelam.
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAGGGGGGGHHHHHHHHHHHHHH!!!!!!"
(Name) berteriak sekencang-kencangnya ketika ia merasakan rasa sakit yang luar biasa sambil memegang kaki kanannya yang sudah terputus oleh kapak misterius tersebut. Yuuji yang sangat syok mencoba untuk menyelamatkan (Name).
"(SURNAMEEEEEEE)!!"
Ketika Yuuji ingin menghampiri (Name), tiba-tiba seseorang memukul pemuda itu dari belakang. Otomatis Yuuji terjatuh, pemuda itu masih memiliki kesadaran dan ia melihat ada seorang pria besar menghampiri (Name) yang sudah dalam keadaan sekarat.
"Hah,~ gak bakal kusangka gadis ini akan mengalahkan Mahito semudah itu."
Pria itu botak, ia juga memiliki tanda seperti tattoo di bagian kedua matanya. Ia mengambil kapak yang ia pakai untuk memutuskan kaki (Name) dan memandang gadis tersebut yang menangis terisak-isak.
"Juzo, bukankah itu berlebihan? Getou menyuruh kita untuk menangkap mereka jika mereka berhasil mengalahkan Mahito."
Pria lain muncul dari belakang Yuuji, pria tersebut memakai baju seperti seorang buddha dan memiliki rambut yang diikat.
"Hah! Untuk apa aku menuruti perkataan Pak Tua Bangka itu?! Jika dibunuh kan lebih enak! Lagipula aku tak sabar ingin membunuh gadis lemah ini."
Kumiya Juzo, nama pria tersebut, memandang (Name) dengan seringainya yang mengerikan sambil mengayunkan kapak seolah ia akan bersiap memotong kembali kaki gadis tersebut.
"Hei, aku tahu kau itu pingin membunuh gadis muda, tapi kalau untuk wadah Okuri beda kasus lagi! Kau mau dihukum sama Getou gitu?"
Shigemo Haruta, Pengguna Kutukan lain menatap Kumiya dengan tatapan malas. Ia tahu Kumiya sangat ingin membunuh korbannya untuk dijadikan "Gantungan baju", tetapi ia sangat tidak setuju jika Kumiya membunuh (Name) yang merupakan wadah Okuri.
"Terserah aku dong! Mau dia mati kek, mau dia hidup kek! Intinya aku akan membuat gadis ini mati di tanganku!!!!"
CRASH!
"AAAAAAAAAAAARRRGGGGHHHHHH!!!"
Kumiya kembali memotong kaki kiri (Name) dengan sangat kasar dan membuat gadis itu berteriak kesakitan lagi. Yuuji yang berusaha untuk bangkit justru malah diinjak kepalanya oleh Haruta untuk mencegah dirinya menyelamatkan (Name).
"Maaf ya, aku tahu kau sangat ingin menyelamatkan gadis itu, tapi aku tak akan membiarkan kamu kabur dari sini." Ucap Haruta masih menginjak kepala Yuuji.
Yuuji yang tak mampu melakukan apa-apa karena ia terluka parah, hanya bisa mendecih dan melihat pemandangan mengerikan dari Kumiya yang menyiksa (Name) perlahan-lahan.
"Y-yamete...."
"Hah?!"
"Onegai... Yamete...."
(Name) menangis terisak sambil memohon kepada Kumiya untuk menghentikan perbuatannya. Namun bukannya malah didengarkan, Kumiya malah menertawakan ucapan dari (Name).
"Hahahahahahahahahaha! Kau kira aku akan berhenti hah?! Aku akan membuatmu menjadi "Gantungan Baju" di koleksiku!"
CRASH!
Kali ini, Kumiya memotong pergelangan tangan dari (Name) dan gadis itu kembali berteriak kesakitan setelah kehilangan tiga bagian tubuh yang terpotong. Kumiya yang sudah tidak tahan lagi ingin membunuh (Name), mengangkat kapaknya bersiap untuk mengenai jantung (Name).
"Dengan begini... Matilah kau!"
Kumiya mengayunkan kapaknya dalam adegan slow motion yang disengajakan oleh si Author laknat supaya ada efek dramatis gitu. Suara degupan jantung yang intens begitu terasa di situasi yang menegangkan tersebut ketika Kumiya bersiap akan mengambil nyawa (Name).
Namun seketika....
GREP!
"Kumiya, bukankah sudah kukatakan jangan dibunuh?"
... Tangan Kumiya dicengkeram oleh seseorang yang ia kenal. Ya, itu adalah Getou Suguru.
Suguru tidak sendirian, ia bersama Nanako dan Mimiko yang setia menemaninya. Kumiya yang melihat Suguru sudah kembali hanya bisa mendecih dan menepis tangan Suguru yang mencengkeramnya.
"Aku kira kau sudah mengalahkan si pemilik Mukagen tersebut?"
"Awalnya mau aku kalahkan, tapi karena aku merasakan kematian Mahito jadi aku datang secepatnya. Kumiya, kau tahu kan jika kau membunuh wadah Okuri maupun Sukuna dapat hukuman apa?"
Kumiya yang mendengar ucapan dari Suguru kembali mendecih dan berjalan menjauhi Suguru. Haruta menghampiri Suguru dan memandang (Name) yang kini dalam keadaan sekarat.
"Getou, bagaimana sekarang? Apa kita akan membawanya?" Tanya Haruta kepada Suguru.
Suguru yang memandang tubuh (Name) yang sudah tidak dalam sadarkan diri terdiam seribu bahasa. Namun ia juga memandang jasad Mahito yang hancur lebur akibat pertarungan sebelumnya.
Sesaat, senyuman misterius terukir di wajah Suguru.
"Aku rasa kita akan menangkap mereka lain hari. Saat ini, kita bawa jasad Mahito dahulu."
"Eeeeeeeh?! Suguru, aku kira kau akan membawa mereka?!" Nanako yang mendengar ucapan dari Suguru mendecak kesal karena rencananya tidak sesuai ekspetasi.
"Hahaha, ya aku memang ingin menangkap mereka. Tapi aku rasa melihat jasad Mahito sepertinya kita harus mengurungkan niat, apalagi Kumiya sudah berlebihan melukai gadis ini." Jawab Suguru sambil tersenyum santai menanggapi ucapan dari Nanako.
"Lalu bagaimana dengan Jogo, Dagon, dan Hanami?" Tanya Haruta.
"Mereka sudah aku suruh mundur, jadi kita akan menyusul mereka." Jawab Suguru.
Yuuji yang masih memiliki kesadaran memandang kelompok Getou Suguru sambil berdecak, Suguru yang sadar Yuuji masih hidup kemudian tersenyum sambil memandangnya.
"Bilang kepada gurumu... Kami akan kembali suatu hari nanti."
Sesudah mengucapkan hal tersebut, kelompok Getou akhirnya menghilang bagaikan angin membawa jasad Mahito yang sudah tidak bernyawa.
Yuuji mencoba untuk bangkit dengan cara merangkak ke (Name) yang dipenuhi bercak darah. Begitu sampai ke tubuh (Name), Yuuji menyentuh belakang kepala (Name) dan mendapati mulut (Name) sudah mengeluarkan darah akibat serangan Kumiya sebelumnya.
"Hiks... (Surname)... Hikks...."
Di tengah kesendirian, Yuuji menangisi jasad (Name) yang sekarat sambil memeluk gadis tersebut dengan erat....
To be continued....
Yahoooooooo! Ketemu lagi sama Author Makai!
Pada kaget ya si reader kita sekarat? :v Mestinya kondisi kayak gitu udah auto meninggal karena kekurangan darah, tapi untuk cerita ini Author berikan sekarat karena tubuh reader kita tercinta menyimpan 'sesuatu' makanya ia hanya sekarat.
Chapter berikutnya akan memperlihatkan cerita sebelum Kumiya datang untuk membunuh si reader, sekaligus cerita pas Gojou, Nobara, dan Fushiguro bertarung sebelum mereka datang menyusul Yuuji dan reader.
Apa kira-kira kalian siap untuk absen di chapter berikutnya? :v
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro