4. Siaran Radio
Untung gak telat, kalau telat Zaky marah lagi dan langsung kasih hadiah kartu kuning atau lebih parah lagi dicabut posisi jadi penyiar radio on air. SMA Garuda mempunyai radio bernama Garuda Insan Muda. Semua anggota GJC itu penyiar radionya. Namun, yang siaran on air itu hanya sekitar sepuluh orang. Lima kelas 10 dan lima kelas 11. Perjuangan buat penyiar on air itu gak gampang. Salah dikit langsung eliminasi.
Gue masuk ke studio radio Garuda Insan Muda di 99.9 FM. Studio ini tidak terlalu besar hanya sekitar 3 x 3 meter persegi, tapi nyaman untuk ditempati. Selain itu, ruangan ini bersih, rapi, dan wangi.
Gue siaran sama murid kelas 10 namanya Qila. Dan sekarang dia sudah duduk manis dihadapan komputer. Rata-rata penyiar radio yang dipilih itu yang ceria dan murah senyum. Termasuk Qila perempuan yang ceria dan berlesung pipit itu.
Gue dibagian software tugasnya hanya masukin lagu, jingle, iklan, dan nerima request. Kalau Qila agak berat dia dibagian audio mixer tugasnya mengatur sinyal elektrik. Dia juga ikut andil dalam berbicara.
Ini bukan tentang senior yang memberi tugas berat untuk juniornya. Namun, memang sudah dibagi tugas dan kebetulan minggu ini Qila tugasnya itu.
Gue melakukan persiapan sebelum siaran dengan rileks badan dan mengatur pernapasan. Setelah itu menyiapkan perangkat siaran radio. Semua sudah siap gue langsung pasang headphone dan agak serong dari microphone sekitar satu jengkal. Gue lihat sekilas Qila pun melakukan hal yang sama. Waktu menunjukan pukul 4 sore, kami langsung membuka acaranya.
“Selamat sore insan muda, jumpa lagi sama kita di 99.9 FM radio Garuda Insan Muda. Pelopor kreativitas remaja Indonesia.” kami mengucapkan kalimat pembuka bersama. Gue langsung masukin jingle radio.
“Gimana kabarnya sore hari ini Gindaners? Semoga sehat dan penuh semagat yah. Seperti biasa, di Senin sore yang cerah ini gue Alvin ...”
“Dan gue Qila.”
Gue lanjutin perkenalan Qila. “Bakal nemenin rekan Gindaners selama 60 menit kedepan. Tentunya dalam program acara kesayangan kita Nostalgia.”
“Tema hari ini adalah kangen masa kecilku jadi buat lo semua yang mau request, kirim-kirim salam, atau apa sih yang lu kangenin di masa kecil bisa langsung SMS ke nomor 085790909900,” jelas Qila. Berhubung belum ada telepon hybrid jadi hanya menerima request via SMS.
“Kalau mau pakai nama samaran juga boleh identitas asli aman terkendali. Oh iya, satu lagi jangan lupa ya request lagunya pop indonesia lama dari tahun 2010 ke bawah. Okay, sebelum itu dengerin dulu lagu Yang Terbaik Bagimu dari Ada Band featuring Gita Gutawa.”
Gue langsung masukin lagu tersebut. Sambil nungguin lagu selesai gue cek SMS yang masuk di komputer. Sesekali ngobrol sama Qila yang saat ini terlihat sibuk dengan audio mix.
“99.9 FM radio Garuda Insan Muda balik lagi di acara Nostalgia. Lagu tadi itu menceritakan tentang seorang anak yang sayang ayahnya. Ayah yang selalu memberi nasehat dan harapan, sang anak berjanji memenuhi harapan ayahnya. Lo pasti dong ya sayang sama ayah? Bang Alvin sayang ayahnya gak?” jelas Qila setelah lagu selesai. Beginilah kalau siaran radio kita harus akrab sama pendengar ataupun sama partner.
“Pasti sayang lah Qil, masa sama doi sayang sama ayah nggak, he he he. Okay, sekarang saatnya gue bacain request lagu, kirim kirim salam, dan yang dikangenin di masa kecil gindaners. Gue ingetin lagi buat lo yang mau request langsung SMS dan kirim ke 085790909900, tanpa nunggu lama kita bacain 3 SMS yang udah masuk,” ucap gue dan langsung membuka SMS pertama, lalu membiarkan Qila untuk membaca SMS itu.
“Dari Duta Anti Pelakor katanya ‘Salamnya buat semua gindaners aja. Yang paling dikangenin masa kecil itu, berantem karena barbie ken direbut. Gak kek sekarang yang berantem karena pacar direbut sama pelakor’.“
“Ternyata isinya gak jauh beda sama nama samaran. Untuk para pelakor di luar sana hati-hati Duta Anti Pelakor pasti basmi. Terus Qil, itu mau request lagu apa?”
“Katanya ‘request lagu Bila Rasaku Ini Rasamu aja dari kerispatih. Makasih ya babang Alvin udah bacain.’ Iya, sama-sama padahal gue yang bacain, tapi tetep aja bang Alvin yang dapet makasih.” Qila menggerutu, itu sebenernya hanya untuk menunjukan ekspresi semata. Ekspresi saat siaran radio hanya bisa ditunjukan oleh suara. Oleh karena itu, suara kita saat kesal, senang, atau apapun itu harus lebih ditekankan agar sampai ke pendengar.
“Nasib orang ganteng ya gini, ha ha ha. Gue lanjut baca SMS yang kedua ya dari Samyang Matang katanya ‘kirim salam buat mantan yang masih disayang, tapi harus putusan. Temanya bukan cerita tentang mantan sih. Paling cuma kangen si meow aja, boneka kesayangan yang entah kemana’.”
“Baru putus, ya? Sini datang, tuh pundak bang Alvin kosong dan udah ada sarang laba-labanya. Udah lama gak dipake senderan sih bang, makanya jangan jomblo.“ Qila tertawa menyindir.
“Qila tega mentang-mentang udah taken. Nanti kena tikung sakit hati lagi. Mending gue jomblo gak bakal sakit hati karena ditikung.”
“Ah, elah bang yang mau nikung juga mikir. Apaan yang mau ditikung dari jomblo? Angin? Ah udah deh gue stop bahas jomblo kasihan mukanya dah ngenes gitu. Lanjut dah bang request apa dia?” Qila tertawa lagi. Okay, ini bercanda tapi terasa jleb banget gitu.
“Dia request lagu nya Agnes Mo yang Rapuh. Katanya ‘Itu lagu khusus buat hati dede yang potek. Makasih.’ Sama-sama ugh si Samyang Matang ini mungkin nama samarannya lebih cocok Sayang Mantan kali, ya? Nangis aja sepuasnya ya, kalau udah gak kuat bisa kok temuin babang Alvin di sini. He he he bercanda, tapi kalau beneran sih syukur siapa tahu bisa menghapus predikat jomblo. Gak dihina lagi deh sama yang udah taken.” Gue langsung lirik Qila. Ngasih kode lagi ngambek.
“Maaf babang Alvin,” ucap Qila nyengir. “Gue bacain SMS ke tiga, dari Playboy Wakanda yang katanya ‘mau request senangnya dalam hati punya istri dua... Ah pokoknya lagu dari Triad. Salamnya buat semua pacarku di luar sana. Udah gitu doang gue gak mau cerita.’ ”
Ini gue tahu dari siapa. Pasti dari si playboy kampret Fikri. Dia tuh kadang sering request pas gue siaran radio dan pasti nama samarannya ada kata playboy. Pernah dia pakai nama samaran Playboy Meikarta. Fikri emang gila.
“Btw, itu judul lagunya Madu Tiga. Ini seriusan gue salfok sama kata semua pacarku,” ucap gue dan langsung tertawa dengan Qila.
“Ya udah lah bang, langsung aja puterin tiga lagu yang udah di request. Cekidot.”
Setelah itu gue mulai mengoperasikan software. Lalu, entah ada berapa SMS lagi yang masuk. Terkadang lucu mendengar sedikit curhatan mereka, apalagi nama samarannya. Sebenernya pakai nama samaran itu supaya mereka bebas untuk curhat tanpa ada yang tahu identitasnya. Namun, ada fungsi lainnya yaitu menghibur.
Sampai dipenghujung acara selesai kami menutup acara. Sebenarnya pukul lima sudah selesai, tapi gue pulangnya sekitar pukul setengah enam sore. Gue ngetik dulu berita yang kelas 11 IPA 1 dihukum. Besok di-upload oleh Zaky.
-----Journalist-----
Gue parkir mobil di pekarangan rumah warga yang memang menyediakan jasa parkir. Bisa aja di sekolah, tapi harus punya SIM baru boleh. Gue udah 17 tahun waktu bulan november tahun lalu. Akan tetapi, belum membuat KTP.
Keluar dari gerbang gue lihat Revi berdiri di halte SMA Garuda sedang memandang ponselnya dan menggerutu kesal. Sepertinya Revi ingin meminta jemputan, tapi ponselnya mati. Kasihan juga kalau ditinggal apalagi sekarang udah mau malem.
“Woy, Rev, ngapain lo di situ?” tanya gue.
“Aku mau pesan ojek online untuk pulang, tapi ponselku mati. Kamu, ada powerbank?” jelas Revi.
“Gue lupa bawa powerbank, udah mending lo nebeng aja. Gue anterin sampe rumah lo, daripada sendirian di sini.” Gue menawarkan tumpangan terlihat dia berpikir sejenak.
“Ya deh aku pulang bersama kamu. Maaf kalau merepotkan."
“Anggap aja sebagai ucapan makasih dari gue karena sering repotin lo supaya tiap hari Senin datang pagi,” ucap gue nyengir.
Revi masuk ke kursi penumpang di depan. Gue pun melajukan mobil. Diperjalanan hanya ada beberapa obrolan. Cara bicarnya itu yang buat gue bingung mau ajak ngobrol apa. Jalan ke rumah Revi beda arah dengan rumah gue, tapi gak masalah gue niat bantu.
Setelah beberapa lama akhirnya sampai di rumah Revi. Gue takjub sama rumah dia yang mewah dengan pagar tinggi menjulang. Terlihat dari pagar besi ada taman dan kolam ikan.
“Alvin, makasih ya sudah mau mengantar aku pulang. Tanpa bantuanmu mungkin saat ini aku masih di sekolah. Mau mampir dulu, Vin?” ucap Revi lalu melepas sealtbeat yang melintang dibadannya.
“Iya, sama-sama Rev, santai. Keknya nggak deh. Udah malem.” Revi mengangguk mengerti dan turun dari mobil.
Gue nunggu di mobil sampai dia masuk rumah. Revi langsung memanggil seseorang. Seorang pria paruh baya keluar dari sana dan membukakan pintu gerbang lebih lebar menyangka gue bakal mampir dulu. Gue langsung pamit buat pulang.
Gue kira Revi anak dari orang tua sederhana. Karena, gue lihat dia sering naik angkutan umum atau ojek online. Padahal gue sempet lihat sekilas ada mobil pribadi didalam. Mungkin sikap Revi selain baik, ramah, juga sederhana.
----------📷----------
Radio on air : siaran di studio
Jingle : suatu gambaran dari sebuah iklan yang di realisasikan dalam bentuk musik
audio mixer : alat untuk mengatur sinyal elektrik dari microphone studio, tape recorder, dan sinyal prosesor
headphone : alat untuk mendengarkan aktifitas yang sedang mengudara
Microphone : alat yang digunakan untuk menghantarkan getaran suara kepada out speaker
telepon hybrid : sebuah alat yang mengkonversi sambungan telepon biasa ke mixer siaran
Wakanda : intinya setting dari film black panther (terinspirasi dari kertas yang tertempel di pintu depan kelas pas googling ternyata itu dari film😂)
Kalau ada yang tau tentang siaran radio yang benernya kek gimana, boleh dikoreksi. Aku pun bersumber dari google. Bisa jadi aku gagal paham maksud si mbah google itu😂.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro