Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

29. Kangen

Gue sebenarnya gak rela Revi pergi. Kita jadi LDR-an. Seandainya ... OK cukup Revi bilang jangan ada kata seandainya. Jalani aja apa yang udah terjadi. Pembagian raport kelas 11 semester 2 udah beres. Seperti biasa, Revi mendapat peringkat 1 pararel seangkatan. Berarti itu ketiga kalinya. Gue sendiri? Peringkat 8 di kelas. Entahlah kalau seangkatan. Gue ikut Revi ke rumahnya. Buat melepas dia ke Yogyakarta.

"Revi, ternyata tas kamu udah siap di ruang tamu? Beneran mau langsung berangkat?"

"Iya, Vin. Perintah Papah harus segera ke sana. Papah bahkan gak mau ngambil raport gue. Mang Supri aja udah ada dari semalem buat jemput aku. Kamu duduk dulu di sini. Aku ke atas dulu, mau ganti baju."

Pembiasaan buat orang yang udah pacaran. Kita menyebut aku-kamu aja. Gak ada panggilan sayang yang lain. Pernah sekali bilang 'Yang' buat Revi dia malah bilang 'ngapain ih. Geli dengernya, udah aku-kamu aja. Jangan ada panggilan lain'. Revi datang. Dia mengganti seragamnya menjadi baju kaos biasa dilapisi jaket jeans biru. Make up sederhana seperti biasanya. Revi duduk di sofa sebelah gue.

"Rev," panggil gue yang dibalas gumaman. "Kamu jaga diri baik-baik ya di sana. Jangan selingkuh kamu itu milik aku. Aku pasti selalu kangen kamu, Rev."

"Kalau udah nikah baru hak paten milik, tapi kamu tenang aja. Aku juga akan selalu kangen kamu, Vin. Aku gak akan selingkuh. Aku janji," ucap Revi mengulurkan jari kelingkingnya. Kita saling menautkan jari kelingking.

"Janji kita ini kek anak kecil, ya." Gue tertawa bersama dengan Revi.

"Maaf, non. Tuan sudah memberi perintah untuk segera berangkat," sela mang Supri sopan.

Gue dan Revi keluar rumah.

"Vin, aku pamit ya. Jaga diri baik-baik. Jangan takut lagi sama kecoa."

"Gak bisa jamin kalau itu," kata gue tertawa getir.

Di dalam mobil Revi melambaikan tangannya. "Bye, Alvin."

Gue membalas lambaian tangannya. Gue dan Revi LDR. Gue janji akan terus setia sama dia. Semoga dia pun begitu.

-----Journalist-----

Setahun kemudian...

Hari kelulusan kelas 12 tiba. SMA Garuda mengadakan perayaan di malam hari. Rata-rata membawa pasangan. Gue termasuk yang jomblo sendiri. Temen-temen gue yang lain pada bawa gandengan. Bahkan si Fikri malah harus milih dulu waktu itu.

"Ke pesta perayaan nanti gue sama siapa, ya?"

"Lha? Pacar lo kan banyak. Tinggal pilih aja ribet banget," ucap Tito.

"Justru itu gue bingung ajak siapa."

Fikri banyak pilihan, tapi dia memilih Anara. Ah playboy and playgirl perpaduan yang sempurna. Gue dan Revi? Kita LDR-an. Namun, dari awal Revi pindah sampai saat ini gue belum bisa hubungin dia. Udah setahun ini kita kehilangan kontak. Enam bulan yang lalu ponsel gue rusak. Tepatnya jatoh pas nyebrang dan kelindes mobil. Sialnya lagi gue lupa kata sandi semua medsos. Pakai ponsel baru ini gue udah coba dm Revi, chat di line, chat di WA dan hasilnya gak ada balasan. Entah ke mana Revi.

"Hai, Vin!" Anggun manggil, gue langsung menuju meja itu.

Gue jadi ngerasa nyesel ikut gabung ke meja ini. Ngerasa paling ngenes sendiri. Anggun dan Liam terlihat serasi di sana. Mengobrol tanpa inget Anggun manggil gue ke sini.

Zaky dan Dini. Rupanya setelah mengejar dari SMP, Zaky menyerah akan Sheila. Dia gak pernah dihargai. Apapun usahanya malah diremehkan.

Angga dan Ria. Gue baru tahu kalau selera Angga itu cewek tomboy seperti Ria. Mereka belum jadian. Katanya sih sahabatan. Ya kali sahabatan suap-suapan mesra.

Fikri ah dia lagi jalan-jalan sama Anara. Entah ke mana.

Terakhir Tito. Dia sama pacarnya di luar sekolah. Yang satu polos yang satunya lagi manja banget. Cewek bernama Kyra itu terus merengek seperti anak kecil, tapi Tito yang polosnya kebangetan malah bingung. Pasangan yang lucu.

Intinya di meja ini gue ngenes. Pacaran rasa jomblo. Gak ada suap-suapan. Pasangan gue sekarang siapa? Angin. Gue sedih Revi gak bisa dihubungin.

"Vin?"

"Kok lo diem aja?" tanya Anggun.

Yang lain langsung memperhatikan gue. Ayolah datang ke sini sendirian bukan fosa besar bukan. Kenapa gue malah seolah dihakimi gini.

"Ya kalian asyik sendiri sama pasangan. Masa gue ganggu gitu. Kelihatan banget ngenesnya," jawab gue nggak sadar.

"Eh iya, kan Alvin gak ada pasangannya. Ada sih, tapi LDR-an kan gitu. Long Distance Rela dibohongin," ucap Tito polos.

Kontan saja semua koor teriakan untuk Tito bersahutan. Meneriaki kepolosan Tito dengan berbagai umpatan kasar. Termasuk gue yang nyebut dia, "kampret lo!"

"Yayang Tito jangan diteriakin," ucap Kyra mengusap telinga Tito. "Pasti telinga kamu sakit, ya?"

Tito menganggukan kepalanya. Menunduk lesu seolah tersakiti. Gue geli sumpah. Dia masih baik-baik aja. Fikri dan Anara mengahampiri meja ini.

"Anara boleh ikut gue sebentar?"

"Boleh. Ayo, Vin."

"Sayang, jangan selingkuh ya!" seru Fikri. Oalah, gak usah disebut juga mereka udah sama-sama selingkuh.

"Lo tahu kabar, Nara?"

"Nggak, Vin. Seriusan deh. Dari awal pindah juga dia udah gak ada kabar. Gue coba hubungi gak ada balesan. Gue coba kirim email juga sama."

"Gue pengen ketemu Revi, Ra. Gue takut dia ada main di belakang."

"Kunci kesuksesan LDR itu saling percaya. Gimana mau bertahan kalau lo gak percaya sama dia? Lo jangan khawatir. Revi nggak mungkin main belakang sama lo.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro