Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

26. Buku Harian

Entah kenapa gue malah membawa buku harian ini. Besok libur, tadinya gue gak bakal masuk hari ini. Tanggung, Sabtu Minggu libur, Senin masuk, Selasa libur lagi. Temen kelas aja pada banyak yang gak masuk. Namun, gue ingat bisa jadi hari ini siaran radio terakhir.

Sebenarnya gue penasaran sama isi buku ini, tapi takut terlalu privasi. Kalau gak dibuka gue bingung balikinnya ke siapa. Buka, jangan, buka, jangan, buka, jangan, buka, jangan, buka, jangan. Jari tangan terakhir gue menunjukan kata jangan, tapi penasaran. Ya udahlah buka aja.

Gue membuka cover huruf AR buku merah muda ini. Gak ada namanya. Gue lihat halaman pertama.

4 Agustus 2017

Bang Adlan ngasih kado ultah buku harian. Ini pertama kalinya aku nulis di buku harian. Eh aneh gak sih kalau aku-kamu di sini. Enggak, kan ya? Kata bang Adlan kalau dia udah kuliah di Inggris pasti jarang banget bisa dengerin curhatanku. Jadi, katanya curhatin aja ke sini. Diary, semoga kamu gak bosen yah kalau aku curhat.

Membaca buku ini sepertinya bisa memberikan hiburan tersendiri. Lihatlah dia mengajak seolah buku itu bicara dan bisa mendengarkan keluh kesahnya. Gue lanjut buka halaman berikutnya.

22 Desember 2017

Baru aja hasil raport dibagikan. Nilaiku meningkat dari semester sebelumnya. Aku juga mendapat peringkat pertama di kelas. Papa malah marah karena aku masih belum berhasil peringkat 1 pararel seangkatan IPA. Aku udah berusaha menjadi apa yang Papa mau. Diary, kenapa Papa selalu pengen aku paling sempurna diantara siapapun? Kemampuanku dengan Revi gak sama. Dia jauh lebih baik. Teman-temanku yang lain dapat peringkat sekian Papanya mengelus rambutnya terus bilang 'berusaha lebih baik lagi, ya'. Beda denganku yang mendapat peringkat segitu malah dimarahin. Bang Adlan udah kuliah di Inggris. Aku gak bisa nangis lagi dipelukannya. Aku jadi kangen bang Adlan. Sekarang Papa nambah jadwal les aku. Sabtu dan Minggu juga disuruh les, tapi Papa masih ngebolehin hari Selasa dan Jum'at buat keperluan GJC. Dengan syarat aku harus bisa menjadi yang paling utama diantara murid lain.

Gak perlu lihat namanya gue tahu ini pasti punya Anggun, kasihan dia. Kalau gue dapet segitu ayah bunda pasti senengnya bukan kepalang. Dapet peringkat 10 di kelas aja gue dikasih hadiah kamera yang sekarang biasa gue pake. Mungkin kalau peringkat segitu gue dikasih mobil baru kali, ya? Ha ha. Okay, itu pengharapan yang tinggi.

6 Febuari 2018

Aku dapet tugas tambahan lagi di GJC. Simple sih tugasnya cuma buat film pendek tentang orang berprestasi. Diary, aku kok iri ya sama Revi. Dia dibuatin film pendek sedangkan aku nggak. Emang sih aku menang lomba bisa dihitung jari. Kalau dia kan udah gak kehitung menang berapa kali. Ah aku sadar sampai kapanpun sulit mengalahkannya dan membuat Papa bangga.

9 Februari 2018

Hampir aja aku ketahuan bolos les sama Papa. Aku mau bantu Alvin buat film pendek itu. Di lampu merah mobil Alvin berhenti sebelahan sama mobil Papa. Tapi untungnya aku cepet nidurin kursi mobil Alvin buat ngumpet dan pulang ke rumah, kalau nggak pasti dimarahin lagi.

Pamtesan waktu itu Anggun menidurkan di kursi mobil. Ternyata buat ngumpet. Kalau tahu dari awal Papanya tegas dan sangat mengekang, gue nggak bakal suruh dia ikut bantu.

19 Februari 2018

Revi masuk club malam? Tawuran dengan preman? Masa sih? Aku dengar percakapan Alvin dan Zaky di studio. Aku gak sengaja nguping obrolan mereka. Cuma waktu aku masuk studio buat numpang edit naskah drama, mereka lagi ngobrol. Aku masih gak percaya. Lagi pula itu emang bukan urusanku. Jadi aku keluar studio, tapi malah nyenggol tong sampah. Daripada ketahuan nguping kan malu. Aku segera kabur belum sempat beresin itu. Dan gara-gara kejadian itu juga aku kehilangan gelang. Karena aku udah nyari di tempat lain tapi gak ada pasti deh jatoh pas nyenggol tong sampah terus diambil sama orang atau kebuang. Padahal itu gelang dikasih bang Adlan.

Jadi yang waktu itu nyenggol tong sampah dia? Gelangnya masih ada di laci gue. Nanti besok gue balikin. Eh, besok kan libur. Berarti nanti hari Rabu aja.

29 Maret 2018

Lagi dan lagi aku kalah dari Revi. Papa marah besar membandingkan aku dengan Revi. Jelas kami berbeda. Aku sering kurang teliti dalam menghitung. Itu yang menyebabkan pengurangan point tim aku. Kesalahan kecil yang membawaku ke masalah besar. Mama udah berusaha menahan kemarahan Papa, tapi sulit. Ini ke sekian kalinya aku dimarahi. Aku menyadari bakatku bukan di bidang IPA. Beberapa kali saat ulangan biologi, fisika, kimia, dan matematika aku membuka internet ataupun buku. Dari dulu aku jago di bidang IPS atau Bahasa. Demi mengikuti keinginan Papa agar aku bisa menjadi seorang dokter masuk jurusan IPA. Cita-citaku bukan dokter. Aku ingin menjadi salah satu bagian crew televisi. Membuat program acara televisi. Kalau bukan pun aku ingin menjadi penyiar radio. Intinya tentang jurnalistik aku sangat tertarik. Dan pembuat naskah film atau sinetron. Itu yang aku mau. Menjadi dokter nggak ada dalam perencanaan cita-citaku. Di atas segala kemauanku ada cita-cita yang lebih penting. Yaitu, kebahagian orang tua. Gak masalah kehidupanku seolah diatur Papa. Tapi bisakah Papa bangga dengan pencapaianku walaupun gak selalu yang utama? Aku ingin jika saat nilaiku hanya 80 Papa akan bangga. Tapi yang terjadi aku selalu menyembunyikan nilai ulangan jika dibawah 95. Nilai 95 pun aku sering dimarahi. Apalagi dibawahnya. Aku harus jadi yang pertama. Tapi selama masih ada Revi aku gak akan bisa jadi yang utama. Aku harus menyingkirkan Revi. Dengan cara apapun harus bisa.

Hidupnya berat. Terkekang oleh keinginan Papanya. Beruntung orang tua gak pernah melarang cita-cita yang gue mau. Tunggu, apa mungkin Anggun juga yang nyebar berita itu?

16 April 2018

Tadi aku masuk studio, untuk edit makalah. Guru bahasa indonesia sangat menyebalkan. Semalaman aku ngerjain makalah masih aja direvisi. Bisa sih dikumpulin nanti tapi aku mau beres hari itu juga. Untung aku anggota GJC. Selain untuk mewujudkan cita-citaku yang gak mungkin terwujud di masa depan. Di sini juga bisa dipakai untuk keperluan ptibadi. Kata Zaky asalkan komputernya jangan sampe rusak. Dia meskipun galak bisa sangat mengerti anggotanya. Di dalem studio aku nemuin kamera. Aku mengecek isi dokumentasinya dan pasti ini milik Alvin. Keterusan melihat ternyata ada foto dan video Revi berantem dengan preman. Ada juga yang masuk club malam. Aku memindahkannya ke card reader yang dibawa. Ini peluangku untuk menyingkirkan Revi. Kebetulan Alvin membawa kunci mading aku akan menyebarnya juga di mading. Aku ngobrol basa basi sama dia untuk mengambil kunci mading di tas bagian depan milik Alvin. Berhasil! Aku ingin memberi penghargaan untukku sendiri. Mungkin aku sangat cocok menjadi pemain film. Bakat aktingku sangat bagus. Menjadi peran jahat.

17 April 2018

Satu sekolah membicarakan Revi. Sore kemaren aku berhasil menyebar berita itu ke medsos dan mading. Aku tahu kata sandinya dari Zaky. Waktu itu dia sempat minta tolong upload. Aku melihat saat Alvin dimarahi Zaky katanya yang tahu kata sandinya cuma Zaky, Angga, dan Alvin. Dia lupa kalau aku juga tahu kata sandinya. Sengaja aku pakai kode Alvin, karena dia memang berpotensi buat dijadikan pelaku. Kasihan, tapi aku nggak mau keluar GJC karena melanggar peraturan. Aku licik? Emang! Ini aku lakukan untuk singkirin Revi. Dengan begitu aku bisa menjadi yang paling utama.

20 April 2018

Aku merasa sangat bersalah. Alvin yang biasanya ceria sekarang murung. Membuat Alvin bermusuhan dengan Angga. Berjauhan dengan Revi. Dihakimi anggota GJC. Karena keegoisanku. Aku gak boleh ngakuin kesalahan. Sekali-kali mengorbankan orang demi diri sendiri nggak masalah kan? Aku selalu berkorban untuk teman-temanku yang semuanya bertopeng. Palsu! Mereka gak pernah mau temenan sama aku kalau gak ada yang bisa dimanfaatkan. Biarlah kali ini aku egois. Meskipun anak baik dan tulus berteman seperti Alvin yang aku jadikan korban.

Ternyata Anggun yang nyebar. Dia malah fitnah gue. Punya salah apa gue ke dia? Gue prihatin sama hidupnya. Papanya ingin Anggun menjadi yang paling utama. Harusnya Anggun belajar kan? Atau kalaupun gak mau pertahanin cita-cita yang dia mau. Tunjukin kalau dia bisa sukses dengan pilihannya sendiri. Bukannya malah fitnah gue dan menyingkirkan saingannya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro