Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

2. Garuda Journalistic Club (GJC)

Setelah wawancara tadi, kini kami sudah ada di studio GJC. Jika, ekstrakurikuler lain menyebut ruangannya adalah sekretariat atau yang biasa disingkat sekre. Namun, beda lagi dengan ekskur Garuda Journalistic Club yang ruangannya disebut studio. Mengapa? Karena memang ruangan ini di dalamnya ada studio radio. Selain itu, terdapat 4 komputer untuk keperluan jurnalis di sekolah.

Tentu saja sekre yang paling bagus adalah studio GJC. Ruangan ini paling luas diantara sekre yang lain, paling rapi, dan yang paling penting adalah ada wi-fi gratis yang kata sandinya hanya diketahui anak jurnalistik.

"Ga, mana hasil video wawancara tadi? Lama banget sih kalian. Kalian tahu kan 15 menit sebelum upacara beres harus udah di upload? Nanti gue dimarahin lagi sama bang Radit kalau belum di upload." Udah gue duga sebelumnya Zaky, ketua GJC memarahi kami karena terlambat.

"Ah elah Zak, sensi amat lo. Tadi Revi ngumpulin tugas anak kelasnya dulu. Jadi kita wawancaranya telat ogeb." Angga menjawab ketus, kesal karena baru datang dimarahi. Lalu, memberikan kameranya.

"Gue gak terima alasan apapun. Pokoknya ini video buruan lo edit. 10 menit harus beres. Lebih dari 10 menit konsekuensi tanggung sendiri," perintah Zaky setelah melihat video itu.

Ya, beginilah nasib punya ketua garang. Konsekuensinya itu, sekali melakukan kesalahan diberi kartu kuning. Dua kali melakukan kesalahan diberi kartu merah. Artinya seperti yang ada pada rambu lalu lintas, kuning berarti hati-hati dan merah berarti berhenti. Gue emang belum pernah buat kesalahan. Namun, perjalanan masih panjang. Tidak ada yang tau apakah nanti akan ada kesalahan lagi dilain hari. Seriusan, gue gak mau berhenti dari GJC.

Meskipun GJC termasuk ekskur terkenal. Namun anggotanya hanya sekitar 26 orang. 11 orang murid kelas 11 dan 15 orang murid kelas 10. Bukan karena sedikit peminatnya, tapi emang hanya segitu yang bertahan hingga saat ini.

SMA Garuda memiliki akun media sosial Youtube, Line, dan Instagram. Siswa yang berhak memegang akun media sosial tersebut hanya ketua GJC saja. Bahkan anak jurnalistik yang lain tidak boleh upload tanpa persetujuan ketua.

Media sosial SMA Garuda bertujuan untuk menyampaikan berita-berita di sekolah, menyebarkan video ketika ada acara sekolah, termasuk menyebarkan video hasil wawancara.

-----Journalist-----


Bel tanda istirahat pertama telah berbunyi nyaring. Itu artinya jam pelajaran Fisika sudah selesai. Padahal, gue milih masuk kelas IPS karena ingin bebas dari Fisika yang sangat memusingkan. Namun, ternyata lintas minatnya adalah Fisika dan Bahasa Jepang. Niat hati ingin menghindar, tapi apa daya tetap dipertemukan. Aih, mungkin gue emang jodoh sama Fisika.

Siang ini gue, Fikri, Tito, dan Angga lagi ngumpul di salah satu meja kantin. Kita sahabatan dari SMP. Sekarang kita beda kelas, gak setiap saat bisa ngumpul bareng. Gue masih sekelas sama Fikri di kelas 11 IPS 3, Angga kelas 11 IPA 4 dan Tito kelas 11 IPA 5. Setidaknya kita sering nyempetin kumpul bareng.

"Lo semua mau pesen apa cuy?" tanya Fikri dengan tampang seperti mau traktiran, ya semoga aja sih.

"Gue, batagor aja deh," jawab gue.

"Gue nasgor satu porsi. Jangan pake nasi," timpal Tito, yang membuat kami tidak tahan untuk menjitaknya.

"Eh ogeb, mana ada nasgor gak pake nasi," jawab Angga sambil menjitak kepalanya. Angga memang sedikit emosional. Jangan harap ada senyum dimukanya dia orangnya gak bisa diajak bercanda, terus juteknya minta ampun.

"Kampret, sakit woy." Tito mengaduh kesakitan.

"Udah deh, please. Istirahat cuma 30 menit kawan," ucap gue menengahi, sebelum ada percekcokan lain di sini.

"Ya udah, gue samain kaya lo, Fik," ucap Angga.

Fikri pun pergi untuk antre ke penjual kantin. Sambil menunggu Fikri datang tidak banyak yang kami lakukan hanya obrolan garing yang tidak terlalu penting.

"Makanan lo semua udah gue pesenin. Oh iya, kalian semua gak usah bayar," ucap Fikri yang baru saja datang ke meja yang kami tempati. Tuh kan tebakan gue bener.

"Jadian sama siapa lagi? Gebetan lo kan banyak. Oh, terus dijadiin pacar yang ke berapa? Gue lupa," tanya gue yang mengandung sindiran. Membuat Tito tergelak. Gue tahu jika Fikri traktir kita, biasanya baru jadian.

"Kampret, tau aja lu. Jadian sama Anara. Pacar gue sekarang cuma satu." Fikri merenggut kesal.

"Oh, playboy tobat nih ceritanya," timpal Angga mengejek.

"Lha, siapa bilang gue tobat?" Fikri menyeringai. "Maksud gue, satu di SMA Merah Putih, satu di SMA Pattimura, satu di SMAN 8, satu lagi di Universitas Nusantara, satu di ...."

“Stop, puyeng gue satu lo kebanyakan,” ucap gue gak habis pikir sama playboy satu ini.

Gue, Angga dan Tito hanya bisa mengembuskan napas memaklumi. Gue kira dia beneran tobat. Fikri pernah bilang 'Punya muka ganteng sama badan atletis pujaan para cewek harus dimanfaatin. Percuma ganteng badan atletis tapi, gak punya pacar nanti disangka maho. Kalau bisa banyak kenapa nggak?'. Mending sih ganteng playboy, daripada jelek playboy pula.

"Bagus deh, sering-sering aja jadian. Biar kita selalu makan gratis," ucap Tito santai.

"Wah, tumben lu bener. Kali ini gue setuju sama lu, To.” kadang Tito ada benernya juga.

"Hati-hati kena karma, tau rasa lo," ucap Angga.

Fikri hanya mengangkat bahu, tidak ambil pusing.

Beberapa saat menunggu akhirnya makanan kami datang. Baru saja mau makan batagor yang menggugah selera. Eh, ponselku berbunyi tanda ada pesan WhatsApp masuk.

Rendra 'XI IPA 1'

Vin, ada kejadian di kelas gue

Ok, gue kesana sekarang.

Sip, gue tunggu di depan kelas 11 IPA 1.

Gue mengeluh, ternyata hari ini kelas yang termasuk bagianku lagi ada kejadian yang harus dijadikan berita sekolah.

Sebagai anak jurnalistik, kami harus menyampaikan berita apapun tentang kejadian yang ada di sekolah. Maka dari itu setiap anak jurnalistik diberikan tugasnya per kelas. Jadi jika kelas yang menjadi tugas kita ada suatu kejadian maka harus segera didokumentasikan.

"Gue harus ke kelas 11 IPA 1 nih. Ya udah gue duluan," ucap gue pamit ke mereka.

"Ngapain, bro?" Angga bertanya.

"Gue harus wawancara Rendra dulu. Ada masalah mungkin di kelas 11 IPA 1."

"Oh, ok. Batagor lo boleh gue abisin, gak? He he he," tanya Tito sambil terkekeh. Porsi makan Tito memang banyak. Namun, tetap saja badannya kurus.

"Ya udah, abisin aja sono. Gue duluan ya."

Mereka pun mengangguk mengijinkan. Padahal itu batagor lagi gratisan, tapi harus ditinggalkan. Mungkin bukan rezeki. Ingin mencoba ikhlas, tapi dalam hati ngedumel juga.

Gue kebagian kelas 11 IPA 1 dan 11 IPS 2. Gue heran biasanya 11 IPA 1 itu kelas adem ayem. Bahkan selama gue ditugasin di 11 IPA 1 hanya ada dua berita. Pertama, Juara 1 kebersihan kelas. Kedua, diberikan predikat kelas teladan saat kelas 10.

Gue heran sekarang ada apa di kelas itu. Padahal lomba kebersihan antar kelas masih 1 bulan lagi. Apalagi predikat kelas teladan, biasanya dilakukan sebelum UKK semester 2.

Agak membingungkan ....

----------📷----------

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro