Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

7. Keutamaan Romadhon

Fadhilah Sholat Tarawih Malam ke-9
Seolah-olah ia menyembah Allah swt seperti kelasnya ibadah Rasulullah saw.

Fadhilah Sholat Tarawih Malam ke-10
Allah berikan rizqi kepadanya berupa kebaikan dunia dan akhirat.

🍏🍏🍏🍏🍏🍏🍏🍏🍏🍏🍏🍏🍏🍏🍏

إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ ، وَفُتِحَتْ أَبُوَابُ الجَّنَةِ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ

Artinya,
"Ketika masuk bulan Ramadlan maka syaitan-syaitan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup,"
(HR Bukhari dan Muslim).

🔷🔷🔷🔷🔷

"Gus Rahman ganteng ya, Mbak," ucap Haura begitu ia merebahkan tubuhnya ke kasur empuk begitu kami tiba di kamar.

"Hmmm," jawabku sembari melepas cadar kemudian melipatnya.

"Jadi laki-laki tadi, namanya Gus Rahman?"

"Iya Mbak."

"Nama lengkapnya?" tanyaku penasaran. Tubuhku ikut memilih rebahan seperti yang Haura lakukan sekarang.

"Hayoo Mbak Khalwa kepo nih. Naksir ya?" Haura mengubah posisinya menjadi tengkurap dengan kepala menoleh ke arahku.
Jangan lupakan bibirnya yang kini malah senyum-senyum.

"Tadi Haura lihat lo, ekspresi Mbak Khalwa waktu lihat Gus Rahman kayak terpana gitu." Tangan Haura menangkup wajahnya sendiri sembari matanya mempraktekkan tatapan lekat seakan terpana akan apa yang ia lihat saat ini.

"Ah. Mbak Haura sok tau ah, orang tadi Khalwa cuma kaget aja kok," elakku. Karena kenyataannya memang seperti itu adanya.

Aku sangat mengenal laki-laki itu sewaktu kuliah. Tapi kenapa nama panggilnya tak sama dengan laki-laki yang kukenal? Masak iya sih dia punya saudara kembar. Mirip banget gitu, batinku.

"Ehm ... masak sih? Yakin nih hanya terkejut?" Rupanya jiwa penasaran Haura tak kunjung sirna. Ia masih saja seakan tak percaya akan apa yang aku ucapkan barusan.

"Iya Mbak Haura yang manis. Beneran kok. Khalwa ke kamar mandi dulu ya," Aku bangkit dari tidurku, segera keluar kamar sebelum mendengar protesan dari Haura lagi.

"Wah ... ada bau-bau ngehindar nih, tapi jangan ya Mbak. Entar malah jadi sainganku," ucapnya begitu kakiku hampir keluar pintu. Aku hanya bisa tersenyum sembari menggeleng-gelengkan kepala.

Suasana pesantren siang ini mulai sepi. Banyak diantara santri memilih istirahat di waktu sebelum datangnya waktu Dhuhur ini.
Tapi ada juga yang masih bergelung dengan mukenahnya dan lengkap dengan Al Qur'an di tangannya. Sepertinya mereka baru usai sholat Dhuha dan dilanjutkan dengan tilawah Al Qur'an.

"Mau kemana Mbak?" tanya Maryam yang berjalan dari arah berlawanan denganku.

"Mau ke kamar mandi. Baru selesai nyucinya?" tebakku, karena Maryam hanya membawa ember kosong di tangannya.

"Iya nih, Mbak," jawabnya nyengir. Kemudian kami saling melengang menjauh, menuju tujuan kami masing-masing.

----***----

"Shodaqollahul'adhzim." Mushaf di tanganku ini lolos mengusap wajah yang kini tampak berseri.

"Dari mana kang?" tanyaku pada salah satu kang Abdi dhalem yang terlihat kelelahan.

Terbukti ia langsung merebahkan tubuhnya di sampingku yang hanya beralaskan kedua lengannya terlipat di belakang kepalanya.

Dia pun menoleh." Hehe baru selesai sapu halaman depan, Gus." Gufron yang tadinya berbaring kini ikut duduk di sampingku.

"Gimana sih Gus resepnya biar kita rajin ngaji? Saya kok malas puol bulan puasa ini mau ngaji. Pinginnya tidur terus seharian. hehe."

Kami berdua saat ini duduk di gazebo yang ada di belakang dhalem, menatap langit sore yang mulai tampak semburat jingga menghiasinya.

"Terus kamu turutin tuh keinginan kamu?" tanyaku, tanganku bergerak meletakkan kitab suci bersampul hitam ini di atas meja. Meja yang memang berada ditengah-tengah gazebo ini.

"Kalau lagi nggak ada kerjaan di dhalem ya iya, Gus." Tampak giginya ia pamerkan tanpa merasa berdosa sedikit pun. Karena memang nggak dosa kan kalau nggak tadarus di bulan Romadhon.

Cuman yah ... bakalan rugi besar lah. Kalau kita tak menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya di bulan yang penuh dengan berkah ini. Apalagi jika hanya kita lewati hari-hari dengan banyak tidur kan?
Memang sih tidur itu ibadah untuk orang yang berpuasa. Tapi ... bukankah akan lebih banyak lagi aliran pahala jika kita mau melakukan amal ibadah seringan apa pun. Seperti baca tasbih, tahmid, tahlil dan dzikir-dzikir lainnya. Karena diamnya orang puasa itu berpahala seperti orang yang bertasbih. Apalagi dzikirnya kan?

Ibadah Fardhu pahalanya berlipat-lipat, ibadah sunnah pahalanya sama dengan pahala ibadah fardhu diluar romadhon.

Jadi ... Kita akan sangat merugi jika membuang kesempatan ini dengan sia-sia. Tanpa usaha sedikit pun meningkatkan ibadah kita di bulan penuh berkah dan ampunan ini.

🍇🍇🍇🍇🍇

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِى مُنَادٍ يَا بَاغِىَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِىَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ

"Pada malam pertama bulan Ramadhan syetan-syetan dan jin-jin yang jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satu pun pintu yang terbuka dan pintu-pintu surga dibuka, tidak ada satu pun pintu yang tertutup, serta seorang penyeru menyeru: "Wahai yang mengharapkan kebaikan bersegeralah (kepada ketaatan), wahai yang mengharapkan keburukan/maksiat berhentilah". Allah memiliki hamba-hamba yang selamat dari api neraka pada setiap malam di bulan Ramadhan"


🍇🍇🍇🍇🍇

"Padahal kata Kiyai semalam, saat kultum. Syetan itu dibelenggu, kenapa tetap males ya Gus mau ibadah."

"Ya itu kamunya aja yang nuruti nafsu, Kang. Bukankah dalam diri kita juga ada nafsu yang harus kita lawan. Agar tak malas untuk melakukan ibadah."

"Iya juga ya Gus. Saya kok jadi lupain nafsu yang ngajak saya tidur terus. hehe" Kami berdua terkekeh.

Ada-ada saja laki-laki satu di sampingku ini. Mau-maunya ia tidur sama nafsu. Apakah begini nasib seorang jomblo?

Aku hanya bisa menggelengkan kepala beberapa kali atas ucapan Gufron dan juga pikiran konyolku barusan.

"Kamu tau nggak. Obat ampuh biar kita nggak males melakukan ibadah atau kebaikan lainnya?" tanyaku setelah keheningan mendera diantara kami.

Tampak ia menggelengkan kepala.

"Kematian." Jeda

"Kalau kita ingat akan mati. Maka akan muncul semangat untuk menumpuk pahala sebagai bekal di akhirat nanti. Caranya ya itu, mempebanyak amal ibadah lillahita'ala."

"Iya ya ...
Bener jenengan, Gus."

"Jazakallah Khoir, Gus. Udah ingetin saya. In syaa Allah setelah ini saya akan berusaha lebih giat lagi ibadahnya. Terutama di bulan penuh berkah ini."

"Aamiin. Iya sama-sama, Kang. Ayo kalau mau tadarrus. Kita sama-sama di sini sekarang. Bukankah usaha itu lebih cepat lebih baik untuk di laksanakan sebelum nafsumu ngajak kelon lagi," ajakku secara langsung menyemangatinya dan sama-sama terkekeh setelahnya.

Gufron menatapku penuh arti kemudian mengangguk dengan antusias. Tanpa menunggu waktu lagi. Ia turun dari gazebo, meninggalkanku sendiri. Menarik langkahnya menuju kamar mandi, guna berwudhu'.

Ada rasa bahagia tersendiri saat kita berhasil mengajak seseorang untuk melakukan kebaikan. Begitulah hatiku saat ini, merasa senang.😊

9 Romadhon 1440 H
13 Mei 2019 M

Tonton yuk sejenak.
"Seandainya manusia tau keuataman Romadhon"
suntikan semangat untuk kita menjalani Bulan Yang Mulia ini 😊





Semoga bermanfaat ya.
Jangan lupa Vote dan komentarnya 😊

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro