Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

7. Sayang

Nara masih memikirkan batapa anehnya pria ganteng ini. Bagaimana tidak, ia tak tahu namanya sendiri. Ia bahkan tak tahu asalnya sendiri. Dari bahasanya ia berasal dari Korea tapi tak ada yang tahu entah Korea selatan entah Korea Utara. Sekali lagi Nara meminta pria itu bercerita, katanya ia  sudah berada di tengah lautan ketika sadar. Ia mencoba berenang ke pantai dan akhirnya terdampar di negeri orang dengan keadaan tak ingat apapun.

"Kau tak ingat apapun? Kalau begitu, kamu aku beri nama!" kata Nara tegas.

Ting...

"Apa itu nama?" jawab pria itu.

"Benar-benar amnesia akut!" Nara menggelengkan kepalanya.

Nara menjelaskan bahwa nama itu adalah sebuah panggilan. Nara mencontohkan dirinya yang bernama Nara dan adiknya bernama Yona. Setelahnya Nara memikirkan panggilan yang tepat untuk pria ganteng ini.

Nara memikirkan sebuah nama yang familiar dan lucu agar pria ini tidak kaku selama tinggal di rumahnya. Ia memikirkan nama mulai dari Surip, Sakti, Ribut, Ojak, Ojek, Budiman, Tulus dan lainnya menurutnya kurang cocok. Tak lama Yona memberikan saran nama yang tepat untuk pria ini mulai dari Rafi, Iqbal, Jefri, Ruben, Billy, Rangga, Dilan namun tak ada yang cocok dengan dirinya.

"Oke aku ada ide," kata Nara bersemangat.

"Apa?" tanya Yona.

"Mulai sekarang kita panggil saja dia Sayang," kata Nara dengan senyuman smirk-nya.

"Hah, sayang? Berarti aku memanggil dia dengan sebutan sayang juga?" tanya Yona.

"Iya benar! Sayang, S-A-Y-A-N-G." Nara memenggal sesuai hurufnya.

"Ah, aku enggak mau! Aku enggak mau memanggilnya Sayang. Kayak pacaran dong!" protes Yona.

"Yona, kamu harus setuju. Aku mau nama dia Sayang. Supaya terlihat sedikit unik," kata Nara.

"Supaya terlihat unik, atau supaya Kakak tidak terlihat seperti seorang jomblo?" protes Nara.

Ting...

"Apa itu jomblo!" tiba-tiba pria itu memotong pembicaran mereka.

Nara berpaling pada pria itu. "Kamu jangan ikut campur!" jawab Nara sengit.

"Aku bilang, apa jomblo itu!" pria itu seperti bersikeras ingin tahu apa arti jomlo.

"Jomblo itu artinya menarik," jawab Nara asal.

"Oke terima kasih, kamu memang jomblo!" kata pria itu.

"Sial, aku dikatai jomblo, gelar yang sangat menyebalkan," umpat Nara.

Nara langsung mengurut pelipisnya. Mengapa ada pria seaneh ini? Sudahlah hilang ingatan dan dia juga selalu banyak ingin tahu. Terkadang ingin marah tapi tak pernah bisa. Nara pun terkekeh sendiri ketika pria itu menyebut dirinya jomlo.

Kembali lagi pada panggilan Sayang, Nara bersikeras pada Yona supaya nama panggilan pria ganteng ini tetap Sayang. Tidak ada yang bisa menghalangi Nara sebab Nara adalah bos di rumah ini.

"Huh, terserah Kakak saja deh, aku ikut saja," jawab Yona pasrah.

"Oke sekarang kita ajari dia menyebut nama, kau simak ya!" Nara mulai memperagakan perkenalan diri.

Pria itu mengangguk, ia mulai mengerti pembicaraan Nara melalui ponsel baru yang diberikan Nara.

"Eh Yona, Kamu mau dipanggil apa olehnya?" tanya Nara pada Yona.

"Panggil Nona saja, memangnya kenapa?" Yona kembali bertanya.

"Sudah, kamu tenang saja, sekarang aku mau mengajarinya cara memangil orang dan panggilan untuk dirinya. Sebab pria ini mengalami amnesia akut!," kata Nara.

"Sayang," Nara menunjuk dada pria itu.

"Nona," Nara menunjuk Yona.

"Boss!" Nara menunjuk dirinya.

"Kakak, kenapa panggilan Kakak menjadi Boss!" protes Yona.

"Kamu tenang saja Yona, aku memang boss di rumah ini!" kilah Nara.

"Kalau begitu, aku mau di panggil yang mulia," protes Yona kembali.

"Sudahlah Yona, tidak ada pergantian nama," sanggah Nara.

Ting...

"Tak apa, aku mau mencobanya," jawab pria yang sekarang namanya adalah Sayang.

"Boss, Nona, Sayang," Sayang menunjuk Nara, Yona dan dirinya.

Yona menyaksikan adegan lucu menjadi tertawa. Sungguh aneh rasanya jika pria asing itu memiliki nama baru yaitu Sayang. Sebab, julukan Sayang itu sangat susah didapat. Bukankah seharusnya menjadi kekasih seseorang dahulu barulah nama Sayang itu melekat dengan sendirinya? Terkadang Yona merasa kakaknya yang teramat serius itu ternyata bisa membuat suasana menjadi lucu.

"Coba kamu ulang sekali lagi Sayang, aku ingin mendengarnya!" perinta Nara.

"Bos, Nona, Sayang, hahaha," Sayang mengulanginya lagi.

Sayang terlihat tertawa karena senang. Sayang memiliki mata yang cukup besar jika dibandingkan orang Korea lainnya. Hidungnya juga mancung, sepertinya Sayang memang bukan orang sembarangan, ia seperti seorang seniman. Nara juga menilai Sayang seorang seniman adalah dari tato lengan bagian sikunya tato itu bergambar Naga. Juga ada tato tulisan Korea di pergelangan tangannya.

Nara menunjuk tatonya, yang memberikan isyarat "itu apa?" Sayang justru tak mengerti dan menggelengkan kepalanya. Sayang memang sudah amnesia parah, sungguh kasihan.

Ting..

"Sayang, tidak gratis tinggal di rumahku. Kamu harus mengerjakan sesuatu," kata Nara yang diterjemahkan aplikasi penerjemaah.

Ting...

"Apa itu gratis?" jawab Sayang.

"Sudah lah, susah sekali menjelaskannya padamu," jawab Nara.

"Oke, aku mau menonton televisi," kata Sayang sambil duduk di sofa ruang tengah.

"Hey Sayang!" pekik Nara.

"Kamu jangan seenaknya, kamu harus kerja di rumahku!" kata Nara dengan wajah serius.

"Apa itu kerja?" Sayang bertanya, ia sepertinya banyak sekali tidak mengerti kosakata.

Nara pun menjelaskan arti kerja. Nara menjelaskan apa saja yang harus dikerjakan oleh Sayang. Mulai dari membereskan rumah, memotong rumput, memperbaiki atap bocor, menyiram tanaman dan pekerjaan rumah tangga lainnya yang bisa dikerjakan laki-laki.

Sayang menyanggupi permintaan Nara dan mulai hari ini ia mengerjakan pekerjaan rumah karena Sayang tinggal di rumahnya. Sayang juga harus membantu Yona menyiapkan makanan.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro