Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Mundur Teratur

Jam kuliah selesai Kia membereskan buku bukunya lalu berjalan keluar ruangan. Kia berjalan menuju lorong kelas di sana sudah ada Nia dan Intan yang berdiri menunggui kedatangan Kia. Nia melambaikan tangan sementara Intan hanya melihatnya sembari tersenyum.

"Kia..." panggil keduanya bersmaan.

Kia bergerak pelan menghampiri kedua sahabatnya lalu meminta maaf kepadanya.

"Sorry lama" sahut Kia.

"Santai aja kali Ki..."sahut Niasembari terkekeh.

"By the way makan somay didepan yok?" ajak Intan sembari menunjuk kearah penjual somay di depan kampus.

"Ayok.... mumpung laki gue belom datang" jawab Kia sembari berjalan ke arah tukang somay keliling.

Kia menyapa ramah penjual somay langganannya itu "Siang mang" ucap Kia sembari tersenyum.

Laki laki paruh baya penjual somay itu pun menoleh dan melempar senyum kepada Kia "Siang non... mau beli somay mamang?" tanya ramah.

"Antrinya masih banyak ya mang?" tanya Nia sembari melirik kanan dan kiri.

"Tinggal dua orang lagi non"jawab si penjual somay.

"Kalau gitu kita pesen tiga ya mang kayak biasanya... kita tunggu di bangku sana" ucap Kia sembari menunjuk bangku kosong.

"Siap atuh neng" ucap mang Kus sembari mengacungkan jempol.

Kia, Intan dan Nia duduk di bangku taman kampus sembari mengobrol santai tak lama kemudian mang Kus datang membawa pesanan somay milik mereka bertiga. Dengan sopan lelaki paruh baya tersebut mengangsurkan piring piring yang ia bawa. Sebuah piring berisi somay dengan kol dan pare ia angsurkan kepada Nia, piring selanjutnya siomay tanpa kol dan tidak pedas ia sodorkan kepada Intan dan piring terakhir sepiring somay dengan kol tanpa pare ia berikan kepada Kia.

"Terimakasih mang Kus... " ucap ketiganya bersamaan.

"Sama sama non" ucap Mang Kus berlalu pergi.

Hampir satu jam setengah mereka bertiga makan siomay sembari mengobrol. Hingga sebuah getar ponsel menyudahi obrolan mereka.

Drrrt Drrrrt

Kiaa memberi isyarat kepada kedua sahabatnya dengan meletakkan jari telunjuk di depan bibirnya lalu menggeser tombol gulir warna hijau.

"Halo mas" sapa Kia lembut.

"Halo sayang kamu sudah pulang belum?" tanya Ken dari seberang sana.

"Belum mas, ini masih makan somay sembari ngobrol sama Nia dan Intan kok..."

"Oke aku jemput ya... kamu tunggu di sana sebentar"

"Iya mas... aku tunggu"

"Love you"

"Love you too" sahut Kia sembari mematikan panggilan.

"Sudah mau dijemput ya?" tanya Nia.

Kia mengangguk pelan sembari tersenyum melihat wajah masam kedua sahabatnya. "Gue janji nanti kita jalan jalan bareng lagi... terus nongkrong sembari curhat cuhat lain waktu" ucap Kia yang merubah wajah masam kedua sahabatnya menjadi berbinar.

Ken membereskan meja kerjanya lantas mencari keberadaan Satya yang ternyata sedang berada di lorong menggoda mahasiswa yang magang yang lewat.

"Woy... ngapain di situ?" seru Ken dari kejauhan.

Satya pun segera berjalan mendekati Ken, dengan wajah tanpa dosa Satya menyengir kuda di depan Ken.

"Apaan sih Ken? ganggu aja"

"Lo ngapain sih godain mahasiswa magang segala... ish kurang kerjaan"

"Hehehe gue cuma iseng aja Ken... siapa tahu ada yang kecantol sama gue" jawab Satya tanpa malu.

"Ckk... kebiasaan, gue mau pulang duluan. Laporan laporan kirim aja ke gue"

"Ngapain jam segini pulang? mau minta jatah?"

"Iya lah... punya istri" ejek Ken.

"Sana pulang... kalau kelamaan di sini pasti ujung ujungnya ngejek gue" cibir Satya.

"Wah kurang akhlak lo... Berani lo usir gue, awas aja!" ucap Ken dengan nada mengancam.

"Ampun... pak boss" ucap Satya sembari berlari ke ruangannya.

Ken segera melangkahkan kakk menuju lantai basmen tempat ia memarkir mobil. Lantas segera melajukan mobil menuju kampus sang istri.

Selang beberapa menit seorang pria tampan berjas berjalan mengahampiri mereka bertiga. Pria tersebut tersenyum manis lalu menyapa Nia dan Intan dengan ramah.

"Hai Tan... Ni..." sapanya sembari melempar senyum manis yang memabukkan.

"Hai Ken... mau ajak pulang Kia sekarang?" tanya Nia.

"Hemm ya... sudah sore juga kan" sahutnya.

"Guys gue duluan ya" pamit Kia sembari cipika cipiki seperti kebiasaan kebanyakan orang ketika ketemu atau berpamitan dengan sahabat atau keluarganya.

"Hati hati di jalan" seru Nia sembari melambaikan tangan.

Ken menggandeng lengan sang istri menyusuri lorong menuju tempat parkir mobilnya.

"Ken junior tidak nakal kan hari ini?" tanya Ken sembari mengusap perut Kia singkat.

"Tidak kok mas... dia anteng"

"Syukurlah... anak papa memang pintar"

"Tapi semenjak hamil ini aku merasa gampang lelah mas" adu Kia.

Sementara seseorang laki laki yang tak sengaja mendengarnya pun dengan reflek berseru karena kaget.

"Hamil?" Seru Adit memastikan apa yang ia dengar adalah benar.

Kia dan Ken pun menoleh melihat ke arah suara. Ken dengan reflek memeluk pinggang sang istri erat. Sementara Kia hanya tersenyum menanggapi ucapan Adit. Mereka berdua lantas membalikkan tubuh menghadap Adit yang berada di belakangnya.

"Iya... kenapa? ada masalah?" tanya Ken ketus.

"Ti-ti-dak selamat" ucap Adit kemudian sembari mengulurkan tangannya ke depan Ken.

Meski ada sesuatu di dalam hatinya yang sakit kali ini Adit memaksakan sebuah senyuman. Dengan senang hati Ken menerima uluran tangan Adit kemudian mereka berjabat tangan. Ken juga tersenyum membalas senyuman Adit.

"Terimakasih ya" jawab Ken sembari tersenyum.

"Hemm.. kalau begitu gue permisi" jawab Adit sambil berlalu pergi.

Laki laki berkemeja kotak kotak itu pun melangkah pergi, dari kejauhan langkahnya terlihat tergesa.

Ken dan Kia saling berpandangan, mereka lantas tertawa bersama. "Mundur teratur" sahut Ken sembari terkekeh.

"Hemm... syukurlah kalau begitu ayo pulang mas" ajak Kia sedikit menarik lengan sang suami.

"ayok..." sahut Ken sembari berjalan merangkul pundak Kia.

Ken buru buru berlari membukakan pintu untuk sang istri dan segera masuk ke dalam mobil. Dengan perlahan Ken menginjak pedal gas melajukan mobil meninggalkan area universitas.

"Mau mampir dulu sayang?" tanya Ken lembut.

"Emm gapapa emang?" tanya Kia menoleh kearah sang suami.

"Tentu saja.. kamu mengingankan sesuatu sayang?" Ken meraih tangan Kia lalu mengecupnya.

"Pengen makan donis mas"

"Oke kita beli..."

"Tapi jauh tempatnya..."

"Gapapa sayang..."

Ken memutar balik mobilnya menuju ke alamat yang telah diintrupsikan sang Istri. Sebuah toko donat yang terletak di ujung ibu kota, maklum saja toko donat ini baru dan sedang terkenal mangkanya Kia sampai penasaran ingin membelinya.

Kia menunjuk beberapa donat brownies dengan segala toping yang lucu, lalu berjalan ke arah deretan Mardon (martabak donat) yang juga menjadi salah satu menu andalan di toko ini.

"Sudah? ini saja sayang?" tanya Ken yang membawa nampan berisi beberapa donat.

"Sudah mas... ayo ke kasir" ajak Kia.

Setelah membayar donat Ken menggandeng Kia keluar toko menuju tempat parkir mobil.

"Mumpung masih di luar ada tidak yang ingin kamu beli?"

"Um... pengen rujak sih mas tapi jam segini masih ada gak ya?"

"Kita cari dulu sayang... semoga saja masih"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro