Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Kabar Bahagia Part 2

Usai keluar dari ruang periksa Ken berpamitan kepada sang ibu untuk membawa istrinya pulang ke apartemen.

"Mi, kita balik ke apartemen sekarang ya.. salam buat papi kalau sudah pulang" ucap Ken kepada sang ibu.

"Gak nungguin papi kalian dulu?"

"Gak lah mi, kasihan Kia biar dia langsung istirahat"

"Oh ya sudah kalau gitu.... kabari mama dan papa mertuamu segera Ken sampaikan kabar bahagia ini kepada mereka"

"Pasti mi..."

"Jaga Kia baik baik ya, jadi suami harus peka.. nanti malam mami berkunjung ke apartemen kalian sama papi"

"Siap mi..." ucap Ken sembari menempelkan telapak tangan dengan posisi miring ke pelipis seperti sedang memberi hormat.

"Baiklah mami ke butik dulu kalau gitu"

"Oke mi... hati hati di jalan"

Ken menggandeng Kia menuju tempat parkir mobil, melajukan mobil dengan kecepatan sedang menuju apartemen mereka.

"Sayang mau langsung atau mampir dulu?"

"Kita mampir dulu ya mas"

"Kemana sayang?"

"Beli susu hamil mas... ke mini market yang deket apartemen saja ya"

"Yang di depan apartemen itu sayang?"

"Iya mas"

"Oke deh..."

Sesampainya di depan lobi apartemen ken meminta bantuan scurity untuk memarkirkan mobilnya di lantai basment sementara dirinya dan sang istri menuju mini market yang terletak tepat di depan apartemen.

"Pak Adam... boleh saya minta tolong sebentar?" ucap Ken sopan.

"Boleh tuan ada apa?"

"Pak tolong parkirkan mobil saya di tempat parkir saya ya... saya mau ke mini market dulu"

"Baik pak..."

Ken mengambil sebuah keranjang lalu mengikuti kemana langkah sang istri pergi.

"Mas kira kira enak yang mana ya?" tanya Kia sembari menunjukkan beberapa varian rasa.

"Terserah kamu saja sayang... yang menurut kamu enak saja, tapi saranku jangan yang vanilla kalau kamu masih sering muntah gini"

"Ah iya kamu benar..."

Kia mengambil beberapa box susu dengan varian berbeda beda dan meninggal varian vanilla sesuai saran sang suami.

"Aku beli beberapa varian biar aku bisa coba enak yang mana mas..."

"Ya gapapa coba aja biar tahu rasanya..."

"Iyaa mas... udah yuk aku capek"

"Oke sayang..."

Mereka mengantri di kasir karena kebetulan saat itu lumayan ramai, Ken meminta Kia menunggu di bangku yang tersedia di depan mini market karena tak tega membiarkan sang istri berdiri terlalu lama.

"Kamu tunggu di luar saja sayang, tuh duduk saja di bangku depan biar gak capek"

"Iya mas" Kia pun berjalan menuju depan toko dan duduk di sana.

Selang beberapa waktu Ken datang membawa sekantong belanjaan lalu menggandeng sang istri menuju lobi.

"Tuan muda ini kunci mobilnya" kata pak Adam sembari menyodorkan sebuah kunci.

"Oh iya pak... terimakasih" Ken mengeluarkan dua lembar uang lima puluh ribuan lantas memberikannya kepada pak Adam.

"Ini pak mohon diterima"

"Terimakasih banyak tuan"

"Sama sama pak..."

Mereka lantas melanjutkan perjalanannya menuju lift yang akan membawa mereka menuju unit apartemen mereka.

***

Malam ini apartemen yang biasanya sepi berubah menjadi ramai karena keluarga banyak yang datang untuk memberi ucapan selamat kepada Kia dan Ken.

"Sayang selamat ya.... mama bahagia sekali. Akhirnya mama punya cucu juga" ucap Ranti kepada sang putri.

"Ma... makasih ya ini semua berkat doa mama dan papa juga..." ucap Kia sembari mendekap tubuh sang ibu.

"Jeng... kita sebentar lagi punya cucu, kita bisa jalan jalan berdua sembari menjaga cucu kita" ucap Ranti kepada Linda.

"Tentu saja jeng, biar mereka yang julid pada iri sama kita"

"Hemm iya benar itu jeng..."

"Oiya sebaiknya kita mulai siapin acara empat bulanan jeng..."

"Hemm... iya benar jeng kita undang semua kerabat dan juga teman teman kita" ucap Ranti antusias.

"Ma jangan buru buru... nanti saja, toh empat bulanan kan masih lama. Pamali ma" ucap Kia mengingatkan sang ibu.

"Iya ma... mi Kia bener, sebaiknya nanti saja kita siapkan acaranya kalau sudah mendekati...."

"Oh iya ya.... maaf ya sayang habisnya mami dan mama kamu bahagia sekali gak sabaran gitu iya kan jeng" ucap Linda meminta dukungan Ranti.

"Iyaa benar.. maafkan mama ya soalnya kami kelewat bahagia"

"Iya ma... mi gapapa kok kami tau kalian pasti bahagia sekali saat ini"

"Tentu saja sayang..."

Dari luar kamar Faris berteriak memanggil Linda mengajaknya untuk segera pulang karena sudah malam.

"Mi...." teriak Faris dari luar ruangan.

"Iya mas... ada apa?" tanya Linda sembari berjalan mendekat.

"Ayo kita pamit, ini sudah malam biarkan menantu kita beristirahat" ucap Faris kepada sang istri.

"Bentar lagi ya pi... biar jam sepuluh pas dulu deh" tawar Linda.

"Mi... mami lupa dengan lingerie dan rencana kita malam ini?" bisik Faris yang membuat wajah Linda merona.

"um... baiklah kita pulang sekarang..."

Linda berjalan masuk ke dalam kamar lagi di ikuti Faris di belakangnya kemudian pamit pulang kepada Ken dan juga Kia.

"Sayang... Mami sama papi pamit pulang dulu ya" pamit Linda lembut.

"Iya mi pi... hati hati di jalan ya" ucap Kia lembut.

"Iya sayang..."

"Jeng kami pulang duluan ya" ucap Linda kepada Ranti.

"Heemm iya jeng... sayang kalau gitu mama juga pamit pulang dulu ya..."

"Ah iya ma... hati hati dijalan, salam untuk papa"

"Iya sayang..."

Ken mengantar sang mertua dan kedua orang tuanya hingga di depan pintu unit apartemen. Sementara Kia memilih mencuci muka dan mengganti pakaiannya.

***

Ken menyingkap gaun tidur sang istri hingga ke perut. Menaruh tangannya di atas perut sang istri lantas memberikan sapuan sapuan lembut di sana.

"Hai sayang... kamu sedang apa di dalam sana? sudah bobok kah?"

"Aku lagi bobok papa" jawab Kia meniru suara anak kecil sembari terkekeh.

"Cepat tumbuh besar ya sayang... papa dan mama sudah tidak sabar nungguin kamu"

"Iyaa papa" sahut Kia.

"Sayang... jadi aku puasanya sampai kapan?"

"Kurang tahu mas... nanti kita konsultasi lagi ya ke dokter"

"Hemm.. kalau lama lama aku takut gak tahan"

"Sabar dong mas... bentar aja kok"

"Iya sayang..."

Ken memiringkan tubuhnya menghadap Kia lantas meraih tubuh mungil itu dan membawa ke dalam dekapannya.

"Trus kuliah kamu gimana sayang?"

"Kayaknya aman aman aja deh mas... asal aku hati hati saja"

"Kalau misal kamu cuti dulu gapapa sayang nanti di lanjut kalau kamu sudah melahirkan..."

"Cutinya nanti saja deh mas aku habisin dulu satu semester baru nanti aku cuti..."

"Ya sudah kalau itu mau kamu yang penting hati hati saja ya, jangan terlalu kecapean" ucap Ken sembari mengusap usap punggung Kia.

Ken mendekatkan bibirnya ke kepala Kia mendaratkan sebuah kecupan di kening sang istri dengan lembut membuat Kia reflek memejamkan mata menikmati sapuan lembut bibir sang suami.

"Tidurlah sayang... kamu pasti capek kan seharian menyambut banyak tamu yang datang"

"Iya mas... ayo kita tidur" ucap Kia sembari menelusupkan wajahnya di dada bidang sang suami.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro