Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Kabar Bahagia

Ken meminta sang istri untuk segera memeriksa hasil tespacknya.

"sayang buruan cek.... gimana hasilnya aku penasaran ini" ujar Ken yang terlihat tidak sabaran.

"bentar dong mas... sabar" desis Kia sembari bergerak mengambil tespacknya.

"Apa hasilnya?"

"engga ada mas... gak kelihatan"

"ish masak sih... coba cek lagi"

"satu garis mas"

"ahh masak sih... padahal aku yakin kamu hamil loh sayang"

"lihat saja sendiri kalau gak percaya"

"udah ahh... berarti belum rejeki kita sayang" ucap Ken dengan pasrah sebelum melihat hasilnya secara langsung.

"terus mami gimana mas?"

"gapapa biar aku urus nanti... sini hasilnya biar mami lihat sendiri saja"

Ken berjalan sembari menggandeng sang itri keluar dari kamar mandi, ia mengangsurkan sebuah benda pipih kepada sang ibu sebelum sang ibu mulai bertanya dan semakin membuat sang iatri tertekan.

"nih" ucap Ken kepada sang mami dengan wajah lesunya.

Linda mengamati hasil tespack tersebut dengan seksama lantas memeluk sang menantu dengan sayang.

"aaa... terimakasih sayang..." pekik Linda kegirangan.

Ken dan Kia saling berpandangan, ia tak mengerti dengan apa maksud sang ibu.

"Kenapa mi?"

"ish kalian ini bagaimana sih... mami kan seneng" ucap Linda memukul gemas lengan sang putra.

"hah bahagia? maksudnya??"

"ckk kamu ini benar benar papan setrikaan ya Ken.. uda datar gak peka lagi"

"kok malah ngatain Ken sih mi"

"astaga memangnya kamu tidak lihat hasilnya?"

Ken menggeleng pelan karena ia memang lah tak melihat hasil tespack secara langsung.

"pantas saja... kamu bakal jadi ayah Ken... dan mami bakal jadi cucu" pekik Linda bahagia.

"APA?" teriak Kia dan Ken bersamaan.

Kia yang masih tidak percaya pun mengamati sekali lagi hasil tespacknya dengan teliti dan benar saja ia menemulan sebuah garis merah namun samar di sana.

"mas... ada garis satu lagi tapi samar" pekik Kia.

"beneran sayang?"

"hemmm"

"Alhamdulillah... akhirnya aku jadi ayah" pekik Ken bahagia.

"untuk memastikan lebih baik kita besok ke dokter kandungan saja" ucap Linda memberi saran.

"iya mi besok kita ke dokter saja supaya lebih jelas" ucap Ken menyetujui.

"baiklah sekarang kamu istirahat lagi saja sayang... ini masih jam tiga, mami juga mau kembali ke kamar"

"iya mi"

Linda pergi dari kamar Ken dengan hati yang sangat bahagia, keinginannya memiliki seorang cucu akhirnya terwujud juga.

"aku bahagia sekali..." ucap Linda sembari tersenyum kecil.

"akhirnya yang aku tunggu tunggu datang juga... aku akan punya cucu" pekiknya di dalam hati.

Linda tak sabar menanti hari esok, ia ingin segera membawa Kia pergi ke dokter untuk mengetahui kondisi calon cucunya,

***

Mulai saat itu Ken menjadi over protektif dan lebih perhatian dengan Kia. Seperti pagi ini misalnya, ia memarahi Kia karena Kia tidak mau sarapan.

"sayang ayo sarapan dulu"

"aku gak lapar mas"

"Sayang... kamu gak boleh gitu dong ada anak kita di dalam sana yang juga butuh makanan" ucap Ken dengan nada yang agak meninggi.

"Mas kamu kok gitu sih... kamu kok jadi bentak aku" ucap Kia sembari menitukan air mata.

Ken yang melihat sang istri menangis pun merasa bersalah. Ia meletakkan makanan di atas nakas lantas meraih tubuh mungil sang istri dan meminta maaf.

"sayang... maafin aku ya... aku gak ada niatan buat bentak bentak kamu. Aku cuma takut kamu dan anak kita kenapa napa kalau tidak makan"

Sementara Kia tetaplah menangis dan tak mau diam meskipun Ken sudah meminta maaf. Linda yang baru saja masuk ke dalam kamar Ken pun mencoba menenangkan Kia dan menasehati sang putra.

"sayang kamu kenapa nangis?" tanya Linda khawatir.

"mi... tadi aku gak sengaja nyuruh Kia makan tapi suaraku kenceng... Alhasil dia nangis ngira aku bentak dia" ucap Ken jujur.

"Oh ya ampun... sayang, sudah ya jangan nangis lagi. Ken gak sengaja kok sayang, kamu jangan nangis lagi ya"

"Kia udah maafin mas Ken mi... cuma gak tahu kenapa Kia pengen banget nangis" ucap Kia jujur.

Ken dan Linda saling berpandangan lantas menghembuskan nafas lega. Ken langsung berhambur memeluk sang istri lagi lantas menghujani wajah sang istri dengan kecupan kecupan kecil yang membuatnya menghentikan tangisnya.

"Ishh geli mas.. stop" ucap Kia yang menghentikan aktifitas Ken.

"Ya sudah ayo buruan siap siap... mami sudah bikin janji sama dokter Vania untuk periksa kandungan Kia"

"oke mi" ucap Ken sembari mengacungkan jempolnya.

"mami tunghu di bawah ya..."

Linda menunggu Kia dan Ken bersiap siap, ia duduk di sofa sembari menyeruput teh jasmine kesukaannya sembari mengecek beberapa pekerjaannya dari sebuah macbook.

"Sayang ayo buruan" seru Ken tidak sabaran.

"bentar dong mas sabar..."

"kamu kok lama banget ngapain aja sih?"

"gapapa aku lagi nyari baju yang cocok aja..."

"Astaga... kita mau ke dokter bukan ke kondangan kali yang jadi gak perlu ribet juga..."

"iya iya..."

Usai berganti pakaian dan merapikan riasan wajahnya Kia mengajak Ken untuk turun.

"aku udah siap nih... ayo turun" ajak Kia sembari bergelayut manja.

"kamu cantik sekali sayang" bisik Ken sembari mengecup kening sang istri.

"receh deh kamu mas... ayo"

"ayo..."

Ken merangkul pinggang sang istri mesra berjalan menuruni anak tangga menuju ke lantai bawah.

"mi ayo kita berangkat..."

"ayo..."

Ken melajukan mobilnya menuju ke rumah sakit yang sudah ditunjuk oleh sang ibu. Lantas menuju resepsionis untuk mencari ruangan dokter Vania.

"permisi mbak... ruang dokter Vania sebelah mana ya?"

"bapak lurus saja lantas belok ke kiri nah di sebelah kanan pojok adalah ruangan dokter Vania"

"terimakasih ya mbak..."

Ken menggandeng sang istri menuju ruangan dokter Vania yang langsung di persilahkan masuk oleh seorang suster. Linda ternyata sudah berada di dalam ruangan tersebut lebih dulu.

"mami... kenapa nyampek sini duluan.."

"kan mami sudah hafal ruangannya" ucap Linda terkekeh.

"ckk mami curang gak kasih tahu Ken duluan..."

"baiklah mari kita mulai" ucap seorang dokter Vania.

"mari bu silahkan berbaring di sini..." ucap seorang suster memberi intrupsi.

Suster tersebut menyelimuti Kia sebatas paha lantas meminta ijin untuk  menyingkap dress ke atas. Ia memberikan gel keperut Kia lantas mengarahkan sebuah alat ke atas permukaannya.

"Silahkan menghadap ke arah layar monitor ya..." ucap Dokter Vania memberi intrupsi.

"nah ini adalah kantung yang nantinya akan ditempati oleh si calon bayi ya... masih belom terlihat ya karena baru berumur dua minggu.. tapi ke adaannya cukup bagus... hanya saja di kehamilan muda ini sangat renta untuk itu tolong jangan beraktifitas terlalu berat... di jaga pola makannya, minum vitamin yang nanti saya berikan secara rutin dan juga minum susu ibu hamil ya bu"

Ken mengecup punggung tangan sang istri dan mengangguk pelan pertanda mengerti apa yang di ucapkan oleh dokter Vania,



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro