Bukan Untukku
"Mengapa kak Ken masih menyimpan fotonya... bukan foto ku" ucap Kia lirih sembari berbaring diranjang Kamar yang telah lama tak ia tempati.
"ckkk.... jangan bermimpi Ki... sadarlah " ucap Kia sembari terisak.
"Apakah dia alasan kak Ken tidak cinta denganku " ucap Kia dalam tangisnya.
Kia menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya perlahan mengusap air mata yang kini telah jatuh dipipinya. Hatinya memanas mengetahui sang suami menyimpan foto wanita lain.
Mau marah rasanya juga tak bisa mengingat hubungan mereka terjadi karena sebuah perjodohan saja. Kia berusaha sekuat tenaga untuk menguatkan hatinya untuk menerima kenyataan bahwa cinta suaminya memanglah bukan untuknya.
Flashback on
Kia berinisiatif membersihkan ruang kerja sang suami setelah menyelesaikan seluruh pekerjaan rumahnya. Ia menyapu dan membersihkan debu debu yang berada di bufet kecil dan juga rak buku. Ia merapikan dan menata ruangan kerja sang suami menjadi lebih nyaman dan enak dipandang mata. Tangannya terulur membuka laci meja kerja sang suami yang terlihat agak berantakan Kia mengeluarkan semua isi laci kemudian menatanya ulang dan memasukkannya kembali. Tanpa sengaja beberapa foto jatuh kelantai dengan sigap Kia mengambilnya lalu melihatnya. Tangan Kia gemetar matanya terasa panas melihat sebuah foto yang menampilkan seorang wanita cantik berhijab yang sedang tersenyum, sedang foto yang lain menampilkan pose pose mesra wanita tersebut dengan sang suami. Air mata Kia lolos begitu saja usai melihat foto tersebut dan kata kata yang tertera dibelkang foto tersebut. "Cintaku hanya untukmu selamanya Kenan ♡ Mayrra" . Dengan cepat Kia merapikan kembali foto foto tersebut lalu menyimpannya didalam laci. Dengan tubuh yang masih gemetar Kia melangkahkan kaki keluar ruangan tersebut. Masuk kedalam kamarnya lalu berganti pakaian dan meraih sling bag dan ponsel miliknya.
"Jadi ini kek balasan atas apa yang aku perbuat padanya..."
"cintanya bukan untukku kek... bukan untukku" jerit Kia didalam hatinya.
"pantas saja dia tak pernah bersifat manis terhadapku... pantas saja dia tak pernah mencintaiku... ternyata ini alasannya" ucap Kia didalam hati sembari menahan air matanya agar tak terjatuh.
Kia memesan sebuah taxi online menuju ke makam sang kakek sebelum akhirnya ia memutuskan pulang kerumah orang tuanya. Tak lupa ia berpamitan kepada sang suami untuk menginap sehari dirumah kedua orang tuanya dengan alasan rindu tentu saja Ken langsung menyetujuinya.
Flashback off
"Sayang... ada Ken dibawah... nungguin kamu" teriak sang mama dari balik pintu kamar Kia.
"I... iya ma... tunggu sebentar Kia mau pup dulu" Ucap Kia berbohong.
Setelah beberapa menit berada didalam kamar mandi untuk mencuci muka dan menenangkan hatinya Kia memutuskan keluar dan betapa terkejutnya ia melihat Kenan sudah berada didalam kamarnya.
"Kak... kenapa disini... " tanya Kia yang membuat Kenan mengernyitkan dahinya.
"Apa aku tidak boleh masuk kekamar istriku? " tanya Ken sembari berjalan menghampiri Kia.
"ti... tidak bukan begitu maksudku kak... Kia hanya kaget karena tadi mama bilang kakak menunggu dibawah... " ucap Kia berusaha bersikap seperti biasa.
"Habisnya kamu lama sih pupnya jadi aku kemari saja " ucap Ken sembari terkekeh.
"Maaf membuat kakak menunggu... kakak sudah makan? atau mau Kia buatkan sesuatu...?" tanya Kia lembut.
"Belum... kita makan diluar yuk... didepan kompleks tadi kayaknya ada penjual sate deh... " ajak Ken yang hanya Kia angguki dengan pasrah.
Tak seperti biasanya Kia lebih banyak diam jika tidak diajak bicara oleh Ken hal itu membuat Ken sedikit heran terhadap keanehan sang istri.
"Kamu sakit Ki kok pucet dan diem aja...? " tanya Ken sembari memakan satenya.
"Enggak kok Kak... Kia baik baik aja... cuma tadi sedikit sakit perut akibat pms " jawab Kia asal.
"Oh begitu... jika kamu sakit atau kurang enak badan ngomong aja Ki biar aku belikan obat untukmu" ucap Ken sembari menatap wajah Kia.
"tak perlu kak... nanti juga hilang sendiri kok"
Usai menyantap sate Kenan mengajak Kia berjalan kearah penjual martabak, Ken ingin meraih tangan sang istri untuk digandeng namun Kia seperti sedikit kurang nyaman dan menghindar membuat Ken kecewa.
Kia dan Ken pulang kerumah orang tua Kia karena hari ini mereka berdua akan menginap disana.
"Wihh apa tuh? " Tanya Azka sembari mengendus bau martabak.
"Ahh ya sampai lupa... ini martabak buatmu dan mama papa kak... " ucap Kenan kepada Azka.
"Thanks brother... tau aja kalau aku lagi pengen makan martabak" ucap Azka menerima bungkusan martabak tersebut.
"Lo kenapa Ki... diem bae... lagi sariwawan yak?" ucap Azka menggoda adiknya.
"Biasa kak lagi pms dia... ya sudah kami permisi keatas dulu ya... " ucap Kenan sembari menuntun Kia menuju kamar.
Sesampainya dikamar Kia menyiapkan baju ganti untuk sang suami yang sedang mandi sementara dirinya kini sedang mengecek penjualan novelnya. Yap... tanpa sepengetahuan siapapun Kia adalah seorang penulis yang lumayan terkenal dimedia sosial. Tak khayal diusianya yang tergolong masih muda ia sudah memiliki bisnis Kafe dan juga toko busana yang ia bangun dari hasil gajinya sebagai penulis novel dan puisi.
Mata Kia membelalak kala melihat Ken keluar kamar mandi hanya menggunakan handuk yang melilit dipinggangnya. Kia dengan cepat mengalihkan pandangannya berpura tak melihat hal tersebut.
Ken membaringkan tubuhnya disamping Kia, Ia memperhatikan sang istri yang tampak serius dengan ponselnya.
"Kamu lagi apa sih Ki serius banget.. " tanya Ken penasaran.
"Ahh ini Kia lagi browsing resep makanan buat besok kak " uca Kia berbohong.
"gak usah repot repot Ki apa pun yang kamu masak pasti aku makan kok Ki..."
"iya kak... tapi kan Kia takut kakak bosen" Kilah Kia sembari meletakkan ponselnya diatas nakas.
"Kamu udah cari kampus?"
"udah kok... dan Kia keterima disana"
"oh ya... bagus dong... emang kamu daftar dimana Ki?"
"di Harvard kak... " ucap Kia mantap yang sukses membuat Ken tercengang.
"Harvard? kamu mau kuliah diluar negeri Ki?"
"iya kak itu sudah impian aku dari dulu... "
"Kalau itu yang kamu mau aku dukung kamu Ki" jawab Ken sembari memiringkan tubuhnya menghadap Kia.
"Jangan berharap dilarang Ki... itu mustahil" batin Kia.
"iya kak terimakasih... ayo kita tidur Kia sudah ngantuk kak... " ucap Kia sembati memejamkan mata.
"jangan berharap lagi Ki.. " batin Kia sembari menahan air mata.
Kia bergerak memiringkan tubuh membelakangi sang suami yang saat ini sedang mengahadapnya karena tak ingin Ken melihat air mata yang menetes dipipinya. Kia pura pura menguap sembari menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya.
Jangan lupa komentarnya ya teman teman.... thanks
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro