Bali Part 1
Sang surya masih malu malu menampakkan sinarnya, namun sepasang suami istri ini justru sudah siap untuk pergi menikmati bulan madu singkatnya. Terdengar suara ribut ribut kecil antara keduanya yang sedang meributkan masalah keberangkatan pesawat.
"Sayang ayo dong cepetan... ini sudah jam lima loh... nanti kita terlambat" Seru Ken dari lantai bawah apartemennya.
"iya iya bentar mas... ini juga aku lagi jalan..." sahut Kia dengan muka kesal.
Ken dan Kia bersiap untuk berangkat menuju bandara, Ken memeluk pinggang ramping Kia dengan sebelah tangan menarik sebuah koper besar yang berisi pakaian dan perlengkapan mereka berdua.
Masih dengan wajah ditekuk Kia berjalan mengiringi langkah sang suami yang setia memeluk pinggang rampingnya. Ia masih kesal dengan Ken yang tidak bisa sabaran.
"Mas bisa gak sih jalannya itu agak pelan.... aku capek nih" ucap Kia sembari cemberut.
"ckkk kenapa tidak bilang dari tadi sih... " ucap Ken memelankan jalannya.
"habisnya dari tadi tu kamu bawaannya marah mulu karena gak sabaran..." ucap Kia kesal.
"maaf sayang... maaf ya... jangan marah lagi oke..." ucap Ken sembari mengecup bibir Kia.
"ishh apaan sih... malu tau mas dilihatin banyak orang gini" ucap Kia masih dengan wajah cemberutnya.
"iya iya maaf... udah dong ayo buru... takut terlambat ini"
"hemmm"
Ken menggiring sang istri masuk kedalam taxi yang telah ia pesan dan meminta kepada sopir taxi untuk segera melajukan taxinya kebandara.
****
Ken dan Kia sedikit berlari karena sebentar lagi terlambat.
"huhhh lain kali aku gak mau ya kalau diajak lari larian kaya tadi" ucap Kia kesal sembari mengatur nafasnya yang memburu.
"maaf sayang gimana lagi kalau gak lari kita bakal terlambat loh"
Mereka berdua saat ini sudah duduk di kursi pesawat menunggu pesawat take off. Kia yang masih kesal pun memilih membuang muka melihat kearah luar. Kia mengambil ponselnya dari dalam tas memasang earphone ditelinganya memutar lagu yang ia sukai dan berpura tidur dan tak mendengar Ken.
Ken mendengus kesal mengetahui sang istri tertidur lelap menggunakan earphone.
"astaga diajakin ngomong malah tidur huhh" ucap Ken kesal.
Ken meraih kepala sang istri menaruhnya dipundaknya lalu menggenggam tangan sang istri membawanya kebibirnya mengecupnya berulang kali sembari tersenyum.
Setelah satu jam empat puluh lima menit akhirnya seorang pramugari memberikan sebuah pengumuman jika peswat telah tiba di Bali.
"Para penumpang yang terhormat, selamat datang di Bali, kita telah mendarat di Bandar Udara internasional I Gusti Ngurah Rai, kami persilahkan kepada anda untuk tetap duduk sampai pesawat ini benar-benar berhenti dengan sempurna pada tempatnya dan lampu tanda kenakan sabuk pengaman dipadamkan. Berakhirlah sudah penerbangan kita pada hari ini atas nama King Air kapten Mike, dan seluruh awak pesawat yang bertugas mengucapkan selamat berpisah dan semoga dapat berjumpa lagi di dalam penerbangan King Air lain waktu. Sebelum meninggalkan pesawat, kami ingatkan kembali kepada anda untuk memeriksa kembali bagasi kabin anda agar tidak ada barang yang tertinggal. Para penumpang dengan lanjutan penerbangan silahkan melapor pada bagian layanan pindah pesawat di ruang penerbangan. Terima kasih." Seorang pramugari mengumumkan sebuah pengumuman jika pesawat sudah sampai di Bali.
Ken membangunkan Kia lalu menggandeng tangan Kia erat keluar bandara menuju mobil yang telah ia pesan kemarin malam. Ken menemukan seseorang lelaki paruh baya yang mengacungkan sebuah kertas bertuliskan namanya dan nama Kia. Ia langsung menghampiri lelaki tersebut dan memintanya mengantarkan kesebuah villa yang telah ia pesan.
Kia masuk kedalam mobil langsung menyandarkan tubuhnya disandaran kursi lalu kembali memejamkan matanya kembali.
"kamu maaih ngantuk sayang?"
"hemm"
"ya sudah tidur saja lagi nanti aku bangunin kalau sudah sampai" ucap Ken sembari mengecup pucuk kepala sang istri.
"Pak ini masih jauh ya?" tanya Ken kepada sang sopir.
"lumayan pak sekitar satu jam perjalanan" jawab pria paruh baya tersebut.
"jauh juga ya pak..."
"iya apakah bapak mau mampir dulu?"
"ah tidak tidak... istri saya terlihat kelelahan pak sebaiknya langsung saja ke Villa"
"baik pak" ucap Seorang pria paruh baya tersebut kembali fokus dengan setir mobilnya.
Ken membuka sedikit kaca mobil didekatnya menatap kearab jalanan desa yang tengah ia lewati hawa sejuk mulai terasa. Sayup sayup ia juga mendengar deburan ombak laut.
"sudah mau sampai ya pak...? kok saya sudah dengar deburan ombak"
"iya pak sebentar lagi sampai... mungkin sepuluh menit lagi dari sini pak"
"pantas saja ombaknya sudah kedengeran..."
Setelah menempuh jarak kurang lebih satu jam an mobil yang di tumpangi Ken dan Kia berhenti didepan sebuah Villa. Mereka langsung menuju ketempat resepsionist untuk meminta kunci kamar yang telah mereka pesan kemarin.
Sebuah kamar dengan view menghadap ke arah laut dengan desain khusus untuk pengantin baru membuat Kia terkesima melihatnya.
Kia berjalan kearah pintu balkon membuka pintu tersebut kemudian melangkahkan kaki ke arah balkon merentangkan kedua tangannya menikmati sapuan angin laut yang diiringi deru ombak yang beradu dengan ria.
"Ini indah banget mas..." Kia memandang hamparan laut dari atas balkon kamarnya.
"kamu suka?"
"tentu saja..." ucap Kia sembari menganggukkan kepala.
"ngomong ngomong mas yang minta kamar ini didesain seperti ini ya?"
"tidak sayang aku ambil paket khusus bulan madu.."
"oya... bagus mas"
"hemmm" Ken berjalan mendekati sang istri memeluknya dari belakang dan menciumi pundak sang istri dengan lembut.
"Mas jangan gitu ih geli..."
"kamu sudah selesei kan bulanannya?"
"udah dari kemarin mas" ucap Kia santai.
"apa? dari kemarin dan kamu gak bilang sama aku... kamu tega deh ki" ucap Ken sembari memanyunkan bibirnya.
"kamunya juga gak tanya, kalau aku kasih tahu kemarin hari ini pasti gak jadi ke Bali karena bangun kesiangan dan juga pasti kita kelelahan kan"
"ya udah ayo kalau gitu sekarang kita mulai"
"apaan?"
"itu"
"itu apaan mas?"
"ckk pura pura gak tau ya kamu"
"ish beneran gak tahu akunya"
"ya sudah ayo bikin Ken junior sekarang"
"no... mas mau aku pingsan" Kia menolak keinginan sang suami dengan cepat.
"kenapa lagi sih Ki"
"kasih aku makan dulu kita belum sarapan loh mas... aku lapar tau...."
"oh iya ya... ya sudah ayo keluar cari makan" ucap Ken sembari terkekeh.
Ken meraih tangan Kia lalu mengajaknya menuju restoran didekat pantai yang terletak tidak jauh dari villa mereka.
"Makanlah Ki... sebelum kamu aku makan" ucap Ken menyeringai nakal.
"Pasrah aja aku mah mas... udah hak kamu juga..." ucap Kia santai.
Ken terkekeh mendengar jawaban sang istri yang menggemaskan itu.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro