Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Prolog | Prolog

“Maka jika datang waktu kematian mereka, tidak bisa mereka tunda dan dan mendahulukannya sedetik pun,” [QS. An-Nahl: 61].

-*-*-*-*-

[ P R O L O G]

.........


Malang, 27 Oktober

Setiap detik di bumi.

Ada manusia yang datang, dan ada yang pergi.

Mereka yang datang, menggantikan keberadaan mereka yang pergi.

Dalam tabung kaca dengan alat pemanas, ia berjuang mempertahakan hidup. Menghirup oksigen yang dialirkan dari selang-selang yang dipasang pada mulut kecilnya.

Tangan mungilnya mengepal, memegang janji yang telah ia buat bersama Sang Pencipta.

Sementara di luar sana, sang ayah mengumandangkan adzan dan iqomah pada telinga kanan dan kirinya meski dari jarak yang agak jauh. Berharap suaranya dapat didengar oleh bayi kecil yang masih memejamkam mata.

Rembulan telah pergi, dan ia hadir dalam kehidupan Halim.

Dan dalam ash-Shahihain (Shahih al-Bukhari dan Muslim), diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah.” --dalam riwayat lain disebutkan: “Dalam keadaan memeluk agama ini.-- Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi. Sebagaimana seekor binatang dilahirkan dalam keadaan utuh (sempurna), apakah kalian mendapatinya dalam keadaan terpotong (cacat)?”

Halim termenung, benda pipih yang masih menampilkan hadist shahih itu menyayat hatinya. Terpaku menghadap kiblat dengan mata yang tak lagi bisa mengeluarkan buliran bening.

Tujuh jam yang lalu, ia baru saja mengumandangkan adzan dan iqomah pada putri kecil mereka yang baru terlahir ke dunia.

Kemudian, sepuluh menit belum lama ini. Setelah ia melaksanakan solat dhuha di masjid rumah sakit. Ibunya memberitahu jika, Rembulan diminta untuk beristirahat oleh Sang Maha Kuasa.

Tidak ada satu pun yang bisa ia pikirkan. Semua kebahagiaan, bayangan-bayangan tentang keluarga kecilnya yang in syaa Allah hidup bahagia rasanya luruh bersama air mata yang mengalir.

Dalam ruangan berpendingin amat tenang itu, Halim bersila di atas sajadah merah yang terbentang. Tak bisa menggerakkam tubuhnya yang tiba-tiba terasa lumpuh.

"Astaghfirulla hal adzim, astaghfirulla hal adzim, astaghfirulla hal adzim. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un," hatinya membatin.

Menyadarkan diri sendiri agar tak termakan hasutan syaitan yang akan menggoda ketika jiwa manusia terguncang.

Susah payah tubuhnya bangkit dari duduk. Berjalan gemetar keluar masjid. Tangannya harus menumpu pada benda apa pun, agar ia tak jatuh dan terlihat amat menyedihkan.

"Halim!" Suara tegas dari seorang pria membuat laki-laki itu mendongak perlahan.

Umi dan Abi, serta beberapa sanak keluarga yang datang, berkumpul di depan kamar wanita yang ia nikahi karena Allah. Mereka menghampiri Halim dengan wajah basah, dan ekspresi yang bahkan tak pernah Halim pikirkan untuk melihatnya. Berduka.

Harusnya Halim menjadi orang yang paling terpukul atas kepergian Rembulan. Namun, wajah sabar, tabah dan ikhlasnya masih saja dapat menenangkan orang-orang yang berkerumun di sekitarnya. Ia baik-baik saja, pikirnya begitu, meski tidak dengan hatinya. Remuk.

Seulas senyum ia bagikan paksa pada keluarga yang datang. Mengisyaratkan jika dirinya kuat menerima cobaan ini.

Rembulan adalah milik Allah. Ia dilahirkan dan dititipkan pada Abi dan Umi. Kemudian Abi dan Umi menitipkannya pada Halim untuk dijaga. Seperti buku yang dipinjam di perpustakaan, suatu saat ada masanya buku itu akan kembali pada pemiliknya. Sama seperti Rembulan, yang akan kembali pada Dzat yang menciptakannya.

Manik coklat pekat bagai ekspresso itu menyorot pada pintu putih dengan papan nama bertuliskan "Lotus".

Semoga Allah memberikan tempat terbaik untukmu, Sayang. Semoga Allah menerima semua amal baikmu selama hidup di dunia.

Aamiin

.........

Assalamualaikum pembaca :D

Sengaja aku taruh perkenalannya di bagian akhir supaya nggak mengganggu waktu dibaca.

Sekalian mau ngoceh panjang x lebar kalau boleh, tapi masa ia ocehannya lebih banyak dari ceritanya?

Gak perlu bawel lama-lama, cus langsung aja kenalan.

Hai, Assalamu'alaikum. Namaku Divtia pemilik akun wattpad bawelia-, dari SWP Generasi ke-2.

Alhamdulillah, hari ini aku diberikan kesempatan untuk menetaskan🐣karya di akun SWP ini

Harapanku, semoga kalian suka dengan cerita ini, dan bisa memetik nasihat yang mungkin saja terselip dalam setiap bab-nya.

Jangan lupa mampir ke cerita SWP Gen 2 yang lain, ya! Karena di akhir cerita nanti, akan ada GA dari kami untuk kalian para pembaca!

Nggak kalah seru--in syaa Allah--dari GA SWP Gen 1 deh!

Jangan lupa dibaca, ya!

Udah itu aja. Ntar malah menuhin satu halaman lagi😂

Dadah, sampai jumpa di part berikutnya!~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro