Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

61


#dirumah.aja #biar.aku.yang.apdet

Aku tersenyum sembari menyuap kentang gorengku. Masih kuingat betul bagaimana mempesonanya Leon ketika ia menelepon dan berbohong pada kekasihnya demi diriku. Kemudian kuminum cola-ku dengan cepat. Tidak. Tentu saja aku sedang tidak makan malam bersama James. James sangat tak mungkin mengajakku ke tempat seperti ini.

Sudah sepekan lebih James sangat sibuk dengan perjalanan bisnisnya ke luar negeri, karena itulah aku sedikit 'bebas' akhir-akhir ini. Dan sekarang, disinilah aku—sebuah restoran cepat saji. Bahkan kali ini aku benar-benar tak mempedulikan apa yang kumakan dan bagaimana makanan tersebut dapat meningkatkan berat badanku. Aku terlalu senang saat ini.

Sejujurnya, aku sangat ingin  bersama Leon seperti malam kemarin dan tentunya bercinta dengannya. Bahkan memikirkannya kembali berhasil membuatku sangat berdebar. Tapi kali ini, aku berbohong kepada Leon bahwa aku memiliki jadwal makan malam dengan James. Aku hanya ingin ia merasakan apa yang kurasakan.

Jadi, bagaimana Leon? Apakah kau merasa kesal ketika aku memilih pergi bersama James?

***

"Lihat?! Ia sangat tampan bukan?" ucap Jean ketika ia memperlihatkan apa yang ada di layar ponselnya padaku. Yaitu fotonya sendiri. Ia memamerkan video iklan mengenai kompetisi memasak koki pemula yang akan tayang di salah satu stasiun televisi, dan Jean adalah salah satu pesertanya.


"Sangat tampan, karena aku memberikanmu wajah yang mirip denganku," sambar Daddy, entah sejak kapan ia muncul di belakang kami. Perkataannya itu menegaskan bahwa selain menurunkan wajahnya kepada Jean, ia juga menurunkan sifat narsistik akut kepada anak lelakinya.

"Dan aku mengenal pria itu," tunjuk Daddy tepat ketika seorang koki selebriti yang memperkenalkan dirinya sebagai juri utama. "Vincent Cooke."

"Apa kau lolos menjadi peserta karena bantuan Daddy?" tanyaku.

"Tentu saja tidak! Aku lolos audisi karena kemampuanku sendiri," Jean membantah.

"Dan setelah ini sebaiknya kau berhati-hati. Banyak orang yang akan menyorotimu. Jangan membuat banyak masalah," ucap Daddy sembari menjauhi kami.

"Kau dengar itu?" ucapku datar memperingatinya.

"Bisakah kau memberikan ucapan selamat kepadaku? Atau setidaknya menyemangatiku," protes Jean.

Sejujurnya, aku cukup bangga dengan apa yang dicapai oleh Jean. Dan di dalam hatiku ini aku merasa iri. Iri karena Jean mendapatkan kesempatan yang cukup menjanjikan di bidang yang ia sukai.

Sedangkan aku masih terbebani oleh Dreamcity yang membuatku harus bersama dengan James meskipun hanya sementara waktu. Seharusnya jika Dreamcity tak bermasalah, aku pastisudah bersama sepenuhnya dengan Leon.

"Kau tak bisa berkencan dengan beberapa wanita sekaligus," tak ada ucapan selamat dariku, yang ada aku hanya tetap terus memperingatkannya agar tak berulah.

"Shit! Aku tak memikirkan hal itu!"

***

"Pizza atau Panda Express?" tanyaku pada Leon yang sedang memakai celananya.

"Kau hanya memberikanku dua pilihan itu?"

"Umm... Ya. Aku hanya ingin makan malam dengan pizza atau orange chicken¹," ucapku sembari beranjak dari tempat tidur.

Ini merupakan malam kedua Leon berkencan denganku. Bukan kencan, tapi mungkin bisa dikatakan ini adalah pertemuan rahasia kami. Tentu saja, kami baru saja bercinta. Ini kedua kalinya bagi kami, dan kali ini jauh lebih hebat dari kali pertama kami. Mungkin karena kami sudah mulai mengenali tubuh satu sama lain. Selain itu, aku jauh berkali lipat lebih menikmatinya dibandingkan saat pertamaku yang begitu canggung.

Kami adalah bukan lagi sebagai saudara, ikatan itu tentu saja sudah mulai pudar sejak ciuman pertama kami. Lagipula, Leon hanyalah saudara adopsi, tentu saja ini tak jadi masalah 'kan? Saat ini kami adalah sepasang kekasih. Kekasih rahasia. Hanya kami dan ruangan ini yang mengetahuinya.

"Panda express ide yang bagus."

Kusambar ponselku untuk memesan makanan yang kami setujui. Setelahnya kupamerkan video mengenai video iklan mengenai kompetisi memasak yang diikuti Jean pada Leon.

"Jean sangat keren bukan?" ucapku.

Leon hanya memperhatikannya sejenak. "Ya. Ia semakin mirip dengan Tuan Reed."

***

Lagi-lagi, aku menatap Leon yang sedang sibuk di meja kerjanya. Dan ada yang berbeda kali ini, ketika aku melambaikan tanganku padanya ia menghadiahiku hal yang sama sembari tersenyum. Spontan kuarahkan pandanganku ke arah layar komputer, dan sedikit menunduk. Aku tak ingin orang lain mengetahui jika aku tak kuasa menahan lengkungan lebar bibirku.


Beberapa saat kemudian suasana hatiku sedikit berubah karena aku mendapatkan pesan dari James yang menginformasikan jika ia telah kembali dari perjalanan bisnisnya. Dengan sigap kukirimkan pesan kepada Leon bahwa mungkin aku tak dapat menemuinya untuk beberapa saat. Tanpa menunggu lama, aku mendapatkan balasan dari Leon.

Leon: Kupikir kau akan menanyakan 'pizza atau Panda express?' untuk malam ini. Jadi, kita tak bertemu untuk malam ini?

Jill: Maafkan aku Leon. Aku takut James mendadak mengajakku makan malam.

Dan tepat seperti yang kuperkirakan, beberapa detik setelah aku membalas pesan Leon, James kembali mengirimiku pesan.

James: Aku telah memesan meja untuk makan malam kita. Supirku akan menjemputmu jam tujuh.

Akh, hari ini aku sangat sial!

***

Dengan sedikit menggerutu, kumasuki sebuah restoran Eropa yang sudah James tentukan. Aku kesal katena aku harus membatalkan pertemuan rahasiaku dengan Leon. Tapi setidaknya, sepanjang jalan menuju tempat ini aku sedikit mendapat ketenangan karena tak mendengar rayuan dari James. Hanya ada diriku dan sopir yang diperintahkan James untuk menjemputku. Walaupun sedikit janggal, karena biasanya ia sendirilah yang menjemputku. Mungkin ia kelelahan karena perjalanan bisnisnya.

Tak lama, seorang host mengantarku ke sebuah private room yang memiliki gaya ruangan yang sangat menarik dengan nuansa abad pertengahan. Kupikir James sudah terlebih dahulu berada di ruangan ini menungguku, tapi ternyata ia membuatku menunggu kali ini. Aku bahkan sudah mempersiapkan kalimat protes seperti apa yang akan kulemparkan padanya karena membuatku menunggu cukup lama.

Namun, ketika James muncul di ruangan ini, kuurungkan niatanku. Hal itu karena aku mendapatinya memakai gips pada tangan kanannya. Ada apa dengannya?

Walaupun aku biasanya tak begitu peduli dengannya, tapi kali ini berbeda. Ia dan lengannya itu berhasil membuatku iba.

"Apa yang terjadi?" tanyaku sembari beranjak dari kursi makanku.

"Tak ada yang perlu kau khawatirkan," jawabnya. Bahkan dengan kondisinya seperti itu, ia mencoba untuk menarikkan kursi untukku.


Lalu ia pun duduk di kursinya. Yang kutangkap adalah ia begitu serius kali ini, biasanya ia akan selalu mencoba menggodaku. Ia bahkan meminta seorang pelayan yang bertugas di ruangan ini untuk meninggalkan kami berdua. Ini benar-benar aneh.

James sedikit menarik napas. "Maafkan aku karena tak dapat menjemputmu secara langsung," ucapnya datar. Ia begitu serius kali ini.

"Bagaimana tanganmu bisa..."

"Aku akan menceritakannya nanti," ia memotong pertanyaanku yang bahkan belum kuselesaikan. "Aku ingin mengajakmu berdiskusi mengenai Dreamcity."

Aku sedikit memicingkan mataku ketika mendengar kalimat dari James. Aku tahu ada sesuatu yang tak beres.

"Ada yang mencoba untuk menjatuhkan Dreamcity," sambungnya.

"Dan darimana kau mendapatkan informasi itu?"

"Aku menyewa private investigator dalam beberapa minggu terakhir. Ini akan menjadi pembahasan yang sangat panjang. Aku berjanji akan menceritakan semua detailnya padamu. Tapi untuk sekarang, aku ingin berdiskusi perihal jalan keluar sementara dari masalah ini."

"Maksudmu?" tanyaku.

Aku tak pernah melihat James seserius ini, "Kita harus menikah secepat mungkin."

***

Tbc

Footnote :
¹orange chicken adalah salah satu menu populer dari Panda Express (restoran cepat saji yang menyajikan masakan Tionghoa)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro