44
"Leon, kenapa kau menciumku pada saat itu?"
Sesaat setelah ucapan itu terlontar dari bibirku, Leon memalingkan pandangannya dariku. Beberapa detik berlalu seakan menjadi waktu yang teramat panjang untukku. Tapi tak apa, bukankah aku sudah menantikan sejak beberapa tahun yang lalu?
Dan pada detik selanjutnya, pria berambut cokelat itu kembali menatapku. "Aku tak mengerti maksud pertanyaanmu," ucapnya singkat.
Apa pertanyaanku tak begitu jelas untuknya?
"Kau ingat? Hari terakhir sebelum kau pergi dari rumah," kucoba untuk menjelaskan runtutan kejadian pada Leon perlahan. "Sewaktu itu aku mendengar keributan di ruang kerja Daddy, lalu...,"
"Cukup!" ujar Leon dengan nada tinggi. Ia membentakku, membuat jiwaku membeku.
Lalu Leon melangkah dan menjadikan jarak diantara kami begitu dekat. Ia kemudian meletakkan kedua telapak tangannya di bahuku.
"Jangan dilanjutkan," ucapnya sembari mengerutkan dahinya.
"Kau mengingatnya 'kan?" balasku sembari tersenyum.
Tentu saja, Leon pasti tak akan melupakannya.
Kemudian, kutenggelamkan diriku pada tubuhnya. Aku memeluknya dengan sangat erat. Sesuatu yang selalu ingin kulakukan sejak lama.
Aku sangat menikmatinya, namun dengan cepat Leon menjauhkan diriku dari tubuhnya.
"Jill...," panggilnya. Kemudian ia menghela napas panjang sembari terus mengerutkan dahinya.
"Lupakan mengenai ciuman itu," sambung Leon.
"Lupakan?" balasku. "Ke... Kenapa?" Kutarik lengannya, menahan pria itu, agar tubuh kami tetap berdekatan.
"Jangan mengingatnya,"
"Tidak bisa Leon! Bagaimana bisa aku melupakannya? Aku bahkan selalu memikirkannya sejak kau per...,"
"SHUT UP!" Geramnya.
"Ada apa denganmu Leon?" tanyaku. "Kau seperti orang lain, kau tak seperti Leon yang kukenal."
"...,"
"Begitu banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan padamu. Kenapa kau pergi? Kenapa kau berbeda sekarang? Dan yang terpenting, kenapa kau menciumku saat itu?" emosiku semakin larut. Kumuntahkan pertanyaan-pertanyaan yang menggangguku selama ini.
Kutatap dirinya dalam-dalam. Leon katakanlah sesuatu.
Leon, tersenyumlah padaku. Tersenyum seperti Leon yang kukenal selama ini.
"Kenapa?" kuulangi kalimat tanyaku.
"Aku tak ingin membahasnya,"
"Apakah memberikanku sebuah jawaban begitu sulit bagimu?" ucapku.
"Aku hanya ingin fokus pada proyek ini," aku tahu Leon hanya berdalih.
"Kau benar-benar telah berubah Leon. Kau selalu mencoba menjauhiku, seakan lari dariku. Kau bahkan menjadikan pekerjaan sebagai alasan. Kau seperti seorang pengecut."
Tiba-tiba cara pandang Leon kepadaku berubah seketika. Aku tahu, ia pasti begitu tersinggung ketika aku menyebutnya pengecut.
"Bukankah itu merupakan julukan yang tepat untukmu Tuan pe-nge-cut!" aku mencoba memancing emosinya. Tentu saja semua itu kulakukan untuk mendapatkan jawaban pertanyaanku.
"Begini saja. Kita akan membicarakannya ketika proyek ini benar-benar selesai," ucap Leon.
"Kau pikir aku bisa dibodohi untuk kedua kalinya? Aku masih teringat jelas ketika kau melanggar janji makan siang bersamaku pada saat pertama kali kita bertemu kembali. Kau tak bersungguh-sungguh berjanji padaku bukan?" ucapku keras. "Pengec..."
"Menjauhlah dariku!" Ucap Leon.
"...,"
"Itu jawabanku, menjauhlah dariku."
"Itu bukan sebuah jawaban Leon! Itu sama sekali tak menjelaskan apapun," jawabku seakan semakin menantangnya.
"Kau ingin sebuah penjelasan? Baiklah!"
"...,"
"Kenapa aku pergi?" Leon menelan ludah diantara kalimatnya. Seakan apa yang ingin disampaikannya memiliki beban berat untuknya. "Aku pergi karena, aku tak ingin hidup bersama kalian,"
"Tak ingin bersama kami?"
"Ya. Aku tak ingin bersama kalian. Itu semua karena..."
"Apa?"
"Karena keluargamu telah membunuh Ayahku,"
***
TBC.
halo halo hai hai...
Udah lama bgt gak jumpa ya! Tenang... Aku gak akan kabur kok..
Mohon maaf kalo jeda hiatusnya lama... Soalnya aku lagi banyak bgt kerjaan. Aku lagi ngerjain banyak proyek. Ada tiga proyek yg lagi aku kerjain 1 proyek kantor dan 2 proyek freelance interior design. Hampir sebulan lebih ga ngerasain weekend.
Eh 4 proyek deng! Kalo diitung sama proyek penerbitan Contract Partner! Yap! Mommy+Dadd-nya Jill, Jean, Marie akan ada versi cetaknya!
Bantu aku pilih cover please 😍😍
Yuk vote cover di chapter terbaru di work contract partner.
😘😘
Tengkis
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro