Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

36


"Oh, shit!"
"Oh, shit!" Ucap kami bersamaan.

Dengan sigap aku beranjak dari kursiku dan setelahnya aku akan menghampiri pria itu melemparkan kekesalanku.

Namun tak sengaja aku menyenggol cangkir milikku sehingga espresso hangatku tumpah membasahi rok yang kukenakan.

"Oh! Sial!" Kumaki diriku. Kenapa aku begitu ceroboh pada saat situasi seperti ini?! Kuambil sehelai kertas tisu yang berada di hadapanku dan langsung menggunakannya untuk membersihkan rokku, walaupun aku tahu hanya dengan selembar tisu sanat tak memungkinkan untuk menyerap cairan kopi yang membuat corak kecokelatan pada pakaianku.

Setelah beberapa detik indera pengelihatanku berpaling, sosok pria itu sudah menghilang dari bangkunya. Kali ini mataku menangkap sosok itu sudah berada menuju pintu keluar sembari menarik wanita yang bersamanya.

"Nona, aku akan membantumu," seorang pelayan pria dari kedai kopi ini menghampiriku dan memberikanku beberapa lembar tisu.

"Minggir! Jangan menghalangi jalanku," ucapku sembari sedikit mendorong sang pelayan agar menyingkir dari hadapanku.

Pengunjung kedai ini pasti akan langsung menganggapku seorang wanita yang kasar karena perilakuku saat ini. Namun aku tak peduli. Yang kupedulikan saat ini adalah sesosok pria yang mencoba menghilangkan jejaknya dari pandanganku.

Sekuat tenaga kupercepat langkahku agar menyusul dua orang itu yang sedang mencoba memasuki sebuah mobil porsche hitam yang terparkir di depan kedai ini.

"Tunggu!" Teriakku. Aku berhasil menahan pintu mobil yang hampir tertutup sepenuhnya.

"Jean! Keluarlah!" Perintahku.

Ya. Pria itu adalah Jean. Jean yang seharusnya masih berada di Paris. Kenapa ia bisa berada di tempat ini?

"Ck!" Jean mendecak kesal.

"Cepat keluar dari mobilmu!" perintahku kembali, kali ini aku menaikkan nada bicaraku.

"Kekuarlah!" Kutarik kasar lengan orang yang pernah berbagi tempat tinggal ketika kami masih berada di kandungan mommy.

Tiba-tiba wanita berambut pirang yang duduk di samping Jean membuka pintu mobil lalu menghampiriku dengan wajah kesal.

Ia kemudian menampar lenganku agar melepaskan genggamanku pada Jean. Dari jarak sedekat ini, kuakui ia terlihat cantik. Tapi siapa ia? Kekasih Jean?

"Hei! Jangan menyentuh kekasihku seenaknya!" Tegurnya.

Baiklah, sekarang aku tahu jawaban dari pertanyaanku sebelumnya. Wanita ini memang kekasih Jean.

"Kau pikir kau siapa?!" Pekiknya.

Baiklah, kuralat. Wanita ini adalah kekasih Jean yang posesif dan bodoh. Kuputar bola mataku dihadapan wanita ini.

"Seharusnya aku yang menanyakan hal itu padamu," balasku dengan nada datar.

"Tentu saja aku kekasihnya! Kami bahkan sudah tinggal bersama selama tiga bulan," jelasnya.

Kulirik tajam ke arah Jean. Tiga bulan?

"Sepertinya aku tahu siapa dirimu," ucap wanita itu sembari menatap rokku yang kotor dengan pandangan menjijikkan. "Kau pasti sama dengan wanita-wanita lain yang mengaku sebagai kekasih dari Jean-ku,"

Aku bersumpah, cara wanita itu memanggil Jean dengan sebutan 'Jean-ku' berhasil membuatku merasa mual. Dan.... wanita-wanita lain yang mengaku sebagai kekasih Jean? Aku sangat yakin Jean masih belum merubah kebiasaan buruknya sampai saat ini.

"Jean, kau salam masalah besar!" ucapku pada saudaraku itu.

"Ini benar-benar hari tersialku!" Gerutunya pelan sembari menghela nafas.

Aku tak menyukai tatapan wanita ini yang seakan merendahkanku. Aku sangat tak menyukainya. Perasaan itu hampir sejajar dengan ketidaksukaanku pada Anne, kekasih Leon.

"Kau salah terka Nona. Aku satu-satunya wanita yang dapat membuatmu kehilangan 'Jean-mu' hanya dalam satu detik!" Ucapku sembari menjentikkan jemariku.

***

TBC

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro