28
Daddy menjelaskan padaku bahwa Kakek dari James--Tuan Fletcher Myers pernah memberikan sebuah suntikan dana besar-besaran pada Dreamcity untuk pembangunan Miniland yang pertama. Sejak saat itu, pembagian hasil keuntungan milik Tuan Myers selalu dikembalikan pada Dreamcity, beliau tak pernah mau untuk menerimanya. Hal itu karena beliau yakin bahwa suatu saat Dreamcity dan Company Group-nya menjadi satu kesatuan.
Semua berjalan dengan baik sampai dengan kematian Tuan Myers yang membuat malapetaka bagi Dreamcity. Beberapa anggota keluarga intinya mengungkit mengenai investasi Tuan Myers pada Dreamcity. Dan pada saat itu Daddy langsung mengembalikan sejumlah uang yang seharusnya menjadi milik Tuan Myers. Namun, beberapa anggota keluarga Myers menganggap nominal uang yang dikembalikan hanya merupakan seperlima puluh dari total yang seharusnya kembali. Itu semua karena beberapa dokumen milik Tuan Myers menjelaskan bahwa dana hasil keuntungan tersebut diinvestasikan kembali pada Dreamcity sehingga nominalnya membengkak.
"Nyatanya aku dan Tuan Myers tak pernah membuat perjanjian apapun mengenai dana hasil investasi. Maka dari itu, sesulit apapun kondisi Dreamcity aku tak pernah memakai uang hasil keuntungan investasi milik Tuan Myers, aku sangat takut hal seperti ini akan terjadi," jawab Daddy.
"Mereka mencoba memeras kita," Aku menyimpulkan sendiri. "Kita harus melaporkannya pada polisi,"
"Aku sudah melakukannya Jill, namun hal itu sama sekali tak berguna. Hasil penyelidikan polisi menyatakan bahwa dokumen-dokumen itu adalah bukti yang sah. Bahkan mereaka mengancam melaporkanku pada polisi karena penggelapan dana."
"Jika seperti itu, berikan saja nominal yang mereka inginkan,"
"Kita tak memiliki uang sebanyak itu,"
"James sialan! Ia pasti merencanakan sesuatu," makiku. Ia pasti menjadikan ini alasan untuk memaksaku untuk melakukan pertunangan ini. Ia pasti mencoba mendapatkan Dreamcity dengan cara apapun.
"Tidak Jill, justru James-lah satu-satunya harapan yang kita miliki. Beberapa setelah Dreamcity mendapatkan kabar buruk itu, James mendatangiku dan memberitahukan wasiat dari Tuan Myers. Wasiat mengenai perjodohan antara James dan dirimu. Perjanjian yang tak sengaja kubuat pada masa silam. Dan dapat kupastikan, James tak mengetahui persoalan mengenai dana investasi milik Tuan Myers, saat itu ia masih sangat kecil,"
"Apa kau yakin, Daddy?" Aku masih sangat mencurigai James. Bisa saja orang asing itu berniat jahat dan menginginkan Dreamcity.
"Ya. James membantuku untuk menangguhkan batas waktu pembayaran hutang 'tak nyata' Dreamcity. Dan ia membantuku untuk mengusut dokumen-dokumen perjanjian investasi antara Tuan Myers dan Dreamcity yang kucurigai keasliannya. Namun dengan satu syarat, kau harus membantunya menjalankan wasiat Tuan Myers. Kau harus bersedia dijodohkan dengannya sebagai anak perempuan dari Keluarga Reed,"
"Kenapa aku, Daddy?!" Protesku. "Kau memiliki dua anak perempuan! Aku yakin Marie pasti jauh lebih senang menjalankannya dibandingkan diriku,"
Tidak. Aku tak ingin melakukannya.
"Hanya kau yang dapat menjalaninya Jill, kau jauh lebih mengenal Dreamcity. Lagipula aku tak bersungguh-sungguh ingin menjodohkan anak perempuanku dengan siapapun. Ini seperti berpura-pura. Aku berjanji Jill, setelah masalah ini tuntas. Bagaimana pun cara dan resikonya aku akan berusaha untuk membatalkan perjodohan ini. Aku akan melakukan apapun asal kau bahagia,"
Rasanya aku sangat ingin berteriak dan mengeluarkan kekesalanku. Kenapa harus aku?
Aku hanya ingin bersama Leon saat ini! Bukan dijodohkan dengan orang asing.
"Bantulah aku Jill," Daddy menampakkan wajah yang memelas. Aku tak tega padanya. Ia pasti sedang menanggung beban yang berat.
Apa yang harus kulakukan?
Aku terus menatap wajahnya.
Daddy, aku akan membantumu. Tak perlu khawatir dan bersedih. Aku berusaha menahan egoku. Saat ini Dreamcity jauh lebih penting. Lagipula Leon bersama wanita lain saat ini.
Kupeluk tubuh Daddy. "Berjanjilah ini takkan lama,"
Ini bukanlah pertanda jika aku menyerah. Namun, ini merupakan bukti bahwa ada hal lain yang lebih penting dibandingkan hatiku saat ini.
Daddy membelai rambut sebahuku. "Tentu Sayang. Aku tahu, kau selalu dapat kuandalkan," Sedetik kemudian Daddy menghela nafas lega. "Katakan jika suatu saat kau berubah pikiran,"
"Maksudmu?"
"Katakan jika kau tak ingin aku membatalkan perjodohannya,"
"Tidak, itu tak akan terjadi," jawabku tegas. Kugelengkan kepalaku sembari membenamkan wajahku pada dada pria di hadapanku ini.
"Tak ada yang mengetahui mengenai mada depan," balasnya.
Ya. Tak ada yang tahu. Mungkin saja di masa depan aku akan bersama dengan Leon. Atau mungkin juga tidak.
"Jillian," panggilnya sembari terus membelai kepalaku.
"Ya?"
"Apa kau ingin kukepang?"
"Tidak!" Sontak kujauhi tubuh Daddy dan melindungi rambutku dari jemarinya yang siap membuat simpul.
***
Tbc.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro