17
Kulempar tatapanku pada arloji yang menghias pergelanganku. Jam makan siang sudah hampir berlalu, namun aku tak menemukan Leon di lobby tempatku berada.
Mungkinkah ia masih berada di ruangannya? Tentu saja, pekerjaannya pasti menumpuk karena ia tak masuk di minggu pertamanya.
Kuputuskan untuk kembali ke lantai tiga, tempat ruanganku dan Leon berada. Mungkin aku akan mengganggunya, tapi tak apa. Lagipula ini masih jam makan siang, tak masalah jika nantinya kami tak membahas hal mengenai pekerjaan.
Kusempatkan pergi ke toilet untuk berkaca dan memperbaiki tatanan rambut dengan jemariku. Aku harus selalu terlihat cantik ketika berhadapan dengan Leon.
Sesampainya aku di koridor yang membatasi antara ruanganku dan Leon, aku tak menemukan Leon di ruangan yang hampir keseluruhannya berselimut dinding kaca. Kuputuskan untuk masuk begitu saja ke ruangan milik Leon. Secara keseluruhan, ruangannya serupa dengan ruangan milikku. Kududukkan diriku pada kursi kerja milik Leon, sembari membayangkan ia sedang memelukku dari belakang.
"Nona Reed?" Suara berat seorang pria membuyarkan bayanganku mengenai Leon. "Apa yang sedang anda lakukan di tempat ini?"
Kutatap perlahan pria yang ada di hadapanku, Anthonny. Sepertinya akuterlalu tenggelam dalam khayalanku sampai-sampai aku tak menyadari Anthonny masuk ke ruangan ini.
Dengan sigap kubangkitkan diriku dari kursi kerja milik Leon. "Aku hanya menunggu Le... Umm... Maksudku Tuan Walker." Kupastikan kusebut Leon dengan sebutan Tuan Walker. Aku tak ingin Leon kembali kesal padaku karena aku terkesan tidak professional ketika berada di kantor.
"Tuan Walker sedang pergi makan siang bersama Tuan Alba." Ucap Anthonny.
Jadi, Leon pergi bersama Tuan Alba? Aku mengerti, Leon tentunya tak akan dapat menolak ajakan makan siang mendadak bersama petinggi perusahaan ini.
"Kapan mereka akan kembali?" Tanyaku. Kuharap aku masih memiliki beberapa menit terakhir untuk berbicara dengan Leon sebelum waktu makan siang usai.
"Mereka akan kembali pada jam dua." Balas Anthonny.
"Waktu yang cukup lama untuk hanya sebuah makan siang." Komentarku.
Argh! Tuan Alba benar-benar menghancurkan rencana makan siangku dengan Leon.
"Sebenarnya, setelah makan siang mereka berdua akan pergi mengunjungi galeri lukisan." Ucap Anthonny. "Tuan Alba mengajak Tuan Walker untuk membantunya memilihkan sebuah lukisan untuk menghiasi ruangannya."
"Sepertinya Tuan Alba benar-benar memanfaatkan anak buahnya dengan baik. Bahkan ia memakai waktu istirahat pekerjanya untuk melakukan hal yang ia inginkan." Ucapku. Sepertinya caraku berbicara menjadi semakin mirip dengan sekumpulan karyawan penggosip yang ada di Dreamcity.
"Bukan seperti itu, Tuan Walkerlah yang menawarkan bantuannya kepada Tuan Alba. Bahkan Tuan Walker memintaku untuk mengosongkan jadwalnya untuk saat ini sejak sebulan sebelum ia datang ke tempat ini." Ucap Anthonny.
Tunggu?! Itu tandanya Leon mengajakku makan siang di kala ia telah memiliki janji dengan Tuan Alba. Apa yang ada dipikirannya? Apa ia sedang membuat lelucon untukku?
"Sepertinya Nona Reed terlihat mengenal Tuan Walker. Apa Nona Reed memiliki hubungan khusus dengan Tuan Walker?" Tanya Anthonny sembari merapikan berkas-berkas yang berada di atas meja kerja Leon.
Pertanyaan yang dilemparkan Anthonny berhasil membuatku terdiam sejenak.
Hubungan khusus? Tentu saja kami memilikinya.
***
Tbc.
Finally, berhasil up lagi *ngelap keringet* maaf ya.. kalo aku blm sempet balas komentar kalian... Mata udah sepet banget -_-
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro