13
"Jillian, kau dipecat!" Ucap Daddy tegas.
"Tu... Tunggu Daddy! Apa aku melakukan kesalahan?" Balasku. "Apa kau lupa? Akulah yang membuat pemasukan perusahaan menjadi berkali lipat dalam beberapa bulan terakhir." Aku menyombongkan diriku di hadapan Daddy. Aku sangat tak terima jika aku benar-benar dipecat.
"Duduklah." Pinta Daddy sembari menunjuk ke sebuah kursi tamu yang ada di depan meja kerjanya.
"Bagaimana bisa kau berpikir untuk memecatku?" Ucapku geram. "Aku bekerja dengan sangat ba..."
"Duduk Nona Reed!" Ia memotong pembicaraanku. Dari cara Daddy memanggilku dengan menggunakan nama keluarga kami, aku yakin ia kesal terhadapku. Kesal karena aku begitu keras kepala sama seperti dirinya.
Akhirnya kuturuti perintahnya untuk duduk menghadapnya. "Kupikir memecatku adalah ide yang buruk." Ucapku pelan.
"Aku tahu. Kau ingin menjadi pemimpin yang disegani." Balas Daddy sembari merapikan dasi abu-abu yang dikenakannya.
"Jadi, kau memecatku karena aku baru saja memecat orang lain?" Aku kembali membahas mengenai ucapan Daddy sebelumnya yang hampir saja membuatku terkena serangan jantung.
"Ia melakukan kesalahan." Ucapku membela diri.
"Tidak, aku tak memecatmu." Balas Daddy singkat. Kalimat itu berhasil membuatku menghela nafas panjang. Syukurlah.
"Aku hanya mencoba membuatmu merasakan di posisi yang sama dengan pegawai yang baru saja kau pecat. Jadi bagaimana rasanya?" Tanya Daddy.
"Sedikit kesal." Balasku singkat.
"Aku tak yakin itu hanya sedikit. Bahkan kau sedikit berbicara dengan nada tinggi padaku. Apa kau ingin kulaporkan pada Mommy?" Daddy memaksaku untuk mengakui bahwa aku cukup marah padanya ketika ia berkata bahwa ia memecatku.
"Baiklah. Aku mengaku jika aku marah padamu." Ucapku singkat.
"Mungkin karena kau adalah anakku, kau cukup berani untuk berteriak padaku. Tapi bagaimana jika posisimu seperti pria yang baru saja kau pecat?" Tanya Daddy.
Sejenak aku berpikir mengenai hal yang dikatakan Daddy-ku. Itu memang ada benarnya. "Ia pasti sangat marah padaku." Jawabku.
"Lebih tepatnya kecewa." Balas Daddy. "Apa kau tak memikirkan bagaimana ia akan membiayai anaknya yang baru saja masuk preschool?"
Jujur. Aku memang tak berpikir sampai sejauh itu. Aku hanya selalu beranggapan bahwa orang yang membuat kesalahan harus mendapat hukuman. Mungkin karena aku teramat disiplin pada diriku sendiri sehingga membuat pola pikirku seperti demikian.
"Kau masih harus banyak belajar Nak! Bagiku saat ini kau sama sekali belum siap untuk menjadi seorang pemimpin." Daddy menasehatiku.
"Aku berjanji aku akan memperbaikinya. Akan kujadikan diriku layak untuk menggantikan Daddy." Ucapku yakin. Ya. Bagaimanapun caranya, saat ini hanya aku satu-satunya yang dapat diandalkan untuk meneruskan perusahaan. Bukan pula Jean yang sedang menyelesaikan pendidikan kulinernya di Paris. Marie? Tentu saja bukan. Marie tak begitu pandai, aku khawatir ia akan mengubah seluruh tema taman bermain yang dimiliki perusahaan ini menjadi taman unicorn. Aku tahu ia masih tergila-gila dengan hewan fantasi itu walaupun ia sudah menjadi murid senior di sekolahnya.
Dan yang paling utama.... Tentu saja bukan Leon yang pergi dari rumah. Hanya aku yang dapat melakukannya. Seorang Jill harus dapat selalu diandalkan untuk keluarga dan adik-adiknya.
"Jika kejadian pemecatan itu merupakan kesalahan besar yang kuperbuat, sebagai karyawan Dreamcity aku bersedia diberikan sanksi." Ucapku.
Daddy tersenyum tak simetris setelah mendengar perkataanku. "Aku akan memikirkannya."
"Satu hal yang perlu kau ketahui Jill." Daddy menyilangkan jemari tangannya di atas meja. "Mengenai pamflet, tinta ungu adalah kesalahan dari pihak percetakan."
"Bagaimana kau bisa mengetahuinya?" Tanyaku. Aku cukup terkejut jika ia mengetahui hal sedetail itu.
"Pelajaran pertama, seorang pimpinan harus mengetahui dengan baik mengenai perusahaannya." Daddy melebarkan senyumannya.
***
Tbc.
Seharusnya up semalam. Tapi ketiduran dan bangunnya kaget karena udah jam 5 pagi :v. Semoga termaafkan yaaa..
Selamat akhir pekan. ;) Semoga akhir pekannya menyenangkan, ga kaya gue yang harus lembur sabtu minggu ngerjain proyek. #curhatcolongan
Kopi mana kopi :v
Salam mata panda :*
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro