Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

10


Leon bukanlah anak Daddy dan Mommy-ku. Namun seperti yang selalu kami perhatikan, Leon selalu diperlakukan seperti layaknya anak kandung mereka. Bukti terkuatnya adalah bagaimana Mommy dan Daddy menutupi hal itu sampai sekarang. Ia ingin kami memperlakukan Leon selayaknya saudara sedarah kami.

Sejak kemarin aku selalu memikirkan fakta yang dibicarakan oleh kedua orang tuaku itu, fakta mengenai Leon. Dan sejauh ini pekerjaanku adalah menyentuhkan jemariku ke ujung bibir bawahku. Otakku terus menerus memutar kejadian ketika Leon menciumku di lorong.

Hal itu bahkan membuatku kehilangan konsentrasi saat di dalam kelas sains.

Apa maksud dari semua ini? Di otakku penuh dengan Leon.

Jantungku kembali berdebar karena terus memikirkannya. Namun kali ini kubiarkan hal itu mengalir begitu saja. Baiklah, kali ini aku akan mengakui kepada diriku sendiri bahwa jantungku ini berdebar karena Leon. Ya, Leon seorang.

Kupikir sebelumnya aku memiliki 'kelainan' karena aku memiliki rasa lain kepada saudara lelakiku sendiri. Namun semenjak kudengarkan semua penjelasan Daddy mengenai seseorang yang bernama Davis Walker yang merupakan teman dekatnya, aku tahu diriku masih waras. Waras karena ternyata selama ini yang kusukai bukanlah saudara kandungku sendiri.

Ya. Suka.

Bolehkah aku menyebutnya seperti itu?

***

"Jill, kau sama sekali belum membicarakan mengenai kuliahmu pada Daddy dan Mommy." Ucap Jean sembari fokus menyetir, sesekali ia mengarahkan matanya dari jalanan ke arahku.

Apa yang dikatakan Jean memang benar, aku seakan masa bodoh dengan masa depanku saat ini. Aku sibuk memikirkan Leon, Leon dan Leon.

Walaupun ini sudah tiga tahun sejak aku tak lagi menatap wajahnya secara langsung, kurasa perasaanku semakin bertambah setiap kali kutatap fotonya yang ada di ponselku.

Leon kapan kau kembali?

"Kau tak mendengarkanku Jill?" Protes Jean kesal.

"Umm... Ya?" Balasku.

"Kau sangat aneh." Ledek Jean. "Akhir-akhir ini kau lebih sering melamun."

"Selain itu kau sering menggosok jari di bibirmu seperti sekarang." Komentar Jean. Sontak kuhentikan gerakan ujung jemari pada bibirku.

"Kau benar-benar aneh." Ledek Jean.

"Tunggu! Aku tahu sesuatu!" Ucap Jean. "Seseorang baru saja menciummu Jill. Dan kau tak dapat melupakan orang yang menciummu."

"Ti... Tidak!" Bantahku.

Ukh! Sial! Tebakan yang benar Jean.

Kupalingkan wajahku ke arah pintu mobil. Aku tak ingin Jean membacaku kembali.

Sejenak Jean terkekeh. "Tenang saja, aku pun pernah memiliki beberapa ciuman yang cukup sulit kulupakan."

"Beberapa?" Tanyaku memastikan maksud dari kata 'beberapa' yang ditekankan oleh Jean.

"Yap. Beberapa." Lalu Jean tertawa pelan. "Saudaramu ini sangat ahli mencium wanita."

"Pfft..." Kuberusaha menahan tawaku. Aku tak menyangka Jean yang cengeng sudah berubah menjadi seseorang yang ahli mencium wanita seperti yang ia katakan. Aku sama sekali tak mempercayainya.

"Jadi, katakan padaku, siapa pria yang membuat seorang Jill melamun setiap hari. Kuharap ia bukan Will dari klub rugby. Aku sangat kesal padanya, ia mengerjaiku ketika tidur di kelas." Ucap Jean.

"Tidak. Tenang saja, bukan Will orangnya." Jawabku.

"Sudah kuduga! Lihat! Secara langsung kau membenarkan tebakanku Jill!" Ucap Jean.

Sial! Aku terjebak olehnya!

"Katakan padaku jika ia meminta sesuatu yang lain darimu. Aku akan menghajar siapapun orang itu." Balas Jean.

"Apa alasan pria mencium seorang wanita?" Tanyaku.

Secara tak langsung aku menanyakan hal yang seharusnya kutanyakan kepada Leon. Mengingat Jean adalah seorang laki-laki, kuharap aku mendapatkan sebuah jawaban yang kucari walaupun hanya berupa gambaran yang samar.

"Alasan pertama adalah karena kami ingin melakukannya, walaupun tak begitu mempedulikan dengan siapa kami melakukannya. Dengan kata lain, itu adalah insting pria." Jawab Jean.

Tak peduli melakukan dengan siapapun? Apa itu jawaban untukku? Karena hal yang disebut insting pria.

"Dan yang kedua adalah karena kami menyukainya. Umm... Maksudku menyukai 'partner' kami. Alasan inilah yang membuat hal itu sedikit sulit dilupakan." Sambung Jean santai.

Atau... Karena Leon memang menyukaiku?

***

TBC.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro