Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

0.1 FM - AmikoRizuka


***

"Alvian!!! Matiin tv-nya buruan! Ayo, ini, loh! NPC Radio mau mulai!!!" Seperti biasa Julia berteriak dengan menggelegar sembari memboyong radio kecil kesayangannya. Ia menuruni tangga tergesa-gesa sampai-sampai tangganya terlihat seperti perosotan saja.

"Bisa, nggak, sih, nggak teriak kenceng kayak toa mesjid?" Alvian menggerutu kesal, lalu tetap menurut mematikan televisinya

"Hish! Ayo, kita dengerin! Kudenger dari OA Line NPC Radio, katanya tema kali ini spesial. Katanya yang bawain acara itu pengarang cerita kita! Biasanya, kan, Adhis, Shirei, Bong, dan Arin yang bawain acara!" Julia berkicau sendiri dengan semangat. Dia mulai memutar-mutar radionya mencari frekuensi yang pas.

Alvian memutar bola matanya dan berjalan menjauh dari Julia, mencari teman-temannya yang lain untuk ikut menghibur Julia mendengarkan siaran radio kesukaan gadis itu. Dipanggilnya beberapa orang yang ia lihat. Ada Ariana, Alen, Meriana, Ezekiel, Gabrielle, Tara, Rion, dan Dion.

"ASTAGA! TEMAN-TEMAN, AYO! UDAH MULAI, NIH!" Julia menjerit berteriak dari ruang tengah dan tetap terdengar nyaring di halaman belakang, dimana mereka yang lain berada di sana.

"Bisa dikondisikan, nggak, sih, suara makhluk itu?" Gabrielle menggerutu.

"Kalau bukan temanku, kubuat dia overdosis!" Alen ikutan menyeletuk.

Mereka semua akhirnya berkumpul di ruang tengah bersama dengan Julia yang terus-terusan memegangi radionya erat-erat, seakan-akan takut radionya meletus seperti balon hijau.

"Yak, kembali lagi bersama saya, Amuzair di radio kesayangan kita! Nusantara Pen Circle Radio 0.1 FM! Radionya anak nusantara!" Amu memulai siarannya. Entah yang lain mendengarkan siaran itu apa tidak, yang jelas Julia-lah yang paling bersemangat.

"Sekarang saya sendiri, seorang jomblo yang akan berada di sini dengan banyak percakapan tunggal selama kurang lebih paling banyak 1500 kata menemani kalian hari ini. Oke, tidak usah panjang kali lebar kita mulai saja tema kita kali ini, yaituuuuuuuuuu!!!!"

JENG JENG JEEEEEENG!!!

BAA DUMP TSS!!!

"JIKA ARUDA L TIADA!" Amu bersorak sorak dan membuat bunyi aneh sendiri. Entah menggaruk meja atau memukul-mukul sesuatu untuk menimbulkan suara meriah yang sudah dipastikan mengganggu.

"Kenapa temanya Jika Aru Tiada? Jangan tanya saya, saya pun juga tak tahu mengapa para crew di balik layar memilihkan tema ini. Dan notabene-nya saya juga tidak ada di layar, sih. Hahaha! Oke, garing! Kita mulai saja untuk tema kali ini, tema spesial, sehingga dengan spesial pula kita tidak mengundang narasumber dan secara menguntungkan mengurangi pengeluaran kami." Amu mulai menggila sendiri dengan semakin mengeluarkan bunyi-bunyi aneh.

"Untuk itu, karena ini spesial, kita akan meminta pendapat dari para pendengar untuk tema ini. Silakan kirimkan jawaban kalian ke nomor tak dikenal. Jawaban untuk tema "Jika Aru Tiada" apa yang kalian pikirkan, kalian bayangkan, kalian ingin katakan atau apapun itu setelah mendengar kalimat itu. Jawaban kalian sangat saya tunggu dengan mengirimkan chat ke nomor tak dikenal!"

Lalu, keheningan yang hakiki melanda semuanya. Semua yang mendengarkan. Semua yang berada di tempat siaran radio itu dan semua orang yang memang sedang mengeningkan diri sendiri.

"Udah? Gitu aja?" Ezekiel bertanya sembari mengerutkan alisnya.

"Kita tunggu! Tunggu saja!!!" Julia mash berusaha positif bahwa siaran kali ini tidak akan berhenti di situ.

"Yaelah! Mending kamu aja chat gitu, Tika!" Dion yang dari tadi diam, lalu menyahut.

"Ish! Gue nggak mau ketahuan penulis gue kalau gue fans berat siaran radio ini!" Julia mendesis ke arah Dion.

"Ya, kan, kamu bisa pakai nama samaran?" Rion menimpali.

Senyum miring-pun tersungging di wajah gadis itu. "Siniin hp kalian semua! Gue pinjem!" Julia langsung memalak begitu saja dan menarik ponsel Tara yang dari tadi terus berada digenggaman Tara, lalu ponsel yang lainnya juga diambilnu begitu saja tanpa mengatakan apapun.

Gadis itu mulai mengetik-ngetik di ponsel milik teman-temannya satu persatu. "Send! Send! Send!" Julia bergumam-gumam, diijuti teman-temannya yang hanya bisa menghela napas dan memutar mata mereka jengah.

"DONE!"

***

"Ya ampun, ya ampun! Sepertinya setelah penantian lama nan panjang, tak disangka kita dapatkan banyak pesan! Baiklah, langsung saja kita bacakan satu persatu!?" Setelah keheningan panjang yang hakiki akhirnya seseorang di balik radio itu mulai terdengar lagi suaranya. "Baiklah! Pesan pertama datang dari BONGkahan Kenangan ... "Kalau Aru nggak ada, mungkin aku akan mendapat gelar crew terannoying." Hah? Apa-apaan ini? Loh? Lah?" Amu di seberang radio sana terdengar bingung karena pesan yang didapat nampak ya dari orang yang dikenalnya.

"Oke oke ... pesan selanjutnya dari ... FRISCHies! "Kalau Aru nggak ada, crew akan bersorak kehilangan pemecutnya dan para calon pelamar kerjaan di sini akan senang karena seleksinya nggak aneh-aneh." Oh ... well ... nampaknya saya kenal lagi dengan orang ini." Amu mulai terdengar makin bingung.

Semua orang di ruang tengah rumah Alvian serentak memandangi Julia curiga. Julia yang diberi tatapan tersangka itu hanya cengegesan tak jelas dan tidak merasa bersalah atas kelakuannya.

"Lanjut, lanjut! Pesan selanjutnya dari AND DIE. Hah? Kenapa dari tadi namanya aneh semua?" Amu terdiam sejenak masih keheranan, nampaknya, tapi ia tetap kembali melanjutkan. Pesannya ... "Kalau Aru tiada, kamu hamil." YA AMPUN DARI TADI KENAPA PESANNYA GINI SEMUA??? APANYA YANG HAMIL? SIAPA YANG HAMIL? KENAPA HAMIL?" Lalu terdengarlah bunyi barang-barang pecah. Sepertinya Amu baru saja melempar mejanya. Sepertinya...

"Kita masih punya empat pesan lagi ... semoga isinya lebih bener. Ya, pesan selanjutnya dari sADHIStic, "Kalau aru nggak ada, nanti badut Parampa tidak semenyebalkan biasanya." Ini maksudnya badut depan kantor itu? Yang tiap hari Aru ajak main ke kantor? Ya ampun ... terima kasih atas semua ketidakberesan ini, teman-teman. Ya, lanjut pesan dari SHIREman rohani ... "Jika Aru tiada, NPC Radio akan kehikangan trollernya." Troller? Maksudnya yang alat bantu buat bawa bayi itu? Yang di dorong? Apa alat bantu di supermarket yang buat bawa barang belanjaan?"

"Ya ampun ... ternyata penulis kita sebodoh ini, ya?" Alen menyeletuk dan mengusap wajahnya pasrah. Lelaki itu hanya dapat menghela napas lelah karena mendengarkan siaran radio yang sama sekali nggak jelas.

"Mungkin kita harus demo untuk berhenti bekerja untuk perempuan gila itu?" Tara ikutan frustasi.

"Ayolah! Ini semua jelas-jelas kelakuan Julia!" Gabrielle menyahut lalu malah tertawa terbahak-bahak. "Kurasa tidak buruk juga mendengarkan siaran di radio ini. Cukup menghibur." lanjutnya.

"Selanjutnya kita dapatkan pesan dari Laisnackenak, "nggak tau. Nggak mikir, ah!" Oke, kalau gitu, nggak tau. Nggak mikir, ah, mau komen apa!" Amu berhenti sejenak, nampaknya perempuan itu mulai lebih stabil. "SELANJUTNYA PESAN TERAKHIR DARI VIONISAURUS ... "Jika Aru tiada... home alone nanti adiks." Err? Aku no comment buat yang satu ini .... Yak! Sudah semua pesan kita bacakan, sudah lebih 1020 kata kami menemani kalian semua! Akhir kata saya mau mengucapkan-- OH, WAIT, MASIH ADA SATU PESAN LAGI! Pesan kali ini dari ... Amuza...ir? Eh? Kok? "Jika Aru tiada, maka NPC Radio akan sangat merindukan dirinya dan kehilangan arahnya." Tunggu! Aku nggak pernah nulis ini ... ngapain rindu? A-aku ... ah, baiklah, kita tutup saja dulu episode spesial kali ini, untuk urusan setelah ini, nampaknya saya tahu siapa tersangka utamanya. Baiklah, sekarang sudah hampir 1100 kata saya menemani kalian di sini, semoga siaran kali ini cukup menghibur dan memberikan kesan kepada kalian semua. Dan semoga saja Aru nggak cepat-cepat tiada. Kuakui kita memang membutuhkannya. Well, akhir kata, sampai jumpa lagi di siaran selanjutnya, masih dengan kami semua di NUSANTARA PEN CIRCLE RADIO 0.1 FM! SAMPAI JUMPA! Dan-- Julia, tunggu aku di sana!"

GLEK!

Semua kembali menatap Julia yang mulai mundur teratur pelan-pelan. Gadis yang awalnya cengengesan tak jelas kini mulai menekuk wajahnya dan mulai berjalan mundur.

"SEMBUNYIKAN AKU, TEMAN-TEMAN! SEMBUNYIKAN AKU DARI AMUKAN PENULIS YANG TERKUTUK!!!"

--FIN--

Mohon maaf atas cerita yang garing dan nggak jelas ini. Nama dan tempat hanyalah sebuah kesengajaan dan ini hanyalah setengah fiktif. Jadi, kesamaan tokoh dan tempat silakan jangan mengamuk ke saya *kabur*

●Jika Aru tiada?

○Tidak akan ada lagi Aru yang lain yang bisa menggantikannya. Jadi, Aru cukup berperan bagi kami di sini, di tempat ini, NPC.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro