Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

9. CLOSE TO YOU

Haii, Mocha is back! Semoga part ini bisa menghibur kalian 🖤

Kalau habis baca part ini Jangan lupa SS + upload ke SG dan tag aku @mochaarine @javas.sadega dan @bentangbelia ya

Happy reading!

***

Janna Almahira menghabiskan satu jam terakhir dengan berdandan dan memilih outfit paling elegan untuk acara makan-makan sekelas hari ini.

Tidak sia-sia, Janna terlihat sangat cantik dengan bando pink di rambutnya yang berkilau, cardigan panjang dan midi skirt berwarna senada. Polesan makeup yang didominasi warna musim semi menambah kesan anggun pada wajah lugunya.

Tapi, apakah dengan dandanan seperti ini Javas akan memperhatikannya? Janna sontak menggelengkan kepala cepat-cepat. Kenapa ujungnya dia jadi memikirkan Javas terus sih! Dia kan dandan begini agar tidak terlihat jelek saja!

Lamunan Janna buyar begitu mendengar iPhonenya berdenting di atas meja rias.

Erika: Woi, Janna! Kamu di mana? Aku udah sampai di restoran, cepetan dong aku sendirian nih!

Janna: Aku udah mau sampe

Bohong, tentu saja. Janna tidak mau membuat Erika marah apalagi curiga karena kelamaan dandan.

Cepat-cepat Janna meraih baguette bagnya, lalu keluar dari kamar mewah bertema vintage coquettenya itu.

"Kakak berangkat!!" pamit Janna pada adik-adiknya yang masih molor. "Syakilaa, kunci pintunya!"

***

"Demi apa aku kena PHP? Giliran udah dateng Rika malah enggak ada. Ke mana itu anak?!" batin Janna panik saat sudah duduk bersama teman-teman sekelasnya di restoran.

Masalahnya Janna orangnya sangat awkward pada orang-orang yang belum terlalu dikenalnya, dan sekarang dia malu sendiri karena berdandan paling heboh, sementara yang lain hanya memakai kaos biasa.

Erika juga menyebalkan! Dia suruh ke sini buru-buru, tapi dia sendiri malah hilang waktu Janna datang. Dia sih bilang sedang di kamar mandi, tapi ini sudah lima belas menit!

"Sorry, gua telat." Suara berat yang familiar itu membuat nafas Janna tercekat.

Seorang laki-laki rupawan setinggi 180cm memasuki ruangan. Hari ini Javas Sadega terlihat sangat keren dengan rambut yang tertata rapi, jaket hitam, kaos putih, celana bahan serta ikat pinggang dan sepatu converse mahal miliknya.

Janna kira penderitaannya akan selesai sebentar lagi, tapi yang ada dia malah tambah jadi patung saat melihat Javas melangkah ke arahnya dan mengambil posisi duduk di kursi yang kosong yaitu di sebelah Aidan sahabatnya dan ... di depan Janna. Mereka berdua saling hadap-hadapan!!

Rasanya Janna nyaris tidak bisa bernafas tapi apapun yang terjadi, dia tetap harus bersikap normal di depan teman-temannya terutama Erika. Jangan sampai dia melakukan hal yang membuat semua orang curiga.

"Azeeek Javas udah dateng. Dah lengkap sekarang. Tinggal pesen. Mau pesen apa lo pada?" tanya Bara, ketua kelas mereka pada teman-temannya.

"Gue pesan steak premium yang wagyu, sama french fries, minumannya soda. Eh sama garlic bread enak kali," sahut yang lain.

Sementara Javas panas dingin sendiri melihat semua temannya memesan makanan yang super mahal. Rasa cemasnya datang kembali. Kalau dia pesan yang paling murah, yang lain tidak akan curiga, kan?

"Eh iya, btw, bokap lo kerja apaan?" tanya teman sekelas mereka, Fakhri pada salah satu temannya yang lain begitu selesai memesan makanan.

"Bokap gue pegawai negeri."

"Oh? PNS? Mantap sih." Fakhri melirik ke Javas. "Kalau lo, apaan Javas?"

"Kalau Papa gua sih pemilik perusahaan bangunan," jawab Javas spontan.

"Hah? Serius CEO bokap lo? Waaah, berarti bisa dong traktir kita kita." Fakhri terbahak.

"Iya, Vas. Sekali-kali traktir sekelas dong," timpal Bara membuat Javas seketika menelan ludah.

"Mampus gua, pake salah ngomong lagi! Kenapa gua jujur amat coba? Gila aja satu kelas, gua bayar pake apaan? Makanan aja gua pesen yang paling murah!" batin Javas panik.

"B—Bentar, gue kayaknya harus ke toilet dulu," pamit Javas membuat semua teman-temannya memperhatikannya, terutama Janna dan Aidan.

***

"Eish, kamu lama banget ke toiletnya! Aku malu tau enggak tau harus ngomong apa pas kamu enggak ada!" omel Janna ketika Erika baru datang dari toilet.

"Ya maaf, ini aja aku ke toilet gara-gara gugup. Oh iya, Na." Erika duduk di sebelah Janna, menggeser kursinya agar lebih dekat dan berbisik, "tadi pas aku ke kamar mandi, aku denger Javas lagi muntah-muntah."

Kedua mata Janna membulat. "H—Ha?"

"Kayaknya dia ngga enak badan, deh. Tapi dia malah dipaksa makan-makan bareng disini. Pasti dia malu dan enggak enak kalau pulang," bisik Erika.

"Eh, ini jadi siapa ini yang mau traktir?" tanya Fahri.

Janna meremas roknya gugup. Sepertinya Javas keberatan untuk membayari mereka semua. Apakah dia harus menolong Javas?

Dari ekor mata Erika, ia melihat Janna yang terlihat seperti akan inisiatif membayar tagihan satu kelas.

"Jangan bilang dia mau gantin si Javas buat traktir. Aduh enggak usah begitu juga kali kalau suka. Bener-bener deh ini anak," batin Erika.

Detik selanjutnya, Janna benar-benar berdiri dari kursinya untuk menawarkan diri namun tangannya dicekal oleh Erika terlebih dahulu. Erika pun ikut berdiri seraya berkata, "biar gue yang traktir."

"Hah? Kok tiba tiba dia yang mau traktir dia, kenapa deh? Cari muka ya haha," ledek Fahri sambil menahan tawa.

Aidan tiba-tiba menyelak, "oooh, gue tau kayaknya kenapa dia tiba-tiba mau traktir. Dia kemaren abis menang lelang beli Nendoroid esklusif."

Kedua mata Erika terbelalak. Bagaimana Aidan bisa tahu dia mau beli mainan wibunya itu? Padahal mereka sama sekali tidak pernah bicara...

"Nendoroid esklusif? Oalaah, figurin anime yang harganya mahal banget itu ya?" tanya teman-temannya yang lain. Seketika suasana jadi cair dan tidak canggung lagi.

"Wah gila ternyata lo yang menang? Kan itu cuma ada tiga doang di dunia. Pantesan aja tiba-tiba mau traktir."

"Aaaa ... I—Iya." Erika hanya menyengir tidak enak sambil melirik Aidan yang barusan membelanya. Aidan membalas dengan senyum.

Tahu dari mana Aidan? Tentu saja karena dia sering mengamati keadaan maupun orang-orang di sekitarnya. Erika salah satunya.

"Waaah, selamat deh! Parah lo Fahri, tadi bilang dia carmuk!"

"Parahh, parah!" Semua orang jadi berbalik menyalahkan Fahri. Suasana pun kembali hangat dan itu membuat Erika maupun Janna lega. Sepertinya dia harus berterima kasih pada Aidan nanti.

"Eh, kenapa jadi kamu yang traktir? Kan harusnya aku," bisik Janna pada Erika.

"Emang kenapa juga harus kamu yang traktir? Kan kalau aku ada alasannya. Emangnya kenapa kamu tiba-tiba mau traktir?" tanya Erika membuat jantung Janna nyaris copot. Gila saja kalau Erika tahu dia ingin melindungi Javas! Bisa-bisa diledeki setengah mati!

"Eh y—ya itu karna tiba-tiba mau aja ya, kan.
Ka—Kapan lagi ya, kan?" tanya Janna cengengesan.

Erika mendelik tajam. "Eish, dasar!"

"Hampir aja ketahuan," batin Janna.

***

"Udah kelar? Lama banget," ujar Aidan sambil melempar botol minum pada Javas.

"Lah? Kok lo ada disini—" Javas tercekat saat menerima botolnya yang ternyata isinya air panas. Lebih bodohnya lagi, Javas jadi menjatuhkannya hingga tumpah dan kaki mereka berdua jadi basah. "Aw! Aw! Aw! Panas!"

Ternyata air yang membasahi kaki mereka hanya air hangat saja. Javas saja yang lebay. Mana mungkin juga Aidan setega itu?

"Apaan sih gitu aja kaget hahaha!" ledek Aidan sambil menepuk bahu Javas.

"Lah mana tau gue tiba tiba dikasih air anget gini. Taunya panas kayak lahar gunung krakatau!"

Aidan terkekeh. "Ya siapa suruh lama banget di kamar mandi. Ketiduran apa gimana lo?"

"Tadi enggak enak aja perutnya. Awas ya lu ngelemparin gua mulu. Besok lu yang gua lempar," ancam Javas.

"Coba aja kalau bisa. Hahahaha!"

Diam-diam, Janna melihat Javas dari kejauhan. Dan Javas juga menyadari dirinya diperhatikan oleh Janna. Sayangnya, Javas sama sekali tidak peduli akan hal itu.

***

1-banyak kata buat part ini???

Spam komen buat next!!!

Spam komen buat akuuuuuu yang banyaaakkkkk biar aku semangat dan berkembang terus buat memuaskan kaliaaann!!!

Terima kasih sudah membaca dan mendukung aku, semoga kalian suka ceritanya! Ditunggu kelanjutan kisah Javas & Janna di next episode yaa <3

See you on the next part

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro