Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

10 - Benci?

Ardi memasuki ruang UKS, ia memegang kepala yang masih nyut-nyutan. Saat melihat guru yang bertugas tidak ada, kakinya segera melangkah menuju ranjang, lalu merebahkan diri. Sekarang ia hanya ingin tidur, berharap pusingnya segera menghilang.

Ardi tidak mengerti lagi, kenapa gadis itu selalu menjadikannya sasaran? Apa salahnya? Apa karena memberi jaket untuk menolong dia dari rasa malu? Bukankah seharusnya dia berterima kasih? Kenapa malah memusuhi seperti ini?

Ardi ... sungguh tidak bisa mengerti Reira. Gadis itu seperti sebuah pertanyaan tanpa satu pun rumus bisa digunakan untuk menjawabnya.

Ia mencoba memejam. Namun rasa pening luar biasa membuatnya sulit terbang ke alam mimpi. Sial sekali, niat pergi ke koperasi untuk membeli pulpen malah berakhir di ruang UKS. Semoga Ibu Alin tidak memberi nilai merah karena ia tidak kembali ke kelas.

Ardi menghela napas berat, andai punya teman dekat, pasti sudah ia kirimi pesan sejak tadi untuk mengabarkan keadaanya sekarang. Sayang, tidak ada satu pun orang di kelas yang mau memperhatikannya.

Ardi ... terlalu takut untuk memulai percakapan. Semua orang terlihat menyeramkan. Terutama para gadis yang selalu menatapnya tanpa berkedip, ditambah senyuman lebar mereka selalu berhasil membuat bulu kuduk Ardi merinding ngeri. Mereka seolah melihat mangsa yang siap untuk disantap.

Apa ia terlihat begitu mudah dirisak?

Ia ... rindu masa lalu. Andai bisa mengulang waktu, ingin rasanya kembali ke tahun-tahun di mana hanya perlu bermain setiap hari. Sebelum ayah pergi entah ke mana, sebelum ibu pindah ke rumah yang lebih mengerikan dari film horor Indonesia, sebelum kakaknya lebih sibuk dengan pekerjaan, dan sebelum kejadian mengerikan yang ia alami saat SMP.

Tidak, lupakan kejadian itu, Ardi! Kau harus bisa melangkah dari jurang gelap ini! Tidak semua orang sepertinya!

Ardi membalik badan, menghadap ke arah jendela di sisi kiri, daun-daun pohon Beringin bergoyang tertiup angin. Langit kelabu mencerminkan perasaannya saat ini.

Ia ... takut. Kalut. Semua terasa abu-abu. Apakah masih akan ada cahaya matahari esok untuk menerangi harinya?

Ardi tidak yakin.

Setelah tadi menjadi bulan-bulanan Reira, besok pasti akan semakin banyak orang yang datang untuk ikut merisaknya. Ia memang terlihat lemah dan payah. Kenapa tadi tidak ia lawan saja? Padahal Reira hanya seorang perempuan! Bagaimana mungkin ia tidak berani melawan seorang gadis?

Para penguasa sekolah pasti akan mencarinya besok. Dia pasti akan dijadikan bulan-bulanan seperti saat SMP! Ardi tidak mau. Kehidupan sekolah yang tenang akan segera berakhir. Segala kesusahan pasti akan dimulai besok. Padahal ia sengaja memilih sekolah paling jauh dari rumah agar bisa terbebas dari bayang-bayang masa lalu. Kenapa sekarang malah terulang lagi?

Semua ini gara-gara satu orang ... gadis itu!

Sejak berjumpa dengannya, semua keberuntungan Ardi telah menghilang. Ia berharap tidak akan pernah bertemu lagi dengannya.

Otaknya segera memikirkan cara bagaimana menghindari Reira. Ia juga memikirkan berbagai cara untuk menghadapi kemungkinan jika banyak orang yang datang untuk merisaknya.

Ardi mungkin tidak bisa melawan, tapi ia masih bisa menghindar.

Saat pikirannya sudah ruwet, Ardi telentang, lalu menghela napas panjang. Semua terasa memusingkan. Lagi-lagi ini karena satu orang.

Ardi mencoba mengingat, tapi ia benar-benar tidak tahu siapa nama gadis itu. Padahal ia akan mem-black list-nya dari kehidupan. Namun, ternyata tidak mengetahui namanya juga bagus, ia jadi tidak perlu mengotori otak dengan sesuatu yang menjijikan.

Ya, perasaan Ardi telah tumbuh untuk gadis itu. Perasaan membara yang membuatnya tidak ingin menatap muka gadis itu lagi. Perasaan bergejolak yang membuat hati menghitam

Ardi ... membeci gadis itu.

Sangat membencinya.

***

Reira yang sedang mencari keberadaan sang malaikat bersin. Lalu bertanya kepada diri sendiri dengan penuh percaya diri, "Siapa yang rindu sama gue, ya? Apa malaikat gue? Sampai ngomongin di belakang gini."

Ia lanjut mencari di semak-semak, siapa tahu malaikatnya itu kehabisan tenaga saat sedang terbang karena ia beri ucapan selamat siang dengan bola voli lalu jatuh ke taman bagian belakang yang rimbun pepohonan.

Tempat ini tidak terlalu jauh dari tempat dulu ia dihukum, hanya perlu berjalan dua menit lewat celah antara gudang alat kebersihan dan gedung sekolah. Orang-orang menyebutnya taman rahasia. Padahal kalau hampir semua orang tahu namanya bukan rahasia lagi. Tapi taman umum.

Taman ini sangat enak digunakan untuk istirahat, tidur, apalagi mojok. Suasananya sepi dengan pepohonan yang rimbun, walau banyak juga rumput liar karena tidak terlalu terurus. Enak untuk ngadem.

Tukang kebun terlalu fokus pada bunga-bunga kesayangannya, hingga tidak memedulikan taman ini. Terlebih karena tempatnya memang jarang dikunjungi.

Kenapa Reira mencari Ardi ke sini?

Ia tadi mengikuti malaikatnya yang berlari, tapi kehilangan jejak. Akhirnya di pertigaan yang menuju ke kantin, lorong kelas XI dan taman belakang, ia memilih untuk berbelok ke arah kiri. Biasanya insting Reira selalu benar. Benar membawanya ke jawaban yang salah total.

Ia terus mencari, tetapi sampai bel tanda istirahat berbunyi, Reira masih belum menemukan sang pujaan hati.

Ia menepuk dahi keras saat teringat tadi kabur dari pelajaran olahraga. Wali kelasnya pasti mencak-mencak nanti. Ia harus segera menyiapkan seribu alasan sebagai jawaban agar nilainya bisa terselamatkan.

Saat cacing-cacing di perutnya mulai bernyanyi meminta makan, ia pun memutuskan untuk pergi ke kantin saja. Malaikatnya akan ia cari lagi nanti. Kalau ingat tapi, soalnya ia kan juga harus masuk kelas. Bisa-bisa dicoret dari KK kalau ketahuan bolos kelas. Ih, Reira tidak mau!

Kalau sudah bukan bagian keluarga lagi nanti ia makan apa? Bagaimana nasib sekolahnya? Masa depannya? Masa harus menggembel? Reira enggak mau. Ia masih ingin bersekolah, dibeliin ini itu sama Ayah, diomelin saat ketahuan enggak belajar sama Ibu, dan membuat kakaknya mengabsen nama-nama anggota kebun binatang kala dijaili.

Ia juga tidak mau nilainya jelek karena bolos, minimal ia bisa jadi peringkat lima teratas dari bawah yang tidak semustahil masuk lima besar. Reira mengangkat tinjunya semangat, ia sudah bertekad untuk mengalahkan peringkat Zidan yang dapat ranking 10 dari bawah dan menghindar dari kemurkaan sang ibu yang selalu mengancam akan mendepak ia dari KK kalau dapat peringkat terakhir.

Yosh, semangat Reira!

tbc.

Makasih udah mampir!
ありがとうございまう!!!

Semoga kamu enggak bosen-bosen banget sama ceritanya, ya!

btw, mampir ke ceritanya jodohku, yuk! Judulnya Another You, menceritakan Nala yang mendapat sebuah misi untuk kembali ke masa lalu. Misinya apa? Ada deh. Baca aja, ya, mwehehe.

Daaaaannn, khusus episode hari ini ada Reira juga loh di sana, langsung cek aja ke work-nya Zeanisa_, ya!

Sekian, ♥️.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro